Saya punya pertanyaan nggak begitu penting namun belakangan mengganggu benak saya. Pertanyaan tersebut adalah kenapa garansi mesin sepeda motor keluaran baru hanya tiga tahun? Tak hanya perkara garansi, rata-rata waktu kredit pun maksimal tiga tahun. Setelah usia sepeda motor saya menginjak lima tahun, saya baru tau ini semua.
Usia lima tahun memang identik dengan sifat lucu. Seperti sepeda motor matic saya yang tahun ini menginjak tahun kelima. Ia memang sedang dalam fase lucu-lucunya. Cenderung menggemaskan.
Biasanya, hari Minggu adalah hari untuk bersantai dan istirahat di rumah. Berbeda dengan saya, akhir-akhir ini waktu luang hari minggu habis di bengkel karena masalah-masalah sepeda motor matic saya yang kian kompleks.
Dulu, saya punya jadwal tetap servis sepeda motor tiap dua bulan sekali. Ganti oli, service bulanan, hingga mengganti onderdil yang sudah tidak layak pakai saya lakukan di serbis bulanan itu. Tentu saja bukan saya yang membuat jadwal itu, teknisi dan customer service resmi dealer yang menyarankan.
Sebetulnya waktu service dua bulan sudah cukup ideal dengan mobilitas dan pemakaian saya waktu itu. Sebelum akhirnya dua tahun yang lalu tempat kerja saya pindah. Dari yang hanya berjarak lima kilometer dari kosan, berganti jadi 21 kilometer.
Praktis selama dua tahun ini, saya menarik gas sepeda motor selama lebih kurang berjarak 42 km setiap harinya, kecuali hari Minggu. Belum lagi satu bulan sekali ada ritual pulang kampung dengan jarak pergi pulang sekitar 200 km.
Dengan aktivitas rutin seperti itu membuat sepeda motor saya kehilangan keperkasaan. Motor yang dulu yang selalu perkasa di kala terik dan hujan serta selalu menemani ketika ada kebutuhan mendadak dan penting, kini ia menjadi lesu dan tidak bertenaga.
Dalam tiga bulan terakhir ini hampir setiap minggu saya harus melipir ke bengkel. Kerusakannya beragam dan bergantian. Bulan pertama mengganti van belt yang sudah mulai bersuara kasar saat mesin dijalankan. Bulan kedua mengganti kampas dan minyak rem. Bulan ini lebih memusingkan lagi, saya harus menyisihkan uang lebih banyak untuk mengganti lampu depan yang putus, ban luar yang sudah menipis seperti tabungan di masa pandemi, dan dinamo double starter yang sudah tidak berfungsi.
Puncak dari semua masalah itu terjadi hari ini, tepat sebelum saya menulis artikel ini. Hari ini saya seperti diingatkan oleh sepeda motor saya lebih keras lagi. Saat pulang kerja, saya dibuat kebingungan karena tiba-tiba mesin mati di tengah perjalanan. Meski sempat tiga kali dapat saya hidupkan kembali dengan double starter yang bisa dibilang masih anyar karena baru diganti bulan ini.
Saat mesin mati keempat kalinya, sepeda motor matic saya sudah tidak dapat dihidupkan lagi. Mata saya langsung berkunang-kunang. Saya nggak paham mesin, mau gimana lagi. Terpaksa saya harus menuntun sepeda motor untuk mencari bengkel yang masih buka. Diiringi suara lalu lalang dan pancaran lampu pengendara lainnya, akhirnya saya menemukan bengkel.
Saat sepeda motor saya ditangani mekanik bengkel, saya menebak mungkin ada masalah lagi dengan dinamo double starter. Namun, tebakan saya salah.
Setelah ketemu masalahnya, mekanik bengkel bilang jika otomatis on/off standar yang menyebabkan mesin sepeda motor saya mati. Beliau memberi solusi untuk sementara waktu otomatis on/off standar tidak difungsikan terlebih dahulu karena waktu yang sudah kelewat malam.
Di sela waktu memperbaiki sepeda motor, segala keruwetan tentang sepeda motor matic saya konsultasikan kepada beliau. Mekanik bengkel bilang jika umur nyaman sepeda motor matic keluaran baru memang sekitar lima tahun. Namun, itu semua juga tergantung dengan perawatannya.
“Makanya rata-rata dealer memberikan garansi mesin dan waktu maksimal kredit tiga tahun, Mas. Kalau lebih dari tiga tahun masalah-masalah kecil sudah mulai muncul. Tapi, balik lagi sama perawatan dan penggunaannya.” Ucap mekanik bengkel sambil memasang ulang bodi motor matic saya yang tadinya berserakan.
Selain mesin yang sudah tidak enak lagi digunakan dan seringnya kerusakan yang mengharuskan pergantian onderdil, masalah sepeda motor matic berusia lima tahun kian terus bertambah. Dari segi tampilan atau bodi, misalnya.
Bulan ini saya masih ada pekerjaan rumah untuk mengganti lapisan jok yang sudah menganga pada bagian tengah, musim hujan yang sudah dekat menjadi alasan utama untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Belum lagi plastik bening pelindung speedometer yang sudah retak-retak akibat tempaan air hujan dan sengatan matahari secara bergantian, hingga kaitan kaca spion yang sudah mulai longgar.
Dari segi kenyamanan juga sudah mulai terasa penurunan performa. Baru-baru ini saya juga merasakan kalau shock breaker belakang sudah tidak berfungsi dengan baik karena terasa keras saat berkendara. Saat melewati marka hazard, saya bisa merasakan seluruh tubuh saya bergetar. Tidak ada benda pegas yang mengontrol gerakan liar sepeda motor matic saya.
Masalah motor saya bertambah dengan sulitnya membuka jok karena kaitan bagian dalam yang sudah mulai dol. Jadi untuk menghindari tatapan sinis pengantre BBM di belakang saya sewaktu mengisi bahan bakar karena terlalu lama membuka jok, saya selalu sigap mengambil start membuka jok lebih awal. Sebuah antisipasi jika kaitan jok sedang iseng sama saya.
Dari pengalaman ini, fungsi dan manfaat sepeda motor sebagai penunjang aktivitas sehari-hari semakin terasa. Terutama bagi saya yang dalam mobilitas harian mengandalkan kegesitan sepeda motor. Dalam sekejap nasihat bapak saya terngiang di kepala.
“Sepeda motormu iku ibarat sikilmu. Ojok lali dirumat. Ojok sampek telat.”
Dari kompilasi pengalaman akhir-akhir ini, mulai hari ini saya belajar untuk berdamai dengan sepeda motor matic saya yang sudah berusia lima tahun. Berdamai dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya.
BACA JUGA Bulan Puasa Gini Enaknya Nyinyirin Dinasti Bupati Kediri atau tulisan Ardi Setianto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.