“Selamat siang. Kami sedang ada promo paket spesial untuk Bapak/Ibu. Tersedia paket A dan paket B, khusus hari ini aja loh!” Siapa yang pernah mendengar kalimat ini, sudah pasti pernah bertemu atau malah termakan bujuk rayu sang empunya suara: sales layanan internet IndiHome.
Kalimat yang berulang kali digemakan ini sepertinya sudah ada di luar kepala para sales. Menawarkan promo sebagai kalimat pembuka merupakan jalan ninja dalam menggaet calon customer. Ketika bertemu calon customer, kalimat yang keluar seperti sudah diprogram otomatis oleh sistem mulut para sales.
Sebenarnya cita-cita seorang sales ini sangat sederhana kok, sesederhana dapat customer setiap harinya. Jadi, kalau pertahanan kalian sebagai calon customer runtuh, jangan berkecil hati, kalian sudah berperan mewujudkan cita-cita orang lain.
Iseng. Itulah alasan Sidah Herawati menggeluti dunia sales produk layanan internet IndiHome. Keisengan ini malah justru menjadi pekerjaan tetapnya hingga saat ini. Ia mengakui sebelumnya tak punya ketertarikan untuk jadi sales Indihome. “Waktu itu aku buka Instagram, ada lowongan sales IndiHome itu. Yaudah aku iseng daftar aja nyobain, eh ternyata keterima,” ujar Hera.
Walaupun kerja jadi sales bisa dibilang fleksibel, namun melebarkan sayap di dunia sales tidak semudah yang dibayangkan, seolah-olah tinggal menawarkan produk ke teman-teman. Hera mengatakan ada training khusus tiga bulan untuk mencari minimal lima pelanggan. Setelahnya, sales memiliki target sepuluh pelanggan baru per bulannya. Angka yang tampak kecil ini membutuhkan usaha yang tak kecil karena nggak semua orang di wilayah tempat ia bekerja membutuhkan fasilitas wi-fi.
Sales dituntut gigih di lapangan, menyebar brosur dari rumah ke rumah. Enam hari dalam seminggu dihabiskan untuk door-to-door menawarkan produk. Ditambah promosi lewat media sosial, hari Minggu mereka bisa tetap kerja karena customer menghubungi tak kenal waktu. “Mau nggak mau ya harus dilayani, wong itu juga rejeki,” tambah Hera.
Beratnya kerja sales pernah membuat Hera ingin menyerah. “Pernah capek banget dulu rasanya. Udah excited promosi edukasi ke pelanggan, eh ternyata di rumahnya itu belum ada jaringan.”
Dengan sistem target, para sales harus pintar-pintar cari cara menggaet calon pelanggan. Nugroho Aji, salah satu sales Indihome wilayah Solo, punya dua cara unik untuk mengatasi target ini.
Pertama, spaming Facebook. Cara ini dilakukan mengingat segmen pasarnya masih banyak yang menggunakan Facebook. Kedua, dan yang paling out of the box, dengan menggunakan aplikasi kencan.
Ide nyeleneh ini muncul kala Aji mendapat iklan aplikasi kencan saat sedang berselancar di Instagram. Seperti ada lampu pijar di kepala Aji, ia memutuskan memakai aplikasi tersebut untuk cari pelanggan.
“Aku install MiChat pakenya foto cewek IndiHome. Aku mikirnya banyak yang nge-chat kalo fotonya cewek. Eh beneran, malah bukan aku yang duluan ngechat. Dulu (orang lain) pada ngechat duluan goda-godain gitu. Bapak-bapak juga ada yang nge-chat, hahaha.”
Cara ini berhasil. Aji pernah mendapat pelanggan lewat aplikasi. Malang bagi si pelanggan… “Ketika sudah sampai tahap pemasangan, ya mereka kaget . Kayaknya sih kecewa juga. Kok yang datang cowok, bukan cewek di foto itu,” ujar Aji, lagi-lagi tertawa.
Kata Aji, ia melakukan aksi itu dalam posisi sudah berpacar, namun si pacar tidak tahu apa fungsi aplikasi MiChat. Kini Aji enggan meneruskan jurus cari pelanggan lewat aplikasi kencan karena bikin distraksi saat bekerja. Bagaimana tidak, wong digodain sama bapak-bapak terus.
Photo by William Iven on Unsplash
BACA JUGA Ada Strategi Marketing di Balik Pertikaian Maskot Oppo dan Vivo dan tulisan Fransiska Viola Gina Prasasti lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.