Sebagai makhluk sosial, tentu kita nggak lepas dari interaksi dengan manusia lain di muka bumi ini. Semakin lama kita hidup di dunia, semakin banyak pula pengalaman kita dalam memahami karakter orang lain. Namun, tak jarang kita sendiri keblondrok atau terjerumus dengan kalimat-kalimat yang mengandung kebohongan di sekitar kita. Kalimat yang terdengar sepele, dan bahkan tidak dianggap sebagai kebohongan oleh yang mengucapkannya. Tapi, kalau kita yang kena, kok, berasa apes juga.
Berikut adalah lima kalimat yang sebaiknya nggak usah kita percaya, apalagi sampai dimasukkan ke dalam hati.
Kalimat penuh kebohongan pertama, “Aku lagi OTW, nih.”
Salah satu hal yang sudah membudaya di negara ini adalah jam karetnya. Hal tersebut bahkan dianggap wajar. Saking wajarnya, apabila kita janjian pukul 9 pagi, orang akan berasumsi bahwa itu artinya kita harus berangkat dari rumah jam 9 pagi. Perkara tiba di tempat tujuan jam berapa, hanya Tuhan yang tahu.
Oleh karena itu, jika kita punya janji untuk bertemu dengan teman, kita tidak boleh serta merta berekspektasi bahwa pertemuan itu akan berlangsung mulus. Bisa jadi, ketika kita sudah tiba lebih dulu di tempat tujuan pada waktu yang telah ditentukan, teman kita sebenarnya belum mandi. Namun, karena merasa sungkan, akhirnya ia mengetik “OTW” di pesan WhatsApp-nya. Mungkin memang benar dia sedang OTW, tapi OTW ke kamar mandi.
Namun, hal itu bukan berarti kita boleh menyepelekan perkara waktu janjian ini. Saran saya, kita harus tetap jadi pribadi yang tepat waktu agar perlahan-lahan budaya jam karet ini bisa dihilangkan.
Kalimat penuh kebohongan kedua, “Untuk proses selanjutnya akan segera kami kabari.”
Kalimat yang berbau PHP ini pasti nggak asing di telinga para jobseeker. Sudah menaruh harapan begitu tinggi agar segera terbebas dari status tunakarya, namun ternyata masih harus menunggu setidaknya maksimal dua minggu setelah dilakukannya wawancara kerja. Itu pun kalau benar-benar diberi kabar.
Jika mendengar kalimat seperti itu, boleh-boleh saja percaya, namun sebaiknya jangan menaruh ekspektasi terlalu banyak. Kalau sampai lebih dari dua minggu dikacangin HRD, sebaiknya pelan-pelan belajar ikhlas sambil tebar jala di tempat lain.
Kalimat penuh kebohongan ketiga, “Pakai uangmu dulu ya, besok aku ganti.”
Kalimat sakti ini biasanya dikeluarkan oleh orang yang entah malas atau lupa membawa dompet, lalu ketika membeli sesuatu, ia menganggap teman-temannya sebagai dompet berjalan.
Memang tidak semua orang seperti ini. Banyak, kok, yang benar-benar kelupaan membawa dompet dan setelah itu benar-benar mengganti uangnya. Namun, saya termasuk orang yang percaya bahwa ketika kita meminjamkan uang ke orang lain, maka kita harus mengikhlaskan sejumlah uang tersebut dan menganggapnya sudah bukan milik kita lagi. Bukannya apa-apa, tapi sebagai orang nggak enakan, biasanya saya sungkan kalau menagih secara terang-terangan. Maka opsinya hanya ada dua, yaitu ikhlaskan atau jangan pinjamkan sama sekali.
Kalimat penuh kebohongan keempat, “Satu lagi langsung berangkat nih, Dek!”
Begitulah ucap abang-abang sopir angkot yang sedang ngetem menunggu penumpang. Sebagai mantan anak berseragam sekolah yang polos dan lugu, tentu saja saya juga pernah terhasut rayuan maut ini. Eh, nggak tahunya saya masih harus menunggu setidaknya 20 menit sampai angkot benar-benar berjalan. Ya, nasib.
Sering kali saya menunjukkan empati saya kepada sopir angkot tersebut dengan cara sabar menunggu. Ya gimana lagi, lha wong saya sudah terlanjur duduk manis di dalam angkotnya. Lagi pula, jika memang saat itu kondisinya memang masih banyak kursi kosong di dalam angkot, saya sangat maklum dan merasa kasihan. Namun, kalau kursi sudah terisi penuh namun sang sopir nggak kunjung menginjak pedal gas, rasanya saya ingin misuh-misuh juga, sih. Kan ada juga, tuh, sopir angkot yang berprinsip kalau belum ada yang berdiri bergelantungan di angkotnya, maka artinya angkot itu masih dianggap belum penuh, sekalipun semua kursinya sudah terisi.
Kalimat penuh kebohongan terakhir, PPKM diperpanjang hingga 6 September 2021
Dear Pak Presiden, tolong hentikan semua omong kosong ini. Tertanda, rakyat negara Wakanda.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.