Robot Pembersih Adalah Solusi Lantai Mengilap Tanpa Perlu Keluar Keringat

Robot Pembersih Adalah Solusi Lantai Mengilap Tanpa Perlu Keluar Keringat terminal mojok.co

Robot Pembersih Adalah Solusi Lantai Mengilap Tanpa Perlu Keluar Keringat terminal mojok.co

Angin bertiup cukup kencang di kawasan Sleman akhir-akhir ini. Salah satu akibatnya tentu saja adalah lantai rumah menjadi cepat kotor karena debu yang beterbangan tiada henti. Tidak terkecuali rumah yang saya tempati bersama istri dan anak-anak.

Yah, meskipun alun-alun rumah kami sudah dikelilingi oleh pagar tinggi, toh nyatanya gerombolan debu masih dapat menyelinap masuk rumah dengan mudahnya. Melihat lantai rumah yang kotor dan penuh debu, kita semua tentu sudah dapat membayangkan betapa lelah dan ribetnya karena harus mengangkat pantat untuk nyapu dan ngepel.

Perasaan itu dulu juga pernah dirasakan oleh saya dan istri, sebelum akhirnya kami memutuskan untuk mengadopsi robot yang sangat rajin menyapu dan ngepel. Bukan, ini bukan robot kucing dari abad ke-21 yang bernama Doraemon. Ini adalah robot penyedot debu keluaran perusahaan Ecovacs Robotics, tepatnya Ecovacs seri Deebot Ozmo T8 AIVI.

Semenjak kehadiran robot pembersih di rumah, kami hampir nggak pernah lagi berurusan sama peralatan yang biasa digunakan untuk bersih-bersih. Apa itu namanya? Oh iya, gagang sapu dan kain pel. Ini bukan nggaya, lho, ya. Harap maklum, udah lama nggak megang jadi sudah mulai lupa namanya. Hehehe.

Kebetulan saya dan istri adalah sepasang manusia yang sangat sibuk. Lebih jelasnya, sibuk bersantai dan rebahan. Jadi untuk urusan nyapu sama ngepel, kehadiran robot ini benar-benar seperti mukjizat yang nyata. Apalagi pada era pagebluk seperti sekarang. Kami ndggk mau ambil risiko dengan mengundang dan meminta bantuan asisten rumah tangga buat datang ke rumah.

Bagi kalian yang dari sononya emang punya hobi bersih-bersih atau menemukan kedamaian dengan nyapu atau ngepel, mungkin masih belum memerlukan keahlian robot ini ya. Namun, bagi pasangan pemalas seperti kami, robot ini kalau kata orang Jawa: ngurang-ngurangi gawean banget. Mengurangi banyak pekerjaan dan waktu yang seharusnya buat nyapu atau ngepel dapat dipakai untuk ngelakuin hal sia-sia bermanfaat lainnya.

Kami nggak perlu susah-susah menggerakkan pantat, cukup menekan tombol via aplikasi pada telepon selular, dan simsalabim, rumah udah bersih dan mengilap. Luar biasa.

Selain robot yang kami gunakan, sebenarnya sudah banyak produk robot penyedot debu yang lain, seperti Kurumi, Xiaomi, atau iRobot. Ada beberapa alasan kenapa kami meninggalkan sapu maupun kain pel dan lebih memilih robot pembersih dari Ecovacs seri Deebot Ozmo T8 AIVI.

Pertama, kami punya rumah yang areanya cukup luas.

Lho, bener, to? Kalau bentuknya masih kamar kos 3×3 meter ya ngapain juga beli robot? Ibaratnya, kalian mau membunuh nyamuk tapi pakai bazoka. Mbok udah nggak usah berlebihan, ambil sapu dan kain pelmu. Silakan bersihkan kamar kos dengan kedua tanganmu. Hahaha.

