• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Disuntik Vaksin Covid-19 dan Nggak Jadi Buaya

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
26 Januari 2021
A A
Dalam Menanggapi Vaksin Covid-19, Netizen Terbagi Jadi 3 Kubu terminal mojok.co

Dalam Menanggapi Vaksin Covid-19, Netizen Terbagi Jadi 3 Kubu terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat isu vaksin Covid-19 gencar di seluruh penjuru dunia akhir 2020 hingga kini, hoaks dan tuduhan untuk menggagalkannya pun turut mengikuti. Tak terkecuali di Indonesia, dengan segala dugaan-dugaan anehnya. Mulai dari anggapan sebagai kelinci percobaan sampai dugaan vaksin ini dipasangi microchip.

Tapi, tuduhan penolakan paling lucu bin bahlul tetaplah celotehan presiden Brazil, Jair Bolsonaro, yang mengatakan bahwa kalau divaksin bisa mengubah seseorang jadi buaya. Atau, kalau pada perempuan efeknya akan bertumbuh janggut.

Duh, duh, duh. Mengerikan sekali, ya. Tapi, nggak heran juga sih wong dia adalah politisi sayap kanan, konservatif, yang anti vaksin-vaksin klub apa pun jenisnya. Juga, di sana nggak jauh beda dengan sini, yang punya khasanah takhayul beragam.

Nah, di Senin (25/01) yang fitri itu, saya berkesempatan membantah semua hoaks ini. Sebab, saya mendapat privilese untuk disuntik vaksin Covid-19. Ya, memang sudah diprioritaskan bagi tenaga kesehatan.

Tapi, di rumah sakit saya untungnya bukan hanya tenaga kesehatan saja, sih. Satpam, OB, bagian laundry, dan hampir semua karyawan ikut divaksin sehingga tidak menimbulkan cemburu sosial.

Bagaimana pun juga, berkesempatan divaksin duluan adalah sebuah kemewahan. Kecuali bagi orang-orang antivaksin ini, yang sekali lagi, punya saja tuduhan terhadapnya dan semuanya nggak terbukti.

Tapi, boleh juga sih tuduhan tolol mereka diladenin. Toh, mereka emang suka berdebat.

Pertama, tuduhan bahwa vaksin Covid-19 ini diselundupi microchip sehingga sewaktu-waktu data kita bisa disadap. Lagian data apa yang bisa diambil dari dalam tubuh untuk kepentingan elite global?!

Di tubuh kan cuma ada data yang terkandung dalam asam nukleat alias DNA dan RNA. Itu pun informasi genetika, yang bagi elite global nggak ada gunanya.

Atau, microchip yang diinstal semacam GPS? Laah, mobilitasmu sepenting apa, cuk? Apa takut bakal ketahuan ya lokasi kalian berkumpul menggagas teori konspirasi? Wqwqwq~

Jangan terlalu sering menganggap dirimu pusat tata surya deh, kurang-kurangin.

Lagian, saya sebelum disuntik ya mengamati wadah vaksin itu nggak ada chip-chipan blas di dalamnya, sama sekali bening. Apa kalian curiga ukurannya sekecil molekul cairan? Masih 2021, Buos, manusia belum mampu secanggih itu. Visioner amat, mending rakit PC.

Kemudian, tuduhan vaksin bisa bikin manusia jadi buaya. Lah ini sih tergantung kita saja. Kalo masih ngechat perempuan, “Kamu kenapa sedih? Sini cerita,” atau “Kalo aku chat kamu, ada yang marah, nggak?” Nggak perlu divaksin mah, udah jadi buaya.

Presiden Brasil itu sudah konservatif, nggak kenal tingkah anak muda pula. Nggak wangun! Apa jangan-jangan beliau ini menghayati banget novel Seratus Tahun Kesunyian yang di dalamnya ada mitos manusia bisa tumbuh ekor babi, ya? Wqwqwq. Nggak mungkin si, tapi. Bacaannya paling artikel blog tentang teori-teori konspirasi elite global.

Nih, ya, begitu divaksin alih-alih tumbuh buntut buaya atau moncong kami memanjang, kami cuma disuruh nunggu setengah jam untuk mengetahui ada efek samping apa nggak seperti alergi atau mual. Efek yang wajar kala tubuh kita diinjeksikan sebuah cairan.

