Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Segera Keluar dari Lingkaran Pertemanan Toxic Sebelum Kamu yang Dianggap Toxic

Ayu Octavi Anjani oleh Ayu Octavi Anjani
29 November 2020
A A
panji petualang pertemanan hubungan toxic mojok

pertemanan hubungan toxic mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Pertemanan toxic memang ada di mana-mana. Di sekolah, di kampus, bahkan di kantor. Lingkungan pertemanan toxic ini kadang sulit memang untuk dihindari. Serba salah kayak lagunya Raisa Eh, tapi memang benar lho. Soalnya saya mengalami juga.

Sudah tidak asing bagi saya berada di lingkungan yang tak menyenangkan tersebut. Dikelilingi orang-orang asing yang toxic sudah jadi makanan sehari-hari. Teman-teman seperti itu juga banyak. Sudah biasa saya berkutat dengan bermacam-macam jenis teman. Mulai dari yang bermuka dua sampai yang julidnya setengah mati.

Waktu SMA saya dikelilingi dengan teman-teman yang cukup toxic. Mereka ini kebanyakan anak laki-laki yang hobinya berantem dan nggak jarang bully teman perempuan yang mereka nggak suka.

Nggak hanya pertemanan, saya juga seringkali terjebak dalam hubungan percintaan yang toxic. Hadeh. Ini sih sudah jadi hal biasa. Namun, hubungan percintaan toxic yang saya alami tidak menjurus ke hal-hal yang berbahaya. Tapi, cukup membuat trauma bagi saya hingga hari ini. Ah sudahlah memang lingkungan toxic itu ada di mana-mana.

Ketimbang hubungan percintaan yang toxic, saya lebih sering terjebak dalam hubungan pertemanan yang toxic. Untungnya sekarang saya sudah menjalani hubungan percintaan yang jauh dari kata toxic. Hehe. Nah, tapi ini dia lingkungan pertemanan toxic ini yang masih sulit diatasi. Sebab, banyak keraguan antara ingin keluar atau bertahan. Dilema yang cukup berat.

Manusia kan makhluk sosial, nggak bisa hidup sendiri. Apa-apa butuh bantuan orang lain tentunya. Kalau nggak ada orang lain yang bantu, ya siapa lagi? Masa kucing tetangga. Kan nggak mungkin. Sialnya kita ini sering terjebak dalam hubungan pertemanan yang racun banget alias toxic buat diri kita dan orang lain. Apalagi kalau posisinya kita ini tipe orang yang hanya memperhatikan tanpa melakukan apapun. Istilahnya kayak pendengar yang baiklah. Begitu ya.

Eits jangan salah lho, meskipun kita cuma jadi pendengar yang baik, duduk anteng dengar cerita teman-teman segeng ngomongin pacar orang yang ganteng atau cantik, kita juga bisa dianggap toxic lho sama orang lain. Ya, iyalah lingkungannya saja sudah toxic. Mau bagaimanapun tetap akan dianggap toxic.

Saya pernah berada di satu lingkup pertemanan yang benar-benar toxic. Teman-teman saya itu hobinya ngomongin orang melulu. Kadang saya bingung menanggapinya bagaimana. Saya nggak pernah mau terlibat menjelek-jelekkan orang lain. Lha wong faktanya saja saya nggak tahu main ngata-ngatain orang lain saja. Toh juga orang itu nggak merugikan kehidupan saya dalam aspek apa pun. Jadi ya saya berusaha menjauh dari teman-teman saya yang seperti itu.

Baca Juga:

Mau Diakui atau Tidak, Pemain Mobile Legends Indonesia Memang Toxic

Anggapan LinkedIn Sosmed Toxic Hanyalah Kedok bagi Mereka yang Nggak Siap Menghadapi Dunia Profesional

Beda lagi dengan teman saya yang memang dasarnya tipe orang yang nggak enakan. Sulit sekali buat dia untuk keluar dari lingkungan pertemanannya yang toxic. Dia sampai minta saran saya perihal ini. Gini saya ceritakan sedikit ceritanya kenapa dia menganggap pertemanannya sangat toxic.

Jadi gini ya, teman saya ini perempuan punya dua orang teman yang juga perempuan, sebutlah si A dan si B. Si A ini punya pacar yang tentunya laki-laki dong ya. Nah, si B ini ternyata selingkuh dengan pacar si A. Wah. Lebih parahnya adalah mereka melakukan hubungan yang lebih jauh. Cukup tidak usah saya jelaskan hubungan yang bagaimana ya. Kalian pasti tahu apa maksud saya.

