Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Saya Anti-kapitalisme, Bukan Orang Gila

Dion Kristian Cheraz Pardede oleh Dion Kristian Cheraz Pardede
14 Januari 2021
A A
anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Anda kiri atau minimal gemar membaca pemikiran kiri? Sudah dibully berapa kali? Pertanyaan tersebut saya lemparkan dengan yakin ya karena Anda bisa membaca artikel ini dari gawai.

Apa hubungannya? Sederhana. Masih banyak salah kaprah akan pemikiran kalian tersebut. Masih banyak salah kaprah akan anti-kapitalisme dan kapitalisme itu sendiri.

Alhasil, anti-kapitalisme sering diidentikkan dengan hal-hal tidak waras. “Anti-kapitalisme kok pakai smartphone?”, “Kiri kok nonton YouTube?”, atau yang lebih gila lagi “Kiri kok kerja”. Seolah kiri tidak berasal dari dunia ini. Anda pikir orang-orang kiri organisme autotrof yang tidak perlu atau butuh mengunyah makanan?

Anggapan tersebut secara mengejutkan bukan hanya berasal dari luar penganut paham tersebut, melainkan juga mereka yang mengaku anti-kapitalisme itu sendiri. Saya pribadi pernah “diserang” penganut paham ini karena keterbukaan saya menyukai salah satu girl group Korea Selatan Blackpink dan di saat yang sama memajang El Commandante Ernesto ‘Che’ Guevara sebagai wallpaper ponsel. Asu!

Anti-kapitalisme bukan lantas mengecam segala kegiatan ekonomi. Dan memang semangat yang ditolak dari kapitalisme itu sendiri bukan semata kegiatan jual beli. Apalagi untuk sekadar mengagumi empat wanita terbaik Korea Selatan.

Sejak saat itu saya kemudian bertanya-tanya, apakah sebenarnya semangat kapitalisme yang ditolak oleh kaum kiri? Dari pertanyaan tersebutlah saya makin bersemangat untuk memperdalam pemahaman kekirian saya. Saya baca beberapa buku dan bolak-balik mengunjungi sebuah web kiri terbesar di Indonesia (tidak usah disebut, Anda sudah tahu).

Bertemulah saya dengan sebuah artikel yang mengutip pendapat seorang sejarawan wanita. Yakni, Ellen Meiksins Wood.

Mendiang Ellen Meiksins Wood merupakan seorang ahli sejarah politik Amerika. Ia mendefinisikan semangat kapitalisme sebagai “sebuah sistem politik ekonomi yang berpusat pada pasar, dengan menjadikan kompetisi dan maksimalisasi profit sebagai prioritas”.

Baca Juga:

Orang Madiun Tak Menganut Komunisme, dan Madiun Bukanlah Basis PKI, Ingat Itu!

Rokok Itu Simbol Komunis-Kapitalis-Liberal-Konservatif, Pokoknya Bahaya!

Dari pemahaman tersebut, semangat kapitalisme menjadi berbahaya karena dinomorduakannya kepentingan kaum pekerja demi bisa survive dalam kompetisi yang diprioritaskan tersebut.

Sedangkan anti-kapitalisme adalah sebuah pendirian yang menentang hal tersebut. Anti-kapitalisme adalah proses pencarian tanpa henti akan suatu sistem sosial politik di mana pasar tidak mengendalikan aspek-aspek sosial lain.

Sederhananya, anti-kapitalisme anti akan sistem yang menjadikan pasar serta kompetisi maksimalisasi profit di dalamnya sebagai poros kehidupan masyarakat. Bukan anti-pasar.

Anti-kapitalisme bukan semata-mata tidak memakai ponsel, menggunakan laptop, atau tidak ke mall dan lain sebagainya. Yang diyakini anti-kapitalisme sebenarnya, jangan sampai tuntutan pasar untuk berkompetisi dan maksimalisasi profit merugikan kelas pekerja (eksploitasi, dan sebagainya) atau masyarakat menengah ke bawah pada umumnya.

Karl Marx sendiri menyatakan bahwa setiap manusia di seluruh penjuru bumi memiliki cost of living atau lebih tepatnya cost of existence and propagation sehingga adalah sebuah keniscayaan untuk memiliki barang-barang tertentu.

