Ketika membicarakan soal idola, tentunya kita nggak akan jauh-jauh dari istilah “penggemar”. Penggemar bagaikan oksigen buat sang idola. Tanpa penggemar tentunya idola nggak akan bisa bertahan, apalagi kalau yang dibahas adalah idola yang mengisi blantika musik. Siapa yang akan dengerin karya musik mereka kalau penggemar absen dari karier mereka?
Termasuk juga para idola yang berkarya dan menghidupi diri di industri musik Korea Selatan. Penggemar musik K-Pop yang lebih akrab disapa K-Popers ini punya banyak sekali persona. Entah itu penggemar militan yang hobi fanwar, penggemar loyal yang suka beramal, sampai penggemar obsesif yang melanggar privasi. Mungkin kategori penggemar yang pertama dan kedua bisa dengan gampang ditemukan di kehidupan sehari-hari, terutama media sosial. Tapi, pernah nggak sih kalian membayangkan penggemar obsesif di dunia K-Pop?
Penggemar obsesif ini bukan fenomena baru di dunia perpenggemaran di Korea Selatan. Daripada kepanjangan ngetik “penggemar obsesif”, maka saya akan mengenalkan kalian pada istilah “Sasaeng Fans”. “Sasaeng” ini berasal dari bahasa Korea yang artinya kehidupan pribadi atau privasi. “Sasaeng fans” ini kemudian bisa didefinisikan sebagai penggemar yang masuk atau merecoki kehidupan pribadi idolanya. Jadi, sasaeng fans ini berkonotasi negatif, ya, Mylov.
Sasaeng fans umumnya masih berusia muda, sekitar usia remaja sampai dewasa awal. Nggak jarang pula sasaeng fans ini masih berstatus pelajar. Dari liputan yang dilakukan oleh Korea Joongang Daily, diketahui sasaeng fans pun ada yang sampai putus sekolah karena sekolah menghalangi dia buat mengikuti idolanya setiap hari. Nekat banget, ya?
Sasaeng fans yang berkepala batu ini perilakunya nggak sampai sini aja. Ada banyak banget kisah sasaeng yang mengemuka di kalangan para K-Popers. Dari semuanya itu, sasaeng paling sering diberitakan melanggar privasi para selebriti dengan pesan tiket pesawat yang sama dengan idolanya. Mungkin kedengarannya nggak ada serem-seremnya, tapi gini deh, ketika berada di pesawat, para artis berada dalam situasi yang paling rentan. Mereka nggak bisa kabur ke mana-mana. Dan mari kita coba memposisikan diri menjadi seorang idol yang sedang on the way ke benua lain. Kalian yang sedang istirahat karena perjalanan belasan jam malah diganggu oleh orang asing creepy yang nempel-nempel atau ngikutin kalian ke kamar mandi. Horor, kan?
V BTS pernah berbagi cerita mengenai alasan BTS menyewa pesawat pribadi buat menghadiri acara di Amerika Serikat. Singkatnya, mereka melakukan itu demi menghindari sasaeng fans. Kata V, sasaeng fans selalu tahu lebih awal jadwal, tempat duduk, dan pesawat yang bakal mereka tumpangi, sehingga para sasaeng bisa menyamakan dan duduk bersebelahan dengan BTS.
Selain perilaku di atas, sasaeng juga terkenal suka mengganggu idolanya dengan telepon atau pesan singkat. Untuk yang ini sudah ada sindikatnya sendiri dan pelakunya nggak hanya berasal dari Korea Selatan. Para sasaeng ini bakal menjual data berupa nomor HP, ID Kakao Talk, hingga username second account Twitter idolanya. Mereka bisa dapat data ini umumnya dengan cara menjadi pegawai atau operator di provider kartu. Bayangkan, deh, ketika kalian capek abis ikut kelas full day dan disuruh segera ngirim revisi oleh dosen pembimbing (((bukan curhat))), lalu tiba-tiba orang yang terobsesi sama kalian mengancam kalian atau bilang bahwa mereka tahu apa yang sedang kalian lakukan. Serem, kan?
Contoh kasusnya masih dari BTS. Pernah suatu ketika Jung-kook lagi live dan ngobrol sama ARMY, lalu tiba-tiba ada sasaeng yang nelpon dia di tengah siaran. Jung-kook langsung nge-block nomor sasaeng itu. Taeyeon SNSD juga pernah di-spam telepon oleh sasaeng fans-nya dan bikin dia terganggu karena mereka menelepon secara berturut-turut tanpa henti.
Nah, dari mana sih para sasaeng fans ini dapat info tentang idolanya? Sasaeng fans biasanya nggak beroperasi secara soliter alias mereka sudah punya kelompok masing-masing. Setiap orang dalam grup ini lalu menjalankan tugas sesuai pembagiannya. Setelah mereka dapat informasi yang diinginkan, mereka saling berbagi. Ada pula sasaeng fans yang memanfaatkan jaringan sosial dengan cara berteman dengan staf, pemilik toko tempat idol biasanya belanja, sampai teman idolanya. Pernah terjadi kasus mencengangkan yang menimpa Kim Samuel eks-kontestan Produce 101 Season 2. Bayangin, deh, staf yang selama ini dipercaya oleh dia dan agensi ternyata adalah sasaeng. Kebangetan banget.
Ada pula sasaeng fans yang pakai cara yang lebih panjang, capek, dan ngabisin duit dengan ngikutin idolanya 24/7. Mereka lebih selo daripada Dispatch kayaknya. Sasaeng fans macam ini pernah ditampilkan dalam drama Korea Her Private Life. Salah satu tokohnya, Cindy, adalah seorang solo-stan yang bucin banget sama Cha Si-an, anggota grup White Ocean. Pekerjaan Cindy ini sebenernya adalah fansite. Untuk kalian yang masih awam, mungkin lain kali akan saya jelaskan apa itu fansite. Nah, Cindy ini terobsesi sama Cha Si-an sampai memarkirkan mobilnya di depan rumah Si-an hampir seharian penuh dengan tujuan ngawasin Cha Si-an. Ngawasin dalam konteks ini bukan seperti satpam yang tujuannya untuk melindungi, melainkan untuk mengancam.
Begitulah gambaran kehidupan sasaeng fans yang melewati batas. Sebagai langkah preventif sekaligus menindak para sasaeng, sebagian besar agensi sudah menerapkan berbagai peraturan yang ketat untuk menjaga keselamatan artisnya. Big Hit Music, agensi BTS, sejak beberapa tahun lalu udah melarang ARMY buat ngirimin hadiah ke BTS. Ini sebagai pencegahan karena ada kemungkinan hadiah itu berupa jebakan. Ada lho kasus idol K-Pop yang dikirimin boneka, tapi ternyata boneka tersebut sudah dipasang kamera pengintai. Ada juga sasaeng fan yang ngasih pakaian dalamnya buat idolanya. Hiii, serem.
BACA JUGA Jadi Fans Fanatik K-Pop Adalah Cara Saya Menjauhi Kenakalan Remaja dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.