Apa pencapaian terbesar kalian ketika lulus dari SMA? Sudah saya duga, kalian pasti akan menjawab foto yang dipajang di banner depan sekolah bertuliskan telah diterima di Perguruan Tinggi Negeri alias PTN. Sebelas dua belas sama baliho caleg yang terlihat besar lengkap dengan wajah sumringah dan nama terangnya itu.
Saya sampai heran, sebenarnya apa sih motivasi terbesar sekolah memajang wajah alumninya di sebuah banner yang menerangkan bahwa mereka diterima di PTN. Tiap saya melewati sekolah, banner terbesar yang terpasang di depan sekolah selain informasi PPDB adalah daftar nama siswa, foto, dan nama PTN yang menerima alumni sekolah tersebut.
Ngapain sih pake majang-majang gituan? Apa korelasinya dengan proses pembelajaran? Nggak ada, kan? Yang ada malah pemborosan uang lembaga yang hanya digunakan beberapa bulan, kemudian dibuang. Saya tuh sampai bosan, beberapa bulan belakangan, setiap ketemu sekolahan, mereka pasti memajang banner serupa. Udah kayak kontestasi perlombaan aja, atau bahkan ajang pamer alumni pada khalayak.
Kesuksesan alumni tak diukur dari diterimanya di PTN
Ya, saya memahami bahwa tolok ukur pencapaian tertinggi sebuah lembaga sekolah adalah ketika alumninya mencapai kesuksesan, sejahtera, hidupnya ayem tenteram, dll. Itu sebuah prestasi bagi sekolahan. Tapi, bukan berarti siswa diterima PTN menjadi satu-satunya prestasi bagi lembaga sekolah.
Menurut saya, keterima kuliah di PTN itu nggak menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Itu hanyalah satu dari ribuan jalan danproses yang dapat ditempuh alumni untuk melakoni hidup. Hanya secuil dari sekian variabel. Kuliah itu masih prosesnya, bukan kesuksesannya. Dan akan menjadi problematis ketika mereka yang memilih kuliah dianggap lebih baik daripada mereka yang nggak memilih kuliah.
Ini tentu PR bagi lembaga sekolah mengenai paradigma keberhasilan siswanya. Bagaimana sekolah memandang, mengapresisasi, atau lainnya kepada seluruh alumninya, nggak hanya yang kuliah di PTN. Jangan pilih kasih, dong. Tuh lihat mereka yang setelah lulus kemudian bergulat dengan dunia kerja, mereka yang menggelar lapak usaha, atau mereka yang melanjutkan proyek keluarga. Di mana peran sekolah untuk itu semua? Kok merhatiin yang kuliah aja?
Lagian, mereka yang lanjut kuliah itu hanyalah 30 persen, sedangkan 70 persen sisanya nggak melanjutkan kuliah. Nah, lantas dibawa ke mana 70 persen itu? Nggak mau diperhatiin? Diabaikan begitu saja? Atau bahkan mengistimewakan yang hanya secuil itu, yang lanjut kuliah hingga dibuatkan banner khusus.
Baca halaman selanjutnya
Kenapa yang dipajang cuma nama alumni yang masuk PTN? PTS gimana?