Menjelang pertengahan Ramadan, pasti selalu ada yang namanya kegiatan buka bersama alias bukber. Entah itu bukber dengan teman sekolah, teman kuliah, rekan kerja, maupun dengan mantan. Mantan teman SD, maksudnya. Para PNS juga nggak mau ketinggalan untuk urusan bukber ini. Mereka menggelar kegiatan bukber dengan para pejabat di kantor instansi pemerintah.
Akan tetapi, para abdi negara itu harus menahan hasrat untuk menggelar kegiatan bukber tahun ini. Pasalnya, tempo hari Presiden Jokowi secara resmi melarang gelaran kegiatan buka bersama di kalangan pejabat negara, PNS, hingga TNI dan Polri. Larangan itu mengacu pada Surat Edaran Sekretariat Kabinet Nomor R-0055/Seskab/DKK/3/2022 pada tanggal 24 Maret yang lalu.
Kalau boleh jujur, saya justru menyambut gembira dengan adanya larangan buka bersama bagi PNS ini. Maaf, bukannya saya antibukber-bukber club, tapi selama ini kegiatan buka bersama para PNS lebih terkesan formalitas dan lebih banyak tetek bengek seremonialnya. Alih-alih mempererat tali persaudaraan dan tali-tali lainnya, yang ada malah terkesan membosankan. Kalau kamu pengin tahu seperti apa bukber para PNS itu, kurang lebih beginilah urutan kegiatannya.
Pertama, ada kata sambutan. Kalau ini jelas wajib ada untuk semua kegiatan instansi pemerintah. Jangankan untuk kegiatan bukber, untuk acara pemakaman saja—selama ada pejabat yang hadir—pasti ada kata sambutannya.
Yang bikin kesal biasanya durasi kata sambutan yang mengalahkan durasi khotbah salat tarawih. Belum lagi kalau pejabat yang hadir lebih dari satu, pasti kata sambutannya bergantian. Ini yang bikin lama dan membosankan. Iya, sih, hitung-hitung nunggu beduk magrib, tapi ya nggak sambil mendengarkan kata sambutan juga kali.
Kedua, ada ceramah dari ustaz langganan kantor. Seperti biasa, sambil menunggu azan magrib berkumandang, para PNS akan diberikan siraman rohani dari ustaz-ustaz yang sudah langganan mengisi kegiatan di kantor instansi pemerintah.
Tema yang disampaikan biasanya itu-itu saja. Misalnya tentang amanah memegang jabatan, rasa syukur sebagai PNS, manajemen waktu di tempat kerja, kerja adalah ibadah, dan tema-tema lain yang berkaitan dengan dunia kerja dan organisasi. Pokoknya wes sudah hafal materinya karena sama dengan materi Ramadan tahun lalu.
Ketiga, makan nasi kotak. Menjelang berbuka, biasanya para PNS itu diberi nasi kotak. Percaya atau nggak, saya sudah hafal isi nasi kotak itu meskipun kotaknya belum dibuka. Ini saking seringnya para PNS diberi nasi kotak di setiap kegiatan, ya.
Isi nasi kotaknya biasanya ada nasi (ya jelas lah), ayam goreng atau rendang, sayur capcai atau kentang goreng mustafa, dan Aqua gelas. Buahnya kalau nggak pisang, ya jeruk. Oh iya, di dalam nasi kotak juga ada sedotan plastik, tisu, tusuk gigi, dan ini yang paling penting: sendok plastik yang plenyan-plenyon itu.
Keempat, tema obrolan tentang pekerjaan. Rasanya nggak afdal kalau kegiatan buka bersama nggak ada acara ngobrolnya. Biasanya, ngobrolnya itu sambil makan nasi kotak tadi. Apa saja sih yang diobrolkan?
Kalau buka bersama alumni biasanya kan ngobrol tentang pekerjaan, kesuksesan, dan pamer kekayaan, nah kalau PNS tema obrolannya nggak kalah membagongkan: pekerjaan. Bayangkan, sudah seharian berkutat dengan pekerjaan, ketika sedang buka bersama pun masih bahas soal pekerjaan. Apa nggak bikin muntah?
Kelima, foto bersama. Sama halnya dengan kata sambutan, sesi foto bersama itu wajib dilakukan. Buat apalagi kalau bukan pamer di media sosial? Nggak lupa pakai caption Islami bertema Ramadan.
Untuk komposisi foto bersama, posisi pejabat biasanya di tengah berdampingan dengan ustaz langganan kantor tadi. Sisanya, yang posisinya dipinggir-pinggir atau yang jongkok-jongkok itu, cuma pelengkap.
Nah, begitulah urutan kegiatan bukber PNS di instansi pemerintah. Dan itu selalu berulang dari tahun ke tahun. Gimana? Membosankan, kan? Kalau masih nggak percaya, coba sekali-kali ikutan deh. Eh, tapi harus daftar CPNS dulu, ya?
Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sambut Bulan Ramadan, Tradisi PNS Adalah 5 Hal Ini.