Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sejarah Terowongan Lampegan dan Misteri Keberadaan Nyi Sadea

Muhammad Afsal Fauzan S. oleh Muhammad Afsal Fauzan S.
18 Januari 2022
A A
Sejarah Terowongan Lampegan dan Misteri Keberadaan Nyi Sadea

Sejarah Terowongan Lampegan dan Misteri Keberadaan Nyi Sadea (pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang pernah naik kereta api dari Cianjur ke Sukabumi atau sebaliknya? Kalau pernah pasti nggak asing dengan Terowongan Lampegan. Ternyata, Terowongan Lampegan memiliki sejarah yang unik dan menarik. Bahkan, misteri dan mitos-mitos yang ada di dalamnya pun cukup mampu membuat bulu kuduk berdiri kalau melewati terowongan tersebut.

Menurut beberapa sumber, terowongan sepanjang 39 kilometer ini dibangun pada 1879-1882 untuk mendukung jalur rute Bogor-Sukabumi-Cianjur-Bandung. Terowongan ini berada di Pasir Gunung Keneng, Desa Cibokor, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pihak yang membangun terowongan angker ini adalah Perusahaan Kereta Api Negara Staatsspoorwegen (SS).

Nama Lampegan sendiri masih menjadi perdebatan sampai sekarang mengenai filosofis dan asal muasalnya. Ada yang menyebut nama itu diambil oleh mandor proyek bernama Van Beckman selalu berteriak “lamp pegang!” saat masuk ke terowongan untuk memantau para pekerjanya.

Ada pula cerita yang mengatakan Lampegan berasal dari masinis yang selalu berteriak “lampen aan!” setiap kali kereta memasuki salah satu terowongan tertua di Indonesia tersebut. Teriakan itu bermaksud agar para anak buahnya menyalakan lampu karena pastinya situasi akan gelap ketika memasuki terowongan.

Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa nama Lampegan berasal dari nama pemukiman yang sama-sama bernama Lampegan yaitu berupa gunung dan perkebunan. Hal ini yang disebut-sebut sebagai asal muasal nama Terowongan Lampegan.

Selain itu, ada juga versi yang mengatakan bahwa Lampegan berarti sejenis pohon kecil. Teori ini muncul berdasarkan kamus Sunda-Indonesia pada 2011 lalu yang disusun oleh R. Satjadibrata. Menurutmu versi mana yang lebih masuk akal?

Konon katanya, proses pembangunan terowongan ini cukup menyulitkan. Sebab, harus menembus Gunung Kancana. Akan tetapi, pembangunan bisa berjalan lancar setelah bagian tengah bukit itu diledakan dengan dinamit. Lampegan pun bisa digunakan pada 1882 dan diresmikan oleh pemerintah Hindia-Belanda dan para juragan-juragan lokal yang ada di sana.

Katanya, untuk memeriahkan persemian Terowongan Lampegan, diundanglah seorang penari ronggeng tersohor bernama Nyi Sadea. Penari itu bersama dua rekannya menari sambil diguyur rintik hujan. Konon, ia mengenakan kemben merah dan selendang berwarna kuning.

Baca Juga:

Cianjur Sisi Selatan Masih Bobrok dan Belum Layak Jadi Kabupaten Baru, Mending Dipikir Ulang

Keresahan Saya Jadi Orang Cianjur, Daerah dengan SDM Terendah di Jawa Barat: Nggak Terima, sekalipun Itu Benar

Ada panggung kecil yang menjadi tempat Nyi Sadea dan kawan-kawan menari. Menjelang tengah malam, pertunjukan pun selesai dan ia pun berteduh di terowongan sambil menunggu hujan deras mereda. Namun, tak lama kemudian, Nyi Sadea mendengar suaranya dipanggil. Akhirnya, ia berjalan memasuki terowongan namun malah menghilang entah kemana tanpa ada yang mengetahuinya.

Konon katanya, Nyi Sadea menjadi istri oleh pemimpin makhluk gaib yang ada di terowongan angker tersebut. Dengan kata lain, Nyi Sadea menjadi tumbal proyek pembangunan Terowongan Lampegan. Tumbal proyek ternyata bukan berasal dari warga asli Indonesia, orang-orang Belanda pun ternyata percaya dengan hal itu.

Alhasil, muncullah berbagai spekulasi dan cerita-cerita mistis dari warga lokal mengenai Nyi Sadea ini. Ada yang mengatakan bahwa penari cantik itu dibunuh dan tubuhnya ditanam di salah satu dinding terowongan. Kebayang kalau kalian naik kereta dari jalur Cianjur-Sukabumi, lalu melihat sesosok perempuan di dinding, mungkin itulah dia, hihihi.

Sebab, warga lokal lainnya menyebut kalau Nyi Sadea ini sering gentayangan dan menjadi penghuni gaib Terowongan Lampegan. Ia kerap terlihat berdiri di dalam terowongan dengan penampilan yang cantik berkebaya warna merah.

Menurut salah seorang teman saya yang merupakan penggemar kereta api atau railfans, di atas Terowongan Lampegan, warga lokal di sana kerap menyembelih domba berwarna hitam sebagai ritual di hari-hari tertentu. Entah apa maksud dari ritual itu, tapi hal ini membuat terowongan tersebut semakin angker bukan main. Berani nggak lihat jendela pas naik kereta api ke sana?

Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2022 oleh

Tags: cianjurnyi sadeasukabumiterowongan lampegan
Muhammad Afsal Fauzan S.

Muhammad Afsal Fauzan S.

Penulis, Digital Creator, Copywriter.

ArtikelTerkait

Kesaksian Korban Gempa Cianjur Maaf, Kami Terlambat Membawamu ke Rumah Sakit Terminal Mojok

Kesaksian Korban Gempa Cianjur: Maaf, Kami Terlambat Membawamu ke Rumah Sakit

24 November 2022
Sisi Gelap Sukabumi Calo Loker Patok Tarif 20 Juta! (Unsplash)

Calo Loker di Sukabumi Mematok Tarif Sampai 20 Juta, Membuat Angka Pengangguran Tak Kunjung Turun

21 Maret 2024
mengenal bahasa widal, bahasa walikan dari sukabumi mojok.co

Mengenal Bahasa Widal, Bahasa Walikan dari Kota Sukabumi

1 September 2020
Cianjur Berduka: Hancur oleh Gempa, Dikubur oleh SARA dan Preman

Cianjur Berduka: Hancur oleh Gempa, Dikubur oleh SARA dan Preman

1 Desember 2022
Panduan Lengkap Menuju Situ Gunung Suspension Bridge Sukabumi: Rute, Transportasi, dan Biaya yang Harus Dikeluarkan Wisatawan

Panduan Lengkap Menuju Situ Gunung Suspension Bridge Sukabumi: Rute, Transportasi, dan Biaya yang Harus Dikeluarkan Wisatawan

15 Juli 2023
Gunung Mananggel, Tapak Kaki Misterius, dan Suara Gamelan yang Bikin Merinding

Gunung Mananggel, Tapak Kaki Misterius, dan Suara Gamelan yang Bikin Merinding

12 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.