Bisakah tesis dikerjakan dengan cepat? Ini pertanyaan yang menjebak, setidaknya bagi saya. Pertama, jika dijawab iya, bakal dianggap sombong dan mengada-ada. Tapi jika dijawab tak mungkin, kok ya pada protes. Tapi, jika saya boleh menjawab, jawaban saya adalah bisa banget. Sebab, saya adalah bukti nyatanya. Saya kerjakan tesis saya selama 4 bulan.
Saya menuliskan ini berdasarkan pengalaman pribadi, dan baru saja dinyatakan lulus pada 11 Januari 2024. Jadi yang saya tuliskan memuat fakkta yang dapat diterapkan bagi para pejuang tesis.
Saya kuliah di salah satu kampus Negeri di Semarang, yaitu Universitas Negeri Semarang, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. please, jangan ada yang bilang “pantesan cepet, orang jurusannya gampang”. Please, nggak segampang itu, Gengs. Semua ada proses, ada lika-liku, ada tanjakan, rintangan pada setiap prosesnya. Jadi please, jangan diremehkan yaa!
Sedikit cerita dulu, ya. Awal mula 2022, saya baru lulus S1 di salah satu kampus swasta di Malang, berkeinginan untuk lanjut kuliah dengan harapan bisa mendapatkan beasiswa. Namun, 2 kali mencoba beasiswa yang berbeda, hasilnya sama. Saya gagal. Tapi hal tersebut tidak membuat saya menyerah, karena memang saya pribadi masih belum memiliki penghasilan tetap, saya mencoba merayu orang tua saya agar dibiayai dengan janji kuliah hanya tiga semester. Kalaupun lebih, saya akan menanggung sendiri. Akhirnya orang tua mengizinkan.
Cari yang teorinya 3 semester doang
Nah, kebetulan inilah mengapa saya memilih Universitas Negeri Semarang, karena kurikulum yang disediakan memang dikemas selama 3 semester. Pada semester 3 sudah tidak ada mata kuliah tatap muka, jadi bisa fokus mengerjakan tesis. Namun, ternyata pada pertengahan jalan, saya dilamar oleh pacar saya pada liburan semester 2, nah, karena orang tua saya khawatir jika saya harus ke Semarang seorang diri, akhirnya disuruhlah saya menikah, dan ya saya melakukannya. Setelah sebulan menikah, saya dinyatakan hamil, dan ini justru tantangan yang sedikit berat bagi saya.
Baca halaman selanjutnya