Rotiboy, Kuliner Khas Bandara Favorit Sejuta Umat

Rotiboy, Kuliner Khas Bandara Favorit Sejuta Umat

Rotiboy, Kuliner Khas Bandara Favorit Sejuta Umat (instagram @rotiboyindo)

Jika harus menyebutkan satu tempat tersibuk di dunia, bandara adalah jawabannya. Di sini, hampir seluruh manusia melakukan perjalanan ke berbagai tempat setiap harinya. Mungkin, Anda membaca artikel ini saat sedang ngantre di bandara. Apalagi seperti sekarang ini pastilah jumlah manusia di bandara semakin membludak. Semoga para pekerja di sana diberi kesabaran dan ketabahan.

Orang berangkat ke bandara adalah untuk bepergian, namun tidak semua. Ada juga yang datang ke bandara untuk menjemput kerabat, menjemput pacar, atau yang baru turun dari pesawat. Biasanya saat orang sudah turun dari pesawat, 80 persen akan mencari makanan. Sebab tidak semua orang bernafsu untuk makan di pesawat. Maka saat turun perut lapar melanda, mencari makan adalah kuncinya. Tenang saja, bandara menyediakan banyak sekali gerai makanan untuk Anda santap. Tapi, dari semua jenis makanan yang ada di bandara, ada satu makanan yang sangat khas dan selalu ramai pembeli. Yaitu Rotiboy!

Anda tentu sudah hafal sekali dengan makanan satu ini. Eksistensinya di bandara memang tidak pernah sepi dan berhasil memenangkan hati pelanggan. Padahal ada banyak sekali jenis makanan di bandara. Namun Rotiboy seolah memiliki kekuatan magis yang menarik orang-orang untuk membelinya. Mengapa begitu? Berikut beberapa alasan Rotiboy menjadi makanan incaran di bandara.

#1 Praktis dan higienis

Mari mulai dari yang simpel dulu. Rotiboy memenuhi prinsip efisiensi dengan sempurna. Ia membungkus rotinya dengan kertas plastik berwarna kuning yang dihiasi ilustrasi koki pria tersenyum yang pasti kebayang di kepala Anda bentuknya seperti apa. Kemasan ini membuat kita nggak perlu memegang rotinya dengan tangan, melainkan dengan kemasannya langsung juga bisa. Hal ini tentu saja sangat nyaman ketimbang pakai tangan yang mana di bandara nggak ada tempat cuci tangan. Kecuali toilet yang letaknya jauh.

Bentuknya rotinya juga pas, nggak besar dan nggak kecil. Muat jika dimasukkan ke tas atau dibawa pakai tangan saja. Kalaupun dibawa pakai tangan, tidak akan mengganggu sebab pas dalam genggaman. Makannya juga bisa di mana saja.

#2 Tekstur roti yang nggak ngebosenin

Rotiboy memang menjual roti, namun bukan sekadar roti. Jika Anda beranggapan bahwa itu hanyalah sebuah roti biasa, Anda salah. Rotiboy memberikan hal baru dalam roti buatannya. Nggak sekedar empuk dan lembut saja. Bagian atas Rotiboy menyuguhkan tekstur krispi dan kering-kering yang enak. Jadi saat dikunyah rasanya seperti makan roti goreng, tapi tidak meninggalkan kelembutan roti yang sebenarnya. Nggak akan bosan deh makannya, karena mulut kita akan merasakan berbagai tekstur yang berbeda-beda.

#3 Rasa yang enak

Jujur sampai hari ini saya masih tidak tahu isian Rotiboy itu disebut mentega, margarin, atau krim. Saya sebut saja mentega ya. Rotiboy menyuguhkan roti dengan isian yang gurih dan enak. Semua lidah umumnya pasti bisa menerima rasa mentega. Bukan hanya itu, bagian luarnya juga memberikan rasa kopi yang harum. Dalam sekali gigitan Anda akan merasakan gurihnya kopi yang diikuti dengan manisnya mentega di dalamnya. Efek smokey atau rasa bakar yang mantap bikin rasa roti ini makin endeus.

#4 Bikin kenyang

Bentuk Rotiboy itu pas. Tidak besar, tidak kecil pula. Dan lagi isian dalamnya itu lumayan tebal. Selain itu karena adanya rasa mentega dan kopi, akan sangat mengenyangkan sekali. Makan setengah saja mungkin sudah berasa kenyang. Satu roti sudah lebih dari cukup sekali untuk mengisi perut yang kelaparan.

Saking lakunya Rotiboy, maka tidak berlebihan jika disebut sebagai primadona atau dewa semua makanan di bandara. Bahkan mungkin saja semua bandara di Indonesia menobatkan Rotiboy sebagai ikon kuliner. Ingatlah untuk selalu mendatangi gerai Rotiboy di bandara. Rasakan kenikmatannya.

Sumber Gambar: Instagram @rotiboyindo @padang.foodiary

Penulis: M. Guntur Rahardjo

Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version