Sejak awal tahun ini, saya yang pengguna Android tulen mulai beralih memakai iPhone. Awalnya, saya merasa bahwa iPhone ini oke banget, nggak lemot, dan sat-set gitu. Tapi, setelah lima bulan pemakaian, saya justru merasa lebih mending pakai Android saja ke mana-mana.
Jujur saja, bukan karena saya memang terbiasa dengan Android, tapi karena iPhone nggak mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan saya. Alhasil, kini saya justru menggunakan dua hape, Android dan iPhone, meski yang sering banget dipakai tetaplah Android.
#1 Ribet jaga battery health iPhone
Salah satu hal yang sampai sekarang masih sering bikin saya kaget sekaligus geli adalah para pengguna iPhone yang suka banget membangga-banggakan Battery Health-nya. Iya, mereka bangga banget kalau kapasitas kesehatan baterainya masih 100% setelah dipakai berbulan-bulan.
Bahkan, saya sampai menemukan beberapa utas di X yang berbagi cara-cara untuk menjaga kesehatan baterai tetap awet. Misalnya selalu mengecas saat baterai berada di kisaran 20% dan dilepas saat sudah mencapai 80%. Selain itu, screen time-nya juga harus di bawah enam jam dan terpenting nggak boleh dipakai saat sedang dicas. Kalau sampai battery health-nya turun, siap-siap hapenya sering panas pas dipakai. Pokoknya ribet banget, deh.
Hal tersebutlah yang bikin saya males pakai iPhone. Soalnya, seumur-umur jadi pengguna Android, saya belum pernah sekalipun melihat ada yang membangga-banggakan battery health-nya sampai bikin trik biar baterainya awet. Pakai Android jelas perawatannya lebih gampang, bebas dipakai sampai berjam-jam, dan terpenting nggak ribet.
Baca halaman selanjutnya: Susah transfer data dari laptop kentang…