Hampir empat tahun yang lalu, saya sudah menuntaskan masa studi sarjana di UGM. Ya, kini saya jadi alumni UGM. Masa-masa sulit selama masa studi, saya telah melewatinya. Terus terang, perayaan wisuda saya saat itu (tahun 2021) terlihat hambar karena pandemi Covid-19. Saya yakin para wisudawan saat itu juga merasakan hal yang sama seperti saya.
Seperti pada manusia lainnya, orang yang pernah kuliah di kampus bergengsi pasti bangga dan memamerkan capaiannya ke media sosial. Hal ini bertujuan agar memberi kesan gentar kepada orang yang pernah meremehkan dirinya sebelumnya. Peristiwa ini barangkali terjadi pada sebagian orang ya. Adapun alasan lain ialah sebagai bentuk apresiasi diri sendiri lantaran setelah menjalani masa studi yang sarat drama.
Menjalani masa-masa sulit pascakampus
Saya bersyukur dan bangga karena sudah pernah berkuliah di UGM. Praktis, saya juga bergabung menjadi bagian Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama). Sudah menjadi rahasia umum, banyak alumni Kagama menduduki jabatan strategis. Mulai jadi birokrat, dosen, direktur BUMN, kepala daerah, menteri, hingga presiden. Pertanyaanya, bagaimana perasaan saya menjadi alumni UGM?
Jawabannya, saya tetap bangga, tetapi terasa biasa saja setelahnya. Jawaban ini tidak berarti saya menyangkal kualitas kampus dan alumni UGM. Saya menjawab pertanyaan ini memang saya tidak termasuk golongan yang menduduki jabatan strategis. Saya pun pernah bekerja di Jogja selama setahun setelah masa wisuda saya. Mulai jadi barista, pengajar bimbel, dan kurir kurma. Soal gaji? Anda tidak perlu tahu berapa nominalnya. Apalagi situasi saat itu masih PPKM. Sudah jelas betapa sulitnya mencari pekerjaan setelah pandemi melanda.
Tidak berhenti sampai di situ, saya juga melamar pekerjaan dan pernah ikut seleksi pegawai BUMN. Hitung-hitung ada ikhtiar lah agar tidak pasrah begitu saja. Saya tahu betul bekerja di BUMN dapat mendongkrak status sosial yang nyaris tenggelam akibat pengangguran. Namun, takdir berkata lain. Puncaknya pada tahun 2024, saya mengikuti seleksi CASN di tengah keputusasaan dan ketidakpastian yang menimpa. Alhamdulillah saya berhasil melewati masa-masa sulit saat itu.
Baca halaman selanjutnya




















