Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Kabupaten Sampang yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat!

Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Sampang Madura yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat!

Sebagai Warga Bangkalan, Saya Iri pada Sampang Madura yang Diam-diam Mulai Berbenah. Bangkalan Lewat! (Lukjsly via Wikimedia Commons)

Ketika mengikuti diskusi tentang pembangunan manusia di Bangkalan Madura, ada satu argumen umum yang selalu sangat disayangkan. Setidaknya ini menurut saya. Argumen yang saya maksud adalah tentang Indeks Pembangunan Manusia di Bangkalan Madura yang berada di posisi kedua terbawah, yakni di atas Kabupaten Sampang.

Argumen tersebut sering kali dilontarkan untuk menunjukkan bahwa posisi Bangkalan masih cukup baik-baik saja jika dibandingkan dengan Sampang. Saya pun curiga, mungkin fakta ini juga membuat Pemkab Bangkalan merasa posisi ini aman-aman saja. Padahal jika kita telisik lebih dalam lagi, Sampang sebenarnya diam-diam mulai menyalip posisi Bangkalan. Maka siap-siap, Bangkalan Madura akan turun ke posisi terendah di Jawa Timur.

Pendidikan masyarakat Sampang Madura meningkat drastis

Data yang sering kita rujuk untuk membaca posisi Bangkalan dan Sampang adalah angka IPM, terutama indikator pendidikan/pengetahuannya. Kalau kita hanya merujuk pada angka IPM, maka betul Sampang selalu berada di bawah Bangkalan. Pada 2023, IPM Sampang berada di posisi terendah di Jawa Timur dengan angka 64,13, sementara Bangkalan berada di atasnya dengan angka 65,75.

Sekarang mari bedah indikator pendidikannya, yakni Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). RLS mengukur berapa tahun rata-rata sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas, sementara HLS mengukur berapa tahun kemungkinan anak usia 7 tahun bisa sekolah.

Jika melihat RLS, benar pula Sampang Madura dengan angka 5,07 berada di bawah Bangkalan yang sudah 5,99. Tapi, jika kita lihat HLS-nya, Sampang sudah jauh malampaui Bangkalan, yakni 12,54 tahun, sementara Bangkalan masih 11,97 tahun. Ini juga menunjukkan bahwa Bangkalan adalah satu-satunya kabupaten di Jawa Timur yang penduduknya tidak memiliki harapan lama sekolah sampai lulus jenjang SMA.

Bagi saya, ini adalah data yang mencengangkan. Sebab, jika melihat perkembangannya, Sampang sangat serius mengurus masalah pendidikan. Pada 2014, sebetulnya HLS Sampang masih 10,39 tahun, sementara Bangkalan sudah 11,17 tahun. Tapi, kini Sampang sudah 12 tahun lebih, sementara Bangkalan masih stagnan di 11 tahun. Kaget, kan?

Jadi tolong, pemerintah Bangkalan jangan lagi merasa aman, ya. Kerja, Pak/Bu!

Tata lingkungan Kabupaten Sampang mulai berbenah

Selain pembangunan manusia, tata kelola lingkungan Kabupaten Sampang sudah sangat jauh dari Bangkalan Madura. Pendapat ini saya rujuk dari perhargaan Adipura yang dilaksanakan setiap tahun, yakni penilaian dalam aspek pengelolaan dan kebersihan lingkungan perkotaan. Nah, sudah 10 tahun Bangkalan absen dari penilaian perhargaan ini. Saya katakan kembali, absen dari penilaian, ya. Artinya, memang tidak ikut sama sekali.

Hal ini sangat berbeda jauh dengan Kabupaten Sampang yang selalu kita anggap berada di bawah Bangkalan. Pada 2023, Sampang meraih piala Anugerah Adipura 2022. Tahun itu, hanya Sampang yang meraih anugerah tersebut dari 4 kabupaten di Madura. Lalu 2024 ini, Sampang juga kembali meraih Anugerah Adipura 2023 bersama Pamekasan.

Bangkalan ke mana? Sepertinya, masih sibuk pasang banner kebersihan sebagian dari iman. Bismillah, semoga bersih.

Bangkalan siap-siap disalip

Dari fakta-fakta tersebut, tak salah jika saya iri dengan Kabupaten Sampang Madura. Saya juga menyarankan, masyarakat Bangkalan sebaiknya berhenti merasa aman dengan posisi kedua terbawah ini. Jika tren perkembangan di Bangkalan terus stagnan, jangan kaget jika Sampang akan menyalip Bangkalan, dan Bangkalan akan berada di posisi terendah di Jawa Timur.

Coba kita renungkan kembali aspek HLS Kabupetan Sampang Madura yang meningkat drastis. Ketika lama sekolahnya meningkat, tentu pengetahuan dan keterampilan masyarakatnya akan meningkat. Ketika keterampilan masyarakatnya meningkat, tentu pendapatannya juga akan turut meningkat. Perusahaan mana yang mau menggaji kecil orang-orang yang terampil. Artinya, ekonomi masyarakatnya pun akan membaik. Nah, tentu saja ini akan memengaruhi aspek kesehatan, kesejahteraan, politik, dan aspek sosial lainnya.

Nah, maka dari itu saya katakan sekali lagi, Bangkalan Madura ini tidak aman. Pemerintah di kabupaten ini belum bekerja dengan baik. Semua aspek ambyar, buktinya perkembangannya stagnan. Entah, apa yang sudah mereka kerjakan dari pajak yang kita bayar. Hadeh!

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Galis, Kecamatan Paling Miris di Bangkalan Madura, Korban Ketimpangan Pendidikan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version