Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Saya Membuang Kucing Liar yang Sempat Saya Pelihara, dan Kini Hidup Terasa Begitu Hampa

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
14 September 2021
A A
kucing liar jangan memberi makanan kucing tulang ikan tulang ayam mojok.co

jangan memberi makanan kucing tulang ikan tulang ayam mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah semuanya tiada, kita hanya bisa meratapi betapa indahnya suatu kenangan. Kenangan-kenangan itu bagi saya adalah hal-hal menyebalkan yang sering dilakukan kucing di rumah saya. Dulu, tulisan pertama saya di Terminal Mojok adalah mengenai betapa menyebalkannya memelihara kucing liar. Hari ini, kucing-kucing liar itu telah resmi saya buang ke pasar, agar mereka nggak susah cari makan juga. Bukan keputusan yang mudah, memang. Apalagi perasaan bersalah yang menghantui setelah membuang kucing-kucing itu.

Bagas dan kawan-kawannya kini telah menjalani hidup baru (ceilah!) yang bukan di tempat saya, dan bukan saya yang memberikan mereka makanan. Hampir setiap proses untuk membuang kucing-kucing ini berlangsung dengan sentimentil. Perasaan iba, takut dianggap pendosa oleh para pencinta kucing lain, hingga mengutuk diri sendiri bercampur menjadi satu. Alasan saya membuang kucing liar ini sebenernya tidak jauh berbeda dari apa yang saya tulis di tulisan pertama saya.

Bagi saya, mereka menyebalkan. Sering keluar masuk rumah, mencuri ikan, kufur nikmat (dikasih makan terus tapi selalu aja nyari makanan ke dalam rumah), muntah sembarangan, hingga kadang mengganggu. Hampir satu tahun mereka terus seperti itu. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk membuang mereka ke pasar. Di pasar, saya yakin mereka bisa dapat lebih banyak makanan lagi walau itu artinya mereka harus bersaing dengan kucing-kucing liar yang lain.

Tapi, saya tidak akan membahas alasan-alasan itu lebih detil. Saya ingin membahas perasaan aneh yang yang mengerubungi hari-hari saya saat dan setelah Bagas dan kawan-kawannya tak ada lagi di rumah. Dalam perjalanan untuk membuang kucing-kucing ini, saya tak henti-hentinya merasa iba karena mereka mengeong-ngeong dengan sangat lembut seolah memohon, seolah berharap saya punya kebesaran hati seperti dulu. Saya berusaha tak menggubrisnya.

Tepat setelah saya mengeluarkan kucing-kucing ini di kegelapan pasar, mereka kalang kabut, berlarian ke sana ke mari seolah baru saja ditempatkan di medan perang. Saya langsung tancap gas saja. Saya langsung teringat bagaimana dalam sebuah sinetron orang tua sering melakukan hal seperti ini: mereka menelantarkan bayi lalu pergi secepat kilat menggunakan motor. Berharap tak ada saksi mata. Tapi, kucing itu bukan anak saya dan saya tak bermaksud menelantarkan mereka. Huft 🙁

Perjalanan pulang saya setelah membuang kucing ini dipenuhi perasaan bersalah -dan berdosa. Perasaan ini hingga sekarang masih berlangsung dan kadang-kadang berubah bentuk menjadi semacam melankolia. Melankolia ini membuat saya terkadang merindukan sikap-sikap menyebalkan mereka yang menghiasi hari-hari saya dulu. Meskipun menyebalkan dan bikin kepala mendidih, ketiadaan kucing-kucing ini membuat ada yang “aneh” dalam hari-hari saya.

Aneh karena biasanya saya perlu mengeluarkan kucing dari dalam rumah. Aneh karena biasanya kucing-kucing akan berbaris di depan pintu di pagi yang buta untuk meminta makanan. Aneh karena tak ada lagi ngeong-ngeong yang terkadang mengganggu konsentrasi. Aneh karena tak ada lagi kucing yang berantem, dan beragam keanehan lainnya yang membuat saya merasa “kurang lengkap” dan murung.

Saya tak bermaksud hipokrit, tentu saja. Bagaimanapun, saya telah membuat keputusan. Sekali pun kucing-kucing ini membuat saya rindu atas mereka, saya tak akan mengambil mereka lagi ke pasar. Mungkin, ini saatnya mereka menjalani profesi yang sesungguhnya sebagai kucing liar. Pada akhirnya, saya memang mesti membuang mereka karena mereka memang tak cocok untuk dijadikan peliharaan dan harus kembali menjalani “liarnya dunia” sebelum mereka mengenal saya.

Baca Juga:

Pasar Sendangmulyo Semarang, Pasar Underrated Penyelamat Warga Komplek seperti Saya

Pasar Kentu Purworejo, Pasar yang Pasti Bikin Orang Salah Paham ketika Pertama Mendengar Namanya

Semoga sehat-sehat terus, Bagas dan kawan-kawan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2021 oleh

Tags: Kucing Liarpasarpelihara
Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

kucing liar

Menjadi Kucing Liar Itu Berat, Kamu Tak Akan Sanggup!

9 Mei 2019
Pasar Mangiran Srandakan Bantul: Pakai Pasaran Jawa dan Punya Pasar Malam, tapi Tergerus Akibat Jogja Makin Padat

Pasar Mangiran Srandakan Bantul: Pakai Pasaran Jawa dan Punya Pasar Malam, tapi Tergerus Akibat Jogja Makin Padat

25 April 2024
3 Kelicikan Penjual Daging Ayam yang Patut Diwaspadai Pembeli

3 Kelicikan Penjual Daging Ayam di Pasar yang Patut Diwaspadai Pembeli

17 September 2024
Pasar Cilik Pesanggrahan, Pasar Kecil yang Hangat di Tengah Dinginnya Kota Batu

Pasar Cilik Pesanggrahan, Pasar Kecil yang Hangat di Tengah Dinginnya Kota Batu

20 April 2024
Pasar Sendangmulyo Semarang, Pasar Underrated Penyelamat Warga Komplek Mager seperti Saya Mojok.co

Pasar Sendangmulyo Semarang, Pasar Underrated Penyelamat Warga Komplek seperti Saya

15 Oktober 2025
Ironi Beras Jogja: Kualitasnya Lebih Baik, tapi Nggak Laku, Masih Kalah sama Delanggu!

Ironi Beras Jogja: Kualitasnya Lebih Baik, tapi Nggak Laku, Masih Kalah sama Delanggu!

10 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.