Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka (Buku Mojok)

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa di Marketplace

Cerita reflektif saat menapaki hidup menuju dewasa dengan apik ditulis Mila Alkhansah dalam buku berjudul Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa.

Judul: Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa
Penulis: Mila Alkhansah
Penerbit: Buku Mojok
Tebal: 148 halaman
Tahun Terbit: 2023

Kita adalah korban dari cita-cita masa kecil yang ingin cepat beranjak dewasa.

Mila Alkhansah menuangkan cerita-cerita reflektif saat menapaki hidup menuju dewasa dengan sangat apik di buku berjudul Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa. Cerita yang ia tuliskan bersumber dari pengalaman pribadi. Pengalaman seseorang adalah pengetahuan terbaiknya, begitu kata Dr. Nur Rofiah. Uniknya, dengan membaca tulisan Mila ini, saya jadi bisa merefleksikan pengalaman pribadi saya.

Mengingat kembali masa-masa remaja

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa dibagi menjadi lima bagian. Membaca bagian pertama, Tentang Cinta yang Tidak Aku Mengerti, membuat saya merasa kembali ke masa putih abu-abu, masa di mana saya belum mampu memaknai cinta dengan baik.

Bagi saya, dan mungkin juga sebagian dari kita, cinta semasa remaja adalah hal yang amat spesial. Terkadang kita sangat ingin memiliki orang yang kita cintai. Namun terkadang kita juga malu mengekspresikan rasa yang muncul di hati. Bahkan kita juga bisa merasa cemburu saat melihat orang yang kita sukai memilih atau dipilih orang lain.

Saat itu, kita memandang cinta sebagai sesuatu yang besar dan amat penting. Padahal sebagian kisah cinta di masa remaja tak bertahan lama hingga akhir. Cerita itu menjadi kisah masa lalu yang bisa saja jadi kenangan manis, pahit, getir, atau bahkan menggelikan. Hanya sebagian kecil pasangan yang menjalin kisah asmaranya sejak remaja berhasil lanjut hingga mereka menua.

Pada bagian ini, Mila Alkhansah menuangkan pengalaman pahitnya saat bertemu “cinta” di saat yang tak tepat. Keduanya memutuskan untuk berpisah karena suatu hal yang tak bisa diusahakan lagi. Tampak sekali ada luka yang terukir pada diri Mila. Lewat tulisannya yang kadang mengandung makna implisit, Mila membagikan kepedihan saat menjelang perpisahan, menghadapi perpisahan, hingga pasca-perpisahan saat mantan kekasihnya telah bahagia bersama orang yang baru.

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa bak kawan yang sedang bercerita

Membaca buku ini seperti mendengarkan seorang kawan yang bercerita tentang kisahnya, sekaligus memberi kita nasihat atas curhatan kita. Begitu banyak hal yang tak kita pahami tentang cinta, apalagi saat logika kita menjadi kalah di hadapan perasaan. Satu hal yang pasti, mendengar kisah penulis kita tak akan merasa sendiri saat pernah hancur sebab “cinta”.

Bagian kedua Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa mengungkapkan cerita mengenai cinta yang bukan lagi prioritas. Bagian ini masih ada kaitannya dengan bagian sebelumnya.

Luka yang kita rasakan karena gagal menjalin hubungan, pasti berkembang menjadi ketidakpercayaan kepada cinta yang baru. Ada ketakutan untuk membuka lagi hati. Ada ketakutan akan menerima rasa sakit yang sama. Namun, semua itu justru akan semakin mendidik kita agar lebih berhati-hati untuk melangkah.

Kita tak perlu memilih untuk bersama seseorang hanya karena berharap ia berubah. Mila Alkhansah juga mengungkapkan hal yang sama. Ia tak mau terbeban untuk mengubah pasangannya ke arah yang lebih baik. Sebab, mengubah diri sendiri saja susahnya bukan main.

Pedihnya menjadi generasi sandwich

Di bagian ketiga, ada satu pengalaman Mila Alkhansah yang lagi-lagi relate dengan pengalaman pribadi saya, yakni menjadi generasi sandwich. Sebagai generasi sandwich, Mila tahu betul rasanya menempatkan diri sendiri menjadi nomor sekian. Sebagian besar hasil kerjanya ia prioritaskan untuk kuliah adiknya dan kebutuhan orang tua. Pedihnya menjadi generasi sandwich hanya mereka yang bisa merasakan.

