Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Saya Nggak Suka Ngopi, Apa Saya Nggak Boleh Jadi Anak Indie?

Erwin Setia oleh Erwin Setia
4 Juli 2019
A A
nggak suka ngopi

nggak suka ngopi

Share on FacebookShare on Twitter

Apa itu anak Indie? Yang biasanya unggah foto selfie bareng senja dan kopi? Atau yang outfit-nya trendy banget dan ngefans sama Fiersa Besari? Atau sesederhana yang playlist musiknya diisi Silampukau dan Jason Ranti?

Ah, tak pedulilah saya soal definisi-definisian soal Indie. Toh, apa pun definisinya, rasa-rasanya saya tetap nggak bakal bisa masuk kategori anak Indie. Sebab apa? Sebab saya tak memenuhi kriteria dasar—ya, paling tidak begitulah yang banyak beredar—untuk menjadi anak indiehome Indie, yaitu suka ngopi.

Bukan tidak pernah menyesap minuman hitam yang aduhai itu. Saya kadang-kadang juga menyeduh kopi, menyesapnya pelan-pelan, meresapi rasanya, sambil siap-siap bikin puisi supaya bikin orang-orang memuji, “Ih keren banget, romantis banget, puitis banget puisi tentang kopinya…”

Tapi, saya nggak termasuk dalam kategori penyuka kopi dalam artian minum kopi setiap hari atau bahkan tiga kali sehari kayak minum obat. Saya lebih suka minum air putih dan teh. Karena saya termasuk orang yang beriman pada dogma bahwa minum dua liter air putih setiap hari lebih menyehatkan ketimbang tiga cangkir minuman berkafein.

Dari situ saja sudah nampak bahwa saya tak berbakat jadi anak Indie. Anak Indie kok nggak suka ngopi. Pasti dikiranya saya anak mama—ya iyalah anak mama, masak anak nenek buyut—yang nggak suka bergadang dan tidur di bawah pukul sepuluh. Saya juga pasti akan dipandang sebelah mata karena boro-boro bisa bikin pola bunga di dalam secangkir kopi, ke kafe saja jarang.

Selain itu, saya nggak bisa meracik kopi. Saya nggak paham jenis-jenis kopi dan cara pembuatannya. Kalau kemudian saya bisa menyebut istilah espresso, latte, vietnam drip, aeropress, dan french press; itu bukan karena saya paham dunia kopi, tapi karena kebetulan saja saya rajin googling dan Google menyediakan apa saja yang saya perlukan.

Dengan kenyataan itu, makin tertunduklah saya dalam ketidakberdayaan untuk menyandang sebutan sakral sebagai anak Indie. Saya menyadari ketidakmampuan saya, kekolotan saya, dan kebodohan saya. Saya seperti berada di dalam sumur yang sangat dalam, dan sebutan “anak Indie” berada di atas awan-awan atau dalam kata lain: mustahil saya meraihnya.

Lantas, apakah saya bersedih karena nggak suka ngopi dan nggak bisa menjadi anak Indie? Ya jelas, lah. Anak muda mana yang nggak bersedih karena nggak bisa jadi anak Indie? Coba sebut anak muda mana.

Baca Juga:

3 Dosa Janji Jiwa yang Sulit Dimaafkan dan Bikin Pembeli “Kabur” Kopi Kekinian Lain

4 Menu Janji Jiwa yang Perlu Dihindari biar Nggak Rugi, Saya Aja Kapok Pesan Lagi

Sudahlah saya bukan pemuda hijrah, bukan anak Indie pula. Lantas, kepada apakah saya mesti menuju? Apa saya harus bikin sekte baru semisal “anak hijdie” alias anak muda yang berada dalam kegamangan antara harus memilih jadi pemuda hijrah atau anak Indie. Apa harus begitu? Atau sebaiknya saya jadi introvert saja, mengurung diri dan tak bergabung ke kelompok mana pun, membiarkan diri ditelan kesunyian dan menyembunyikan kesenduan sendirian, begitu?

Ah, mengapa perkara menjadi anak Indie atau bukan bisa se-mellow ini. Padahal baru membahas soal kopi. Belum tentang senja, hujan, dan perempuan yang sudah tak ada dalam pelukan—hayooo mana suaranya para penggemar Payung Teduh~

Kalau sudah begini, kadang-kadang saya kepengin menjadi sebutir debu atau bulu matamu saja. Sebagai benda yang tak memerlukan label apa pun dan tak ambil pusing apakah harus menjadi ini atau itu. Atau setidaknya saya mau jadi atap kamarmu, agar bisa menemanimu melalui mimpi indah yang membuatmu ingin tidur selamanya atau mimpi buruk yang membuatmu ingin terjaga secepatnya.

Ngomong-ngomong, saya menulis ini pada pukul satu dini hari. Tapi, saya tak minum kopi. Jadi, tetaplah saya nggak pantas menjadi anak Indie. Alih-alih ngopi, tadi saya malah minum jamu yang warnanya kayak betadine. Apakah ada anak Indie yang minum jamu pukul satu dini hari?

Ah, makin sungkan saja saya untuk menjadi anak Indie. Nggak ada layak-layaknya sama sekali.

Oleh karena itu, sebaiknya saya akhiri saja tulisan ini. Sebelum air mata saya menetes dan kelihatan cengengnya. Apakah ada anak Indie yang cengeng? Ya, banyak, terutama pas diputusin pacarnya.

Akhirulkalam—selamat tinggal “anak Indie”~

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: anak indieFiersa Besarikopi dan senjakopi janji jiwakopi kulongopipemuda hijrahtren anak muda
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

Twitter, Please Do Your Magic!

Twitter, Please Do Your Magic!

2 Juli 2019
Fiersa Besari

Wahai Kaum Hawa, Cobalah Ikhlas Melepas Fiersa Besari

11 Mei 2019
Janji Jiwa, Raja Kopi Kekinian yang Mulai Ditinggalkan karena Tak Lagi Konsisten

Janji Jiwa, Raja Kopi Kekinian yang Mulai Ditinggalkan karena Tak Lagi Konsisten

10 Juni 2025
Filsuf Adalah Tonggak Peradaban Bangsa dan Kini Mereka di Kedai Kopi terminal mojok.co

Analisis Berbagai Arti Ungkapan ‘Ngopi’ yang Sering Kita Dengar

8 Juli 2020
Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu terminal mojok.co

Bukan Lebih Diterima, Nasib Musik Indie Masih Sama Sejak Dulu

19 Februari 2021
Kalau Ada Orang Berpendapat Terus Dikatain Belum Ngopi Itu Maksudnya Apa sih?! terminal mojok.co

Merindukan Prabowo dan Jokowi Untuk Duduk Ngopi Bareng

6 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.