Apa sudah gila mereka bertiga punya rasa dalam satu lingkup pertemanan yang sama. Singkat cerita teman saya ini merasa bersalah karena dia mengetahui hubungan terlarang temannya dengan pacar teman satunya lagi. Teman saya merasa bahwa dia menyakiti hati teman perempuan yang dikhianati itu. Teman saya berusaha untuk keluar, namun dia merasa ragu dengan alasan nggak enak dan takut sulit berhubungan lagi kalau sewaktu-waktu butuh bantuan.

Hmm… saya berusaha memposisikan diri sebagai teman saya. Tapi, saya rasa memang sesulit itu ya keluar dari pertemanan yang toxic. Apalagi dengan kasus yang saya ceritakan barusan. Wah. Kalau saya jadi dia mungkin saya akan ambil tindakan langsung.

Saya akan beri tahu pacar si laki-laki bahwa dia memiliki hubungan terlarang dengan teman saya satunya lagi. Persetan dengan hubungan pertemanan hancur nantinya. Saya lebih nggak tega teman saya dikhianati seperti itu. Bayangkan saja. Bagaimana seorang teman apalagi sesama wanita bisa mengkhianati sesama wanita lainnya.

Dengan senang hati saya akan meninggalkan hubungan pertemanan seperti itu. Sebab, kalau tiba-tiba si perempuan yang dikhianati itu tahu yang sebenarnya, lalu teman saya disalahkan gara-gara diam saja seolah-olah nggak tahu apa-apa akan dianggap toxic. Nah, itu masalahnya. Dia juga akan dianggap biang masalah. Dianggap nggak setia kawan. Dianggap jahat. Ah, gilak. Serumit itu pertemanan toxic. Jauh-jauh deh!

Teman saya ini akhirnya bercerita bahwa dia selalu merasa cemas dan stress karena ada di lingkup pertemanan yang toxic seperti itu. Mungkin bagi sebagian orang itu hal biasa. Nggak perlu dipusingkan karena itu bukan masalah dia. Tapi, bagi dia itu sangat buruk dan membuat dia selalu merasa nggak enak ada di lingkungan semacam itu.

Nggak bisa dimungkiri kadang kalau kita sudah nyaman dengan satu lingkup pertemanan, kita akan melakukan apapun supaya pertemanan kita tetap bertahan sampai kapanpun. Bahkan kalau yang benar-benar mencintai lingkup pertemanannya akan berjanji untuk terus bersahabat selama-lamanya. Wah. Keren juga.

Begitu juga dengan pertemanan yang toxic. Kita yang awalnya polos tidak pernah ghibahin orang, nggak pernah mabok, nggak pernah jadi fuck girl/boy, dan nggak pernah melakukan hal-hal buruk lainnya. Bisa jadi berubah karena ikut arus pertemanan yang buruk. Kita pun akan dianggap punya kelakuan yang sama oleh orang lain.

Jadi sebelum saya dan kamu dianggap toxic, segeralah keluar dari lingkaran yang buruk dan nggak baik buatmu!

BACA JUGA Yamaha Vixion: Motor yang Mudah Dicintai dan Bikin Nyaman Pengendaranya atau tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 November 2020 oleh

Tags: hubungantoxic
Ayu Octavi Anjani

Ayu Octavi Anjani

Mahasiswa akhir yang hobi makan dan nulis.

ArtikelTerkait

Buanglah Khayalan Romantis Pernikahan kalau Masih Serumah dengan Mertua terminal mojok.co

Lebih Baik Menikah atau Melajang? Pertimbangan Memilih Hidup Sesuai Kondisi Pribadi

2 Mei 2019
Magang di Pengadilan Agama Bikin Saya Lebih Realistis dalam Memandang Pernikahan broken home

Ditinggal Nikah Itu Biasa Saja, tapi Kesedihannya Perlu Dirayakan

2 November 2020
Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

Jasa Merangkai Kata yang Laris Manis: Kok Bisa?

7 Agustus 2019
Anggapan LinkedIn Sosmed Toxic Hanyalah Kedok bagi Mereka yang Nggak Siap Menghadapi Dunia Profesional Mojok.co

Anggapan LinkedIn Sosmed Toxic Hanyalah Kedok bagi Mereka yang Nggak Siap Menghadapi Dunia Profesional

8 Agustus 2024
Seni Mencintai Ala Erich Fromm yang Bagus buat Rujukan Yang-yangan terminal mojok.co

Soal Cinta Kita Semua Biadab

31 Mei 2019
Alasan Historis, Logis, dan Klinis di Balik Kecintaan Pada Momen Ambyar terminal mojok.co

Tentang Mantan yang Tak Bisa Digantikan Pasangan Anyar

13 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.