Cost of living atau cost of existence and propagation tidak semata-mata berarti biaya hidup dalam bahasa Indonesia. Namun, jika harus dipaksakan untuk diterjemahkan ke bahasa Indonesia, kira-kira akan berbunyi “Biaya untuk hidup atau eksis di lingkungan sosial tertentu”.

Contoh sederhananya, di daerah dingin tentu adalah sebuah keniscayaan bagi tiap mereka yang ingin hidup untuk memiliki pakaian hangat. Dan untuk mahasiswa di zaman ini, memiliki ponsel atau laptop adalah keharusan untuk terus mengembangkan jangkauan intelektualitasnya.

Itu artinya, tidak akan pernah salah untuk memakai produk swasta dan memilikinya secara pribadi—yang mana merupakan sebuah keniscayaan—sepanjang tidak tunduk pada dalil paksaan pasar maupun hidup dalam dikte para pemilik modal, serta tetap pada semangat memperjuangkan dan memperhatikan kondisi kelas pekerja dan kaum menengah ke bawah dengan berbagai advantage yang kita punya.

Kesempatan duduk di bangku kuliah dan memiliki laptop atau ponsel secara pribadi hendaknya dimanfaatkan untuk menggelorakan semangat petani yang hendak dirampas tanahnya, pekerja yang kena PHK sepihak, penyuluhan hukum gratis kepada korban represifitas negara, atau bahkan menuntut rektor dan birokrat buat memotong UKT misalnya.

Atau perlawanan jangka panjang. Bisa dengan mempersenjatai anak-anak miskin dan rentan dengan pendidikan, atau memberikan penyuluhan keuangan bagi para petani, nelayan, maupun para pekerja sektor informal.

Nah, saya pun tidak akan diam jika YG Entertainment (agensi Blackpink) coba mengeksploitasi empat orang yang dikenal luas sebagai “revolusi” dalam industri K-Pop tersebut. Sederhananya, saya sebagai K-Poper yang “agak kiri” tidak akan mau didikte atau diam melihat idola saya didikte.

Memilih hidup tanpa dikte pasar adalah pilihan yang harus dihormati. Anggapan bahwa anti-kapitalisme inheren atau sejalan dengan ketidakwarasan tidak bisa dibiarkan menahun. Ini harus kita hentikan dan luruskan. Tidak hanya orang-orang di luar paham tersebut, namun juga oleh mereka yang mengaku menganutnya.

Ke depannya juga, perbedaan ideologi baiknya tidak menjadi legitimasi untuk saling mendiskreditkan atau bahkan memusuhi. Kalau tujuan kita adalah suatu tatanan yang lebih baik, perdebatan yang sehat adalah kuncinya.

BACA JUGA Burjo di Solo Adalah Culture Shock Pertama Saya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2021 oleh

Tags: anti-kapitalismekomunis
Dion Kristian Cheraz Pardede

Dion Kristian Cheraz Pardede

Mahasiswa FH USU. Ayah saya petani, ibu saya jual mi babi.

ArtikelTerkait

Pengalaman Masa Kecil: Memburu Keberadaan Markas PKI komunis Pengkhianatan G30S/PKI terminal mojok.co

Pengalaman Masa Kecil: Memburu Keberadaan Markas PKI

30 September 2020
Komunisme Berubah Jadi Kapitalisme kalau Soal Mengiklankan Partai terminal mojok.co

Komunisme Berubah Jadi Kapitalisme kalau Soal Mengiklankan Partai

23 Oktober 2020
mengkritik pemerintah, wabah corona covid-19 residu politik Seandainya Elite Politik Negeri Adalah Kenshin Himura, Betapa Indahnya Negeri Ini

Mengkritik Pemerintah Dianggap Kadrun/Komunis, Demokrasi Kita Masih Waras Nggak sih?

6 Juni 2020
anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

5 Alasan untuk Benci PKI dan Komunis Selain Pakai Isu-isu Ala Orba

29 September 2020
Obituari Prie GS dan Kenangan akan Impian Masa Kecil  terminal mojok.co

Tentang Razia Buku: Baca Buku Kok Dilarang, Pfffttt

31 Juli 2019
anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

Kenapa Kita Butuh Membaca Buku Kiri?

2 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.