Sedap Malam Ciputat: Dibenci Sekaligus Dicintai Penghuninya

Sedap Malam Ciputat Dibenci Sekaligus Dicintai Penghuninya (Unsplash)

Sedap Malam Ciputat Dibenci Sekaligus Dicintai Penghuninya (Unsplash)

Saya mencintai, sekaligus membenci daerah bernama Sedap Malam Ciputat, khususnya saat kali pertama kuliah di sana. Daerah tersebut terletak di Pisangan, lebih tepatnya di belakang Madrasah Pembangunan dan Asrama Putra dan Putri UIN Syarif Hidayatullah.

Saya pernah ngekos di sana saat masih menjadi mahasiswa. Banyak pengalaman pahit maupun manis di sana. Walaupun hanya sekadar singgah, Sedap Malam Ciputat adalah bagian dari hidup saya. Sebagai seorang yang pernah hidup di sana, izinkan saya menceritakan lebih dan kurangnya tempat tersebut. 

Jalur di daerah Sedap Malam Ciputat itu sempit dan terkesan kumuh

Sedap Malam Ciputat tidak seperti lokasi lainnya di sekitar UIN Jakarta. Tidak seperti Semanggi yang jalurnya masih cukup untuk lewat mobil dan di beberapa wilayah termasuk rindang. Tidak seperti Kertamukti yang strategis, dekat Kampus 1 atau Kampus 2 atau sekitar Situ Gintung yang penuh dengan kosan/kontrakan mewah. 

Yah, Sedap Malam mungkin adalah tempat yang paling menyedihkan. Jalanan kecil, hanya muat motor. Bahkan ada yang hanya yang muat satu orang. Sudah gitu, banjir selalu menghantui. Memilih Sedap Malam adalah bentuk jalan menuju zuhud. 

Bagaimana tidak, saya sudah menyebutkan kekurangannya tadi, dan kalau dilihat dari kulitnya saja, siapa juga yang mau ngekos di tempat kayak begitu? Kalau alasan murah, masih banyak tempat yang lebih murah. Tapi entah, seperti ada magis yang bisa menarik banyak mahasiswa untuk ngekos di sana. 

Kebanyakan pengungsi

Saya kali pertama menemui langsung pengungsi dari negara konflik di Sedap Malam Ciputat. Barulah saat di situ, dengan mata kepala saya sendiri, saya melihat bagaimana wujud orang-orang Somalia dan pengungsi dari negara lainnya. Entah bagaimana awal mula sejarahnya, tapi banyak sekali pengungsi di sana. 

Banyak macam-macam jenis pengungsi di sana. Mulai dari yang patut dikasihani, sampai ada juga yang menyebalkan. Saya merasakan langsung pengalaman menemui pengungsi di sana. Sepengetahuan saya dari orang asli Sedap Malam, mereka adalah pengungsi PBB yang sementara ditempatkan di sana selama puluhan tahun. Entah sampai kapan mereka akan di sana. 

Keamanan yang minim

Sedap Malam Ciputat juga salah satu tempat yang tidak aman bagi kendaraan bermotor. Kenapa saya bisa bilang demikian? Karena saya adalah salah satu korban curanmor di sana. Motor Beat saya, yang baru beli cash, raib oleh pencuri motor. Padahal saat subuh masih ada, lalu saat saya tengok lagi di pagi hari sudah hilang. 

Gimana mau aman? Kosan langsung menghadap jalan, tidak tersedia parkir. Jadilah kendaraan bermotor langsung saja ditaruh di pinggir jalan. Memang nggak semua titik, ada juga jalur yang aman karena 24 jam selalu ramai, karena saking padatnya. Tapi, untuk yang jalurnya sepi, banyak-banyak kebangun aja saat tidur buat melihat motormu masih ada atau tidak. Mau berharap keamanan pada aparat? Yahhh, gitu deh. 

Baca halaman selanjutnya: Banyak sekretariat organisasi 

Banyak sekretariat organisasi

Banyak sekali sekretariat organisasi di Sedap Malam Ciputat. Jadilah mudah untuk main ke sana dan untuk bertemu teman satu organisasi. Nggak hanya 1 atau 2 organisasi, sepertinya puluhan ada di sini. Mulai dari yang organisasi pergerakan, sampai organisasi primordia yang sifatnya kedaerahan. 

Karena banyaknya lokasi sekretariat organisasi, kadang-kadang memang suka mengganggu kalau lagi ramai sekali. Belum lagi kalau lagi di masa pemilihan mahasiswa dan lokasi kos kamu dekat, pasti disamperin. Entah untuk dijemput, atau jadi lokasi buat alternatif rapat. Nyebelin. 

Kemurahan hati penduduknya

Orang-orang yang tinggal di sana adalah orang paling murah hati dan ikhlas yang saya tahu. Banyak penjual makanan dan minuman di sana, dan harganya sungguh terjangkau luar biasa. Bukan hanya sekadar terjangkau, tapi bagaimana mereka selalu mau dan bermurah hati kepada para mahasiswa

Mulai dari yang seharusnya Rp10 ribu, saat mahasiswa yang beli, bisa korting Rp2 ribu. Bahkan bisa lebih murah lagi. Lalu, saat beli lauk dan nasi, bisa nambah jadi dua kali lipat. Bahkan, ada satu pedagang yang sudah sering ikhlas saat ada mahasiswa utang dan sampai sekarang belum dibayar-bayar. Semoga Tuhan memudahkan rezeki mereka. 

Hal-hal di atas adalah yang paling berkesan bagi saya selama hidup di Sedap Malam Ciputat. Mungkin memang terlihat seperti banyak minusnya. Namun, saya tetap mencintai Sedap Malam dengan segala kekurangannya. 

Sedap Malam biarlah menjadi Sedap Malam, tapi saya berharap dan mendoakan semoga jadi tempat yang lebih baik lagi. Begitu pula dengan orang-orang yang saya kenal di sana. Bagaimana dengan kamu? Ada yang pernah tinggal dan hidup di sana? Mau menambahkan atau justru membantahnya?

Penulis: Nasrulloh Alif Suherman

Editor: Yamadipati Seno 

BACA JUGA Ciputat Date: Sebuah Panduan dan Rekomendasi Tempat Ngedate di Ciputat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version