Ringroad Selatan Jogja begitu sesak kala matahari menyapa. Tapi ketika malam tiba, ceritanya jadi beda
Pulang ke Jogja memberikan kesempatan bagi saya untuk berkeliling ke banyak tempat yang sudah lama nggak saya kunjungi. Selain napak tilas kehidupan saya semasa remaja di kota kelahiran, saya juga pengen tahu bagaimana perkembangan yang terjadi di sini. Ya, walaupun pada akhirnya saya nggak melihat nggak banyak yang berubah. Penataan wilayah tetap amburadul, jalan masih bolong-bolong, ditambah kondisi jalannya malah makin macet.
Dari sekian banyak ruas jalan yang saya lewati, salah satu yang selalu menjadi rute pulang-pergi di Jogja adalah Ringroad Selatan. Beberapa tahun lalu, pinggir jalan di sini masih banyak vegetasi dan persawahan, kini coffeeshop dan ruko-ruko ternyata mulai menggantikannya perlahan.
Daftar Isi
Siang hari penuh sesak
Saya akui area sekitar Ringroad Selatan makin banyak tempat usaha baru yang tentu ikut serta memajukan perekonomian Jogja. Tentunya, kondisi tersebut merupakan salah satu sinyal positif bahwa aktivitas ekonomi nggak hanya berkutat di pusat kota saja. Area pinggiran Bantul pun sedikit demi sedikit ikut berkembang juga.
Hal positif tersebut tentu berdampak pada makin penuhnya volume lalu lintas yang terjadi. Saya nggak bilang kondisi ini sebagai hal negatif juga, sih, toh makin banyak orang berlalu lalang tentu semakin menggerakkan roda ekonomi. Ya, setidaknya Ringroad Selatan Jogja sekarang nggak kalah ramai dengan Ringroad Utara. Masyarakat yang mendiami Jogja bagian selatan pun kini nggak perlu jauh-jauh ke kota atau daerah utara untuk sekadar mencari tempat ngopi yang proper.
Kondisi malam hari justru mencekam
Sayangnya keramaian Ringroad Selatan Jogja tiba-tiba memudar ketika matahari mulai tenggelam dan malam mulai datang. Volume kendaraan orang-orang pulang kerja dan nongkrong makin berkurang meninggalkan kesunyian. Serius, saya yang saat itu pulang ngopi sekitar pukul 9 malam dari daerah sekitar UMY dan melewati Ringroad Selatan saja kondisi jalannya sudah cukup sepi.
Belum lagi, ternyata perkembangan pembangunan belum dibarengi penambahan penerangan jalan. Masalah utama gelapnya Ringroad Jogja ternyata masih belum diselesaikan sampai sekarang. Jujur saja, untuk jalan protokol sebesar itu, penerangan jalannya masih terbilang sangat minim. Parameter mengukurnya mudah saja, kalau setiap berjalan beberapa detik saya harus sesekali menyalakan lampu jauh motor artinya kondisi jalanan nya begitu gelap. Ditambah lagi, masih banyak kasus kecelakaan kendaraan akibat menabrak pembatas jalan. Ya, apalagi penyebabnya kalau bukan karena minim penerangan.
Kondisi jalan saat siang dan malam hari berubah 180 derajat. Siang hari yang awalnya Ringroad Selatan Jogja memberikan vibes penuh sesak berubah menjadi mencekam saat malam datang. Kalau nggak dituntaskan, ruas jalan ini bisa makin rawan kriminal akibat kondisi jalan yang mencekam. Apalagi kalau bukan sahabat sejati Jogja yaitu klitih~
Ringroad Selatan Jogja jadi medan perang
Bukti kriminalitas mulai merajalela di sini pun sebenarnya sudah ada. Kalau nggak percaya, sila cek akun YouTube Gedang Goreng81. Akhir-akhir ini Ringroad Selatan Jogja kembali lagi menjadi medang perang setelah sekian lama cukup damai. Dulu sekitar tahun 2016-2017 saat masih SMA, saya memang beberapa kali mendapati orang kurang kerjaan berkeliling dan mengacungkan sajam di sini, tapi saya pikir hal tersebut sudah mereda.
Nyatanya, video-video dari mas Gedang Goreng81 tadi memberikan bukti bahwa jagoan-jagoan ini kembali bermunculan di ruas jalan Ringroad Selatan. Bayangkan saja, orang-orang pulang kerja dan karyawan shift malam yang mulai berangkat harus dihadapkan dengan medan perang di sini. Sudah lah mumet dengan UMR Jogja yang nggak menanjak naik, ditambah harus bertemu dengan orang-orang nggak berakal yang mencari masalah.
Rasanya aneh melihat kontradiksi yang terjadi di Ringroad Selatan Jogja. Masalahnya, kawasan ini bukan termasuk area pinggiran yang sepi banget. Banyak lho permukiman di sini dibuktikan dengan ramainya kondisi jalan saat siang hari. Tapi, kondisi jalan yang gelap saat malam hari menjadi sasaran empuk para pelaku kriminal ini.
Jangan sampai klitih kembali dengan bebas menggerayangi Ringroad Selatan Jogja. Sudah cukup ruas jalan ini menjadi area rawan dan medan perang pada masanya. Seharusnya sekarang sudah nggak ada lagi rasa was-was dari masyarakat untuk lewat jalan protokol sebesar ini meskipun di malam hari sekalipun. Kan belum lama ini polisi menganggap fight club bukan solusi, ayolah buktikan tindakannya konkretnya.
Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sejarah Ringroad Jogja yang Kini Sudah Berubah Nama
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.