Saya Member Platinum Shopee dan Malas untuk Checkout di Marketplace Ini Lagi

Sebagai pengguna setia Shopee, saya cukup sedih dengan beberapa kejadian dari marketplace kesayangan saya akhir-akhir ini. Baik dari kabar soal upah kurir Shopee Express yang begitu rendah dan diikuti dengan mogoknya kurir di area Jabodetabek.

Tentu saja kejadian ini sekali lagi mencoreng istilah “mitra” yang juga dilakukan oleh Gojek. Meski sebetulnya, istilah “mitra” tidak relevan ketika hubungan keduanya tidak setara. Yang mana, kini jadi dipahami sebagai alibi sekadar untuk melepaskan tanggung jawab untuk membayar mereka sebagai selayaknya karyawan. Tanggung jawab untuk memberikan hak-hak mereka sebagai pekerja seperti gaji UMR, kecelakaan kerja, cuti, dan seterusnya. Iya, biar mereka nggak ada tanggung jawab, mending kurir seolah “dibebaskan” dari tanggung jawab kerja dengan menjadi mitra aja.

Sama seperti yang dirasakan Ade Vika, saya sebagai pelanggan setia yang membernya sudah platinum (bayangkan, platinum loh, ini) sungguh merasa simalakama. Mau terus belanja di platform ini kok nggak tega pada kurir kesayangan diperlakukan seperti itu. Mau hengkang, kok memang susah diabaikan bahwa barang di Shopee memang dijual dengan lebih murah. Apalagi dengan begitu banyak kesempatan gratis ongkir yang bisa saya dapatkan dari platform ini.

Nah, beberapa hari ini saya memutuskan untuk mengamati aplikasi ini. Setelah hampir dua minggu nggak ada barang yang saya pesan. Iya, dua minggu itu waktu yang cukup lama bagi saya yang hobi banget scroll-scroll Shopee. Sampai-sampai, banyak barang saya yang awalnya nggak pernah kepikiran bahwa saya membutuhkannya, tapi begitu lihat gambarnya, tiba-tiba jadi butuh begitu saja. Hal ini bisa terjadi begitu lancar dengan adanya M-Banking sialan.

Dari pengamatan saya kali ini, saya merasa kalau Shopee lebih sering menyarankan toko dari luar negeri di deretan atas pencarian, dibandingkan toko dalam negeri. Saya kurang tahu, apakah ini hanya perasaan saya saja atau juga terjadi ke kamu-kamu sekalian, ya?

Sulit dibantah bahwa toko-toko luar negeri yang biasanya dari China itu, memang menyediakan harga yang lebih murah dibandingkan kalau saya beli dari Jakarta atau Batam, misalnya. Ya, meskipun biasanya selisihnya nggak jauh-jauh amat, sih. Namun, bukan sekadar harga murah yang begitu menggiurkan, ongkos kirimnya, lah, yang begitu mengejutkan. Ini yang bikin ia mudah masuk keranjang dan tiba-tiba sudah terbayarkan.

Misalnya, kamu tinggal di Jogja, dibanding kamu ambil barang dari Jakarta atau Batam, akan lebih hemat ketika ambil barang dari luar negeri. Baik dari harga, maupun ongkirnya. Meskipun, ini dengan risiko kalau barang itu akan sampai lebih lama. Namun, kalau kamu nggak butuh barang tersebut cepat-cepat amat, nggak ada masalah, kan? Untuk hal ini, apakah masuk akal kalau ongkos kirim dari luar negeri bisa begitu jauh lebih murah?

Nah, beginilah yang terjadi dalam “jual beli” untuk menarik minat pasar. Dengan hal yang tampak begitu jelas ini, bisa dibayangkan betapa susahnya produk asli Indonesia bersaing dengan produk-produk luar negeri. Saya nggak begitu paham, jadi, apa, sih, yang sebetulnya terjadi?

Selain itu, yang menyedihkan dari Shopee adalah dengan adanya Shopee Express. Sungguh, marketplace ini tampak sangat ingin mendominasi jasa pengirimannya. Saat ini, setiap kita membeli produk dari Shopee, nggak ada alternatif jasa pengiriman lain kayak dulu.

Nggak ada lagi kesempatan kita milih SiCepat, JNE, JnT, dan sebagainya. Mau nggak mau, kita terpaksa memilih Shopee Express. Kalau dulu ekspedisi Shopee Express yang akan dikasih gratis ongkir biar kita jadi lebih memilih menggunakan jasanya. Namun, sekarang hal ini dilakukan dengan blak-blakan. Mereka nggak perlu lagi mengecoh.

Hadeee, sudahlah produknya seolah dikuasai sendiri (dengan kemurahan ongkir dan barangnya), eh jasa pengirimannya juga. Belum lagi sikapnya kepada “mitra” yang nggak setara dan sewenang-wenang. Kalau kayak gini, sungguh susah bagi saya sebagai member platinum untuk bertahan.

Udahlah, nggak apa-apa harga agak lebih mahal dan ongkir nggak hemat-hemat amat. Yang terpenting, barang yang saya beli itu nggak “menumbalkan” saudara saya lainnya.

BACA JUGA #ShopeeTindasKurir Adalah Situasi yang Bikin Saya sebagai Pelanggan Shopee Jadi Simalakama dan tulisan Audian Laili lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version