Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Scan Barcode Menu di Kafe, Dalih Efisiensi Jatuhnya Malah Merepotkan Pelanggan

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
11 Januari 2024
A A
Scan Barcode Menu di Kafe, Dalih Efisiensi Jatuhnya Malah Merepotkan Pelanggan

Scan Barcode Menu di Kafe, Dalih Efisiensi Jatuhnya Malah Merepotkan Pelanggan (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Barcode menu memang canggih, tapi nggak efisien buat pelanggan

Kehadiran barcode menu di sejumlah kafe ini memiliki dalih biar efisien. Tapi, sebagai pelanggan, saya malah berpikir sebaliknya. Lha, pelanggan datang mau pesan makan saja mosok harus buka hape, buka fitur pemindai, mengarahkan kamera ke barcode menu, scrolling menunya, baru bisa pesan. Mana menu yang muncul hurufnya kecil-kecil kayak gaji guru honorer. Aduh, selak semaput, Gaes!

Beda kalau kita memesan dengan menu yang dicetak, ada bentuk fisik buku menunya. Pelanggan mageran kayak saya atau orang tua dari generasi Boomers tinggal lihat buku menu, pesan, selesai. Nggak ribet.

Belum lagi kalau menu yang kita pilih dengan usaha besar itu nggak tersedia. Parahnya, kita juga harus bolak-balik kasir hanya untuk memesan sesuatu yang ternyata sudah habis. Kapan mulai makan minumnya kalau begitu?

Saat ini, penggunaan barcode memang umum di industri makanan. Biasanya untuk proses pembayaran, baik melalui QRIS maupun e-wallet. Barcode kemudian menyebar dan dimodifikasi kegunaannya untuk banyak hal, salah satunya ya untuk menu di kafe atau restoran.

Akan tetapi jujur saja, kalau hanya sebatas daftar menu kemudian dipindahkan ke dalam bentuk digital dan sama sekali nggak ada menu fisiknya, bagi saya itu seperti menunjukkan kemalasan pengelola kafe. Opportunity cost-nya justru terlalu fatal hanya untuk menghadirkan efisiensi yang nyatanya impoten. Pelanggan bisa kapok dan nggak mau datang lagi, lho.

Bukan tak mungkin pelanggan jadi berpikir bahwa pengelola kafe apatis. Penginnya pelanggan yang datang melayani diri sendiri.

Memang menguntungkan pengelola kafe atau restoran, tapi…

Mungkin bagi pengelola kafe, keberadaan barcode menu memberikan beberapa keuntungan. Misalnya, minimalisasi bujet karena nggak perlu ada menu fisik yang diprint, efisiensi dalam editing ketika ada penambahan atau perubahan harga menu, hingga pembayaran yang dapat terkontrol. Tapi, ini kan sudut pandang pengelola, bukan pelanggan. Namanya saja industri F&B, harusnya customer oriented, kan? Mosok owner oriented?

Perlu saya garisbawahi bahwa barcode menu yang saya anggap nggak customer oriented adalah barcode yang hanya sebatas barcode. Artinya, fungsinya hanya untuk menampilkan menu di suatu kafe atau restoran. Nggak ada fitur pemesanan, nggak ada status makanan, nggak ada penjelasan mengenai makanan, serta tampilan dari website maupun aplikasinya sangat jelek.

Baca Juga:

Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Menu, Harga Semuanya Bikin Syok

5 Hal yang Tidak Orang-orang Katakan tentang Solaria, Perhatikan untuk Kalian yang Belum Pernah ke Sana 

Memang di beberapa kafe atau restoran, ada barcode menu yang terintegrasi langsung dengan proses pemesanan, sehingga pelanggan nggak perlu mondar-mandir dari tempat duduk ke kasir. Tapi sayangnya, kafe dan restoran yang sudah terintegrasi gini sedikit. Di Tebet Jakarta, setahu saya hanya Fore dan Starbucks yang seperti itu, yang lainnya cuma FOMO. Modal ikut-ikutan sedia barcode menu biar dianggap mengikuti zaman padahal mah bukan mengikuti zaman, melainkan mengikuti ego dan kemalasan.

Pihak kafe atau restoran harus paham pelanggan yang datang berasal dari berbagai latar belakang

Saya pribadi nggak menolak kemajuan, inovasi, kreasi, progresi, atau apa pun yang sifatnya ingin mengedepankan efisiensi. Tapi, semua itu juga harus dibarengi pemahaman bahwa karakter dan corak pelanggan berbeda-beda. Efisiensi yang dihadirkan pengelola harus mengakomodir itu.

Pelanggan itu bisa datang dari banyak kalangan, lho. Ada yang masih gaptek, ada generasi Boomers, ada juga yang sedang puasa gadget. Jangan salah, di zaman kayak sekarang ini puasa gadget perlu, lho.

Coba bayangkan kalau ada pelanggan yang datang ke suatu kafe tanpa membawa smartphone-nya. Dia datang dengan niat ingin menulis artikel untuk dikirimkan ke Terminal Mojok menggunakan laptop Acer jadul. Dengan kondisi seperti itu, dia harus scan barcode menu demi memesan makanan dan minuman. Gimana caranya dia mau pesan coba? Mau scan pakai apaan? Pakai kamera laptopnya? Yang ada malah menyusahkan dan bikin bingung pelanggan, kan?

Sudahlah, untuk para pengelola kafe, restoran, atau sejenisnya, sudahi kekolotan kalian yang hanya menyediakan barcode tanpa menu fisik. Itu justru bikin pelanggan merasa nggak diberikan pelayanan terbaik.

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Panduan Menu di Coffee Shop agar Nggak Bingung Saat Pesan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2024 oleh

Tags: kafemenupelangganpelanggan kaferestoranscan barcode
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Kenapa Cewek Merasa Makanan yang Dipesan Orang Lain Lebih Enak Terminal Mojok

Kenapa Cewek Merasa Makanan yang Dipesan Orang Lain Lebih Enak?

11 November 2022
kedai kopi ramai tapi penjualan sepi kafe coffee shop mojok.co

Kedai Kopi Ramai tapi Penjualannya Minim, Kok Bisa? Ya Bisa dong

30 Juli 2020
Harga Paket Internet Beda, Padahal Sama-sama Pakai Kartu XL: Diskriminasi XL Bikin Saya Kecewa sebagai Pelanggan Setia

Harga Paket Internet Beda padahal Sama-sama Pakai Kartu XL: Diskriminasi yang Bikin Saya Kecewa sebagai Pelanggan Setia

1 Desember 2023
Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

4 Alasan Orang Dateng ke Kedai Kopi tapi Nggak Pesen

10 September 2020
3 Kafe di Situbondo yang Cocok buat Buka Laptop Berjam-jam, Freelancer Merapat!

3 Kafe di Situbondo yang Cocok buat Buka Laptop Berjam-jam, Freelancer Merapat!

3 Oktober 2023
5 Rekomendasi Menu Kopi Kenangan yang Wajib Kalian Pesan Terminal Mojok

5 Rekomendasi Menu Minuman Kopi Kenangan yang Wajib Kalian Pesan

10 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.