Selain itu, semua rekan saya yang divaksin nggak mengalami efek samping apa pun. Wong sebelum divaksin sudah diverifikasi dulu mengenai kondisi dan riwayat kesehatannya. Kalo nggak memungkinkan ya nggak bakal divaksin saat itu juga.

Pun, paling-paling yang dirasakan cuma pegal di bagian lengan kiri seperti kita disuntik vaksin polio saat SD dan malah sakitnya bikin saya nostalgia pada masa itu.

Dan, teman saya yang cewek pun nggak tumbuh jenggot atau kumis setelah divaksin, kayak yang dituduhkan Bolsonaro. Halah, lagian ini vaksin, Buos, bukan krim Wak Doyok.

Terlepas dari semua itu, saya sih tidak merasa dijadikan kelinci percobaan. Ya, malah diuntungkan, dong. Dengan kata lain, untuk hal-hal baik semacam ini, mari kita mempercayainya sampai terbukti sebaliknya. Gitu aja, repot.

Jika harus ada yang diragukan, sasarlah pemerintah, yang kebijakannya masih belum jelas perkara vaksin. Penggratisan vaksin Covid-19 kok nggak jelas blas. Tagih tuh mereka!

Kalau jelas kan enak, semua kebagian secara gratis. Saya juga jadi optimis dengan langkah vaksinasi ini jika demikian. Bukan semata-mata karena saya tenaga kesehatan, ya. Lebih jauh lagi, jika kondisi imun kita semua sudah kebal virus menyebalkan ini, kehidupan normal bukan lagi cuma jadi kenangan—yang mana sebelumnya, kita pikir nggak akan ada lagi.

Katanya kangen bioskop? Kangen liburan? Kangen mbaknya? Jangan ragu sama vaksin ya, biar semuanya kembali normal.

BACA JUGA Vaksin Covid-19 Membagi Netizen Jadi 3 Kubu atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Januari 2021 oleh

Tags: vaksin covid-19

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Artikel Balasan_ Vaksinasi Berdasarkan Domisili KTP Itu karena Nakes Terbatas, bukan Dipersulit, Bro! terminal mojok

Artikel Balasan: Vaksinasi Berdasarkan Domisili KTP Itu karena Nakes Terbatas, bukan Dipersulit, Bro!

26 Juni 2021
vaksinasi vaksin berbayar covid-19 Hoaks Vaksin Mengandung Virus Itu Wagunya Sampai Ubun-ubun terminal mojok.co

Testimoni Sebulan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

13 Februari 2021
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Bisnis Angkringan Bisa Punah Kalau Distribusi Vaksin Covid-19 Tak Kunjung Ditingkatkan

5 Februari 2021
trypanophobia Jangan Ngejek Orang yang Takut Jarum Suntik kalau Mereka Mau Vaksin sedangkan Kamu Nggak  mojok.co

Jangan Ngejek Orang yang Takut Jarum Suntik kalau Mereka Mau Vaksin sedangkan Kamu Nggak 

3 Februari 2021
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksin Corona Tetap Dibutuhkan meskipun Kelak Obatnya Sudah Ada

29 Juli 2020
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Vaksin Covid-19 Butuh Waktu Lama untuk Dibuat: Penjelasan Sederhana

21 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kapan wisuda lulus mahasiswa tingkat akhir wisuda mojok

Saya Tidak Pulang Kampung agar Tidak Ditanya Kapan Wisuda

skincare untuk cowok skincare lokal skincare routine mojok

Skincare Lokal Terbukti Ampuh, kok Masih Melirik Produk Luar?

Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah Kita terminal mojok.co

Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah



Terpopuler Sepekan

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)
Pojok Tubir

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

oleh Joko Yuliyanto
3 Februari 2023

Hati nurani dan akal sehatmu, di mana Yuli Sumpil tuwekan aneh?

Baca selengkapnya
4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

4 Februari 2023
Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub (Unsplash)

Warnet Bokep di Jogja yang Pernah Jaya Bersama Pornhub

1 Februari 2023
Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

Dosa Penjual Es Kelapa Muda dan Amalan untuk Menghindarinya

2 Februari 2023
Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

Rekomendasi 3 Miedes di Bantul dengan Rasa yang Ngangenin

4 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .