Perjumpaan saya dengan rokok murah HITZ memang belum lama, sekitar beberapa minggu lalu. Ceritanya saat saya selesai makan di burjo terus kehabisan rokok, saya mampir ke konter samping burjo yang juga menjual aneka jenis rokok.
Waktu itu, niatnya mau beli Juara, tapi ternyata kosong dan pemilik warung merekomendasikan rokok bernama HITZ. Katanya rokok HITZ mirip-mirip dengan Juara yang memiliki nuansa aroma teh.
Terjebak rasa penasaran, akhirnya saya beli rokok itu dengan harga Rp9000. Saat dibuka ternyata benar, rokok HITZ saat dicium pekat sekali dengan aroma teh. Lebih tepatnya teh manis. Harum, bikin betah untuk terus menciumnya terus-terusan.
Rokok murah bikin tergugah
Sedikit informasi, rokok HITZ adalah rokok berjenis Sigaret Kretek Tangan (SKT), berisi 12 batang dibungkus dengan plastik bening. Bungkusnya berwarna kuning disertai gradasi berwarna orange kemerah-merahan dengan variasi logo “HITZ”, disambung bawahnya bertuliskan “TEH MANIS”. Pendek kata, tampilannya sederhana. Tidak begitu glamor dan elegan.
Saya rasa itu wajar karena di di pita cukainya sendiri saja bertulisan Rp7.275. jelas menunjukkan kalau ini rokok murah yang tentu tidak semewah tampilan rokok “premium”.
Saya rasa, yang paling menarik dari rokok HITZ adalah harganya. Begitu murah, begitu menggugah. Beberapa warung yang saya jumpai ada yang memasang harga Rp8000-8500, termurah yang pernah saya dapatkan adalah Rp7500. Harga semurah ini, tentu jadi kabar baik di tengah brengseknya cukai nokok.
Tapi, harga murah tentu tak bisa menarik siapa pun jika rasanya betul-betul ampas.
Rasa HITZ yang tidak mengecewakan
Alasan saya berlangganan dengan rokok HITZ selain karena harganya murah, rokok ini dari segi cita rasa tidak mengecewakan, setidaknya bagi mulut saya. Kenapa saya bilang begitu lantaran memang saat diisap, HITZ tidak menyebabkan efek mual, enek, maupun pusing, efek yang sering didapat dari rokok murah.
Tak seperti SKT kebanyakan, rokok ini tidak perlu dipijat-pijat agar lebih ringan saat diisap. Loss. Tinggal isap, dan tarikannya juga enteng. Ada sedikit rasa seger-segernya juga. Perihal rasa dan aroma teh manis, rokok ini beda dengan Juara, rokok yang sering jadi benchmark rokok teh.
Juara punya aroma teh yang tak pekat, tapi saat inhale, tehnya begitu terasa. Sedangkan HITZ sebaliknya, saat diisap, tehnya biasa saja. Malah mirip arum manis. Gimana ya jelasinnya, pokoknya beda sama Juara.
Yang menarik, HITZ punya aftertaste yang kuat. Rasa tehnya tertinggal di mulut, dan masih terasa hingga beberapa waktu. Hal inilah yang bikin saya lumayan yakin kalau rokok ini bisa menggoyang hegemoni Juara sebagai top of mind rokok teh. Rokok murah dengan aftertaste yang kuat, kapan lagi?
“Kretek-kretek”
Hal yang bikin saya jatuh cinta dengan rokok murah HITZ adalah saat dinyalakan, bunyi kretek-kreteknya terdengar begitu jelas. Itu yang jarang sekali saya temukan di rokok-rokok pada umumnya, apalagi rokok berjenis Sigaret Kretek Mesin.
Tapi ya, tentu saja ada kekurangannya. Saya tak mau menyebut banyak-banyak, tapi yang paling terasa bagi saya adalah ketika rokok tinggal sedikit, rasanya begitu berbeda. Bikin saya nggak betah, entah kenapa.
Tapi, menurut saya, dengan harga di bawah Rp10.000 rokok ini tidak mengecewakan. Pun dengan harga segitu saya berani mengisap lebih banyak lagi. Tidak takut kalau sehari bisa habis satu bungkus lebih. Rokok murah og, bebas!
HITZ bisa dibilang rokok yang tidak malu-maluin dan sayang untuk ditaruh di meja tongkrongan. Mau habis diminta kawan pun, losss karena harganya murah. Buat yang suka rokok enteng dan nggak bikin dompet jebol, rokok ini bisa dilirik. Lirik aja dulu, kalau tanggal tua baru dicoba.
Saya jadi penasaran, mungkin rokok ini bisa lebih nikmat kalau dibikin versi SKM-nya. Tapi untuk sekarang, rokok ini udah cukup banget. Ha nduene lagi semene, je.
Penulis: Khoirul Atfifudin
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Review Rokok Juara Filter, Teh Manis yang Sempurnakan Juara Kretek