Oh iya, pada awalnya kami mau beli produknya Kurumi, tapi setelah diskusi dengan layanan pelanggan, sepertinya produk Kurumi yang tersedia pada saat itu lebih cocok untuk rumah yang tidak begitu luas. Padahal kami membutuhkan robot yang punya kekuatan untuk luasan lebih dari 200 m. Makanya kami memutuskan untuk memilih Ozmo T8 AIVI ini meskipun memang harganya lebih mahal.

Jadi, sebelum memutuskan membeli robot, hal pertama yang perlu dipertimbangkan memang luas rumahnya. Kalau rumahnya nggak terlalu luas, mungkin dapat mempertimbangkan membeli merek lain atau sama-sama Ecovacs tapi seri di bawahnya. Intinya, harus sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan ya, bukan keinginan.

Kedua, fitur yang lengkap.

Robot yang kami miliki ini dapat memetakan 2 lantai secara permanen dan 1 lantai untuk sementara. Kapasitas baterainya juga lumayan besar, sesuai dengan yang saya sampaikan sebelumnya, cukup untuk rumah yang luas. Bisa disetel untuk nyapu saja, nyapu dan ngepel biasa, atau nyapu dan ngepel mode ngosoki alias dengan kekuatan berkali lipat.

Sewaktu robot pembersih bekerja, kita juga dapat memantau kinerjanya melalui kamera yang terpasang. Jadi semacam bonus CCTV gitu, deh. Nanti kalau ada masalah, bakalan muncul notifikasi pada layar telepon. Misalnya baterainya udah mau habis. Tapi tenang, robot akan secara mandiri kembali ke rumahnya. Jadi nggak perlu didatangin trus digotong-gotong.

Kelemahan robot ini sejauh yang kami tahu, memang belum dapat menjangkau area yang sempit. Maklum, robot ini mempunyai diameter 35 cm, tentu saja bakalan angkat tangan kalau perkara barang nylempit di pojokan. Hal tersebut dapat diatasi dengan ngeluarin debu atau kotoran secara manual dengan sapu biasa. Sisanya biar diurusin sama robot. Akan tetapi, kalau cuma kolong tempat tidur, sih, aman dan masih terjangkau asalkan tingginya lebih dari 9 cm.

Ketiga, nggak ribet dan nggak pakai drama.

Robot ini cuma butuh listrik buat nge-charge, jaringan internet via wifi, dan tentu saja perawatan yang baik supaya awet. Jadi kalau misalnya lagi di kantor atau liburan, kalian masih dapat mengoperasikan robot pembersih ini dan nggak perlu khawatir rumah jadi kotor ketika ditinggal pergi. Asalkan kalian nggak punya tagihan internet yang belum dibayar, ya.

Tempo hari istri coba ngitung dan mbandingin dengan apabila kami meminta bantuan asisten rumah tangga (ART). Misalnya, harga robot Rp12 juta dan gaji ART Rp1 juta per bulan. Ya, anggap aja mbayarin gaji satu tahun di muka. Yang jelas nggak ada drama minta naik gaji, kewajiban ngasih THR, dipinjemin uang untuk mbantu keluarga di kampung halaman, atau risiko bocornya rahasia keluarga di kalangan ART maupun tukang sayur.

Jadi gimana, masih mau bersih-bersih rumah secara manual dengan gagang sapu, vacuum cleaner kabel/portable, dan ngosoki dengan kain pel? Kalau saya, sih, lebih milih yang praktis-praktis aja, deh.

Oh iya, robot ini juga bisa diberi nama via aplikasi yang ada pada ponsel. Robot kami sekarang namanya Warga Desa. Jadi kalau ada yang nanya, rumahnya siapa yang mbersihin, tinggal kami jawab dengan santai, “Biarin diurusin sama Warga Desa”.

BACA JUGA Mencari Penyebab Orang Baru Rajin Beres-beres kalau Lagi Sendirian dan tulisan Bachtiar Mutaqin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version