Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sudah Saatnya Kita Meromantisasi Kemacetan di Bundaran Cibiru Bandung

Muhammad Zhur Rifqi oleh Muhammad Zhur Rifqi
9 Juni 2023
A A
Sudah Saatnya Kita Meromantisasi Kemacetan di Bundaran Cibiru Bandung

Sudah Saatnya Kita Meromantisasi Kemacetan di Bundaran Cibiru Bandung (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jika Gedebage dan banjir masuk dalam kategori pasangan tak terpisahkan, Bundaran Cibiru dan macet juga perlu kita masukkan ke dalam kategori tersebut.

Bandung dan segala keromantisannya tak pernah bisa lepas dari dua hal: banjir dan macet. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, wajar kalau dua hal itu menjadi rutinitas yang mesti dihadapi oleh penghuninya.

Bundaran Cibiru termasuk salah satu spot kemacetan yang tak pernah usai dimaki para pengemudi yang melintas di Bandung. Sebagian masyarakat menyebut daerah tersebut sebagai “jalur neraka”. Julukan itu tersemat lantaran istikamahnya dalam menyiksa masyarakat lewat kemacetan.

Sebutan itu bagi saya sangat layak karena setiap hari khususnya pagi dan sore menjelang malam selalu ada kemacetan di sini. Terlebih lagi ketika ada momen seperti tahun baru atau wisuda UIN yang berada dekat dengan bundaran itu. Ah, sudah nggak terbayang lagi betapa berjejalnya kendaraan yang melintas. Angkot, motor, bus AKAP, dan mobil pribadi saling berebut aspal jalanan di perbatasan Kota dan Kabupaten Bandung itu.

Sebagai seorang pendatang yang hampir tiap hari melintasi jalur neraka tersebut, saya nggak pernah alpa mengumpati kemacetan ini. Kemacetan yang hingga kini tak ada upaya serius untuk mengurainya.

Sudah macet bertahun-tahun

Jika menilik berita masa lampau, kemacetan di Bundaran Cibiru sudah bertahun-tahun. Lalu upaya yang dilakukan pihak terkait? Bisa dibilang nihil. Hanya wacana dan wacana. Salah satunya wacana pembangunan underpass.

Ridwan Kamil yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Bandung, memamerkan desain underpass di laman Facebook tertanggal 24 November 2015. Berikut captionnya yang hingga kini terekam oleh jejak digital:

 “Warga Bandung, ini gambar desain untuk terowongan underpass di bundaran Blue Water (Cibiru) untuk mengurai macet Bandung Timur. Doakan lancar, Insya Allah dimulai tahun depan juga. Hatur Nuhun.”

Delapan tahun berlalu dan tak ada yang berubah dari Bundaran Cibiru. Saya berasumsi ada semacam unsur kesengajaan dari pihak-pihak terkait untuk mempertahankan kemacetan ini. Dalam bayangan saya, pihak-pihak terkait ingin menjadikan kemacetan di Bundaran Cibiru sebagai tradisi yang perlu dilestarikan. Pasalnya, alih-alih berupaya mengurai kemacetan, mereka malah terkesan membiarkan kemacetan yang setiap tahun semakin parah ini.

Baca Juga:

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

Buktinya ada desas desus pembangunan underpass yang kembali diangkat oleh media di awal tahun lalu. Katanya pembangunan underpass akan dimulai pada tahun 2023. Kemudian pada akhir tahun 2022, muncul berita yang menyatakan bahwa pembangunan underpass ditunda (lagi). Alasannya karena dana terbatas dan masih ada prioritas lain.

Membiarkan kemacetan di Bundaran Cibiru cukup masuk akal

Seiring berjalannya waktu, saya pikir ada benarnya juga mempertahankan kemacetan ini. Toh Bundaran Cibiru nggak semembosankan itu, kok.

Rindangnya pohon dan terpancangnya bendera partai berwarna-warni bisa memanjakan mata di kala kemacetan melanda. Bisa jadi romantis kalau menikmati jalanan yang padat kendaraan dengan seorang crush alias gebetan. Lebih romantis lagi ketika berkendara ke Bundaran Cibiru usai dibasahi hujan. Seperti kata orang, “Bandung aesthetic setelah hujan.”

Rasanya keputusan membiarkan kemacetan di Bundaran Cibiru merupakan hal yang cukup masuk akal. Toh dana yang dikeluarkan oleh pihak terkait nggak bakal sebanyak bikin underpass, kok. Itu kalau memang berkeinginan untuk mencatatkan kemacetan di Bundaran Cibiru sebagai tradisi atau warisan budaya.

Cukup bikin tugu Selamat Datang di Kota Bandung dengan unsur kendaraan berdesakan. Bisa juga menyewa influencer untuk mengubah mindset masyarakat terkait kemacetan. Lagi-lagi apa? Yak betul, mindset.

Kalau perlu, kita undang Ayah Pidi Baiq untuk melewati Bundaran Cibiru. Siapa tahu bisa dapat inspirasi dan bikin skenario Dilan Ancika seusai menikah tinggal di Cinunuk, misalnya. Insya Allah, nggak harus menunggu tahun depan, masyarakat bisa merasai manfaat dari kemacetan di Bundaran Cibiru, plus keromantisannya.

Penulis: Muhammad Zhur Rifqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kota Lama Gresik, Sisi Lain dari Kabupaten yang Sumpek Ini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Juni 2023 oleh

Tags: BandungBundaran CibiruKemacetan
Muhammad Zhur Rifqi

Muhammad Zhur Rifqi

Bagian dari masyarakat indonesia yang suka senyum.

ArtikelTerkait

Culture Shock Orang Jogja Saat Merantau ke Surabaya

Surabaya Itu Romantis kalau Malam, kalau Siang Jangan Harap!

5 Oktober 2023
Warga Margaasih Bandung Hanya Butiran Debu Tanpa Kota Cimahi Mojok.co

Warga Margaasih Kabupaten Bandung Hanya Butiran Debu Tanpa Kota Cimahi

21 Juni 2024
Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

Saya Setuju Usulan Dedi Mulyadi, Teras Cihampelas Lebih Baik Dirobohkan Saja

4 Juli 2025
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

Perempatan Gedangan, Titik Neraka Kemacetan di Sidoarjo yang (Hampir) Nggak Mungkin Bisa Diatasi

9 September 2023
Bandung (Katanya) Kota Wisata, tapi Wisatawan Mau Parkir Saja Susah

Bandung (Katanya) Kota Wisata, tapi Wisatawan Mau Parkir Saja Susah

6 Juni 2025
Perempatan Informa, Titik Paling Kacau di Cinere Depok. Saking Kacaunya, Saya Pernah Mati Kutu Selama 1 Jam di Sini!

Perempatan Informa, Titik Paling Kacau di Cinere Depok. Saking Kacaunya, Saya Pernah Mati Kutu Selama 1 Jam di Sini!

17 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.