Melalui Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa, Mila berusaha menguatkan dirinya. Kendati hidup yang ia jalani amat berat, ia tetap berterima kasih. Sebab, mungkin tanpa beratnya hidup yang ia lalui, ia tak akan setangguh dan sekuat saat ini.

Tumbuh dewasa berarti berani melangkah bersama luka-luka dan segala hal yang tak membuat kita nyaman. Bukan menolaknya, tapi justru memeluknya selayaknya sahabat perjalanan. Tumbuh dewasa juga berani menerima kenyataan bahwa mungkin saja kita merasa tertinggal jika dibandingkan orang lain. Jika perasaan tertinggal itu menganggu kita, nampaknya kita perlu mencoba saran Mila untuk mengambil jeda dan tak perlu mengikuti derasnya arus yang membuat kita kewalahan. Sebab, kita tak sedang berlomba dengan siapa pun.

Dalam bukunya, tampak sekali Mila Alkhansah adalah seorang yang religius. Ia pandai melibatkan Allah dalam setiap warna kehidupan yang ia alami. Ia mengingatkan kepada kita dan dirinya sendiri, berharap kepada manusia sama dengan merencanakan patah hati.

Kekuatan sisi spiritual penulis termanifestasikan dalam bentuk rasa syukur dan penerimaannya dalam menjalani takdir meski sebenarnya bukan itu yang ia inginkan. Pada bagian ini, saya merasa kembali diingatkan, bahwa Allah akan mengingat semua doa-doa kita meski kita sudah lupa akan doa yang kita panjatkan.

Doa tidak selalu berupa kata-kata yang terucap. Sebab tidak semua orang mampu bersuara untuk meminta saat tubuh dan jiwa sudah sangat hancur, bukan?

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa pada akhirnya mengajarkan kita untuk realistis

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa mengajarkan kita untuk selalu bersikap realistis saat mulai tumbuh dewasa. Memang, di masa kanak-kanak sebagian besar dari kita berharap cepat dewasa agar tak lagi diperintah atau dilarang orang tua. Namun, begitu kita beranjak dewasa, datang masalah baru yang tak terduga sebelumnya. Lewat masalah-masalah itulah sebenarnya kita semakin banyak belajar.

Meski tumbuh menjadi seorang dewasa melelahkan, itu tetap berarti banyak buat kita. Akan ada banyak pintu yang terbuka untuk kita, doa-doa yang terkabul satu per satu meski kita telah lupa pernah memanjatkannya. Kesempatan baru, kawan baru, menjalin relasi dengan orang baru, akan selalu jadi momen yang menyenangkan.

Kita juga akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Mengikhlaskan apa yang tidak menjadi takdir kita dan menyadari bahwa hidup bukanlah perlombaan. Hal terbaik yang bisa kita capai adalah menjadi versi diri yang lebih baik daripada diri kita sebelumnya. Yang terpenting dengan menjadi dewasa, kita akan mengenali diri kita lebih baik lagi.

Masih banyak kisah-kisah refleksi yang dituangkan Mila Alkhansah dalam buku Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa. Buku ini cocok dibaca oleh siapa pun, para remaja yang sedang mencari jati dirinya maupun mereka yang mulai beranjak dewasa. Serta para dewasa yang butuh kawan bercerita dan diyakinkan bahwa ia bukan satu-satunya manusia yang menderita di muka bumi.

Selamat membaca, selamat bertumbuh menjadi manusia dewasa.

Penulis: Rezha Rizqy Novitasary
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Takut Tambah Dewasa, Takut Nggak Dapat Kerja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Skor Review 5/5

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa

4.4 SKOR

Buku ini cocok dibaca para remaja yang sedang mencari jati diri dan orang dewasa yang butuh kawan bercerita. Dengan menjadi dewasa, kita akan mengenal diri kita lebih baik lagi.

Kelebihan

  • Cocok dibaca siapa pun
  • Tulisan dalam buku ini relate dengan banyak orang

Detail Review

  • Cetakan
  • Layout
  • Cover

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa di Marketplace

Kami mengumpulkan informasi dari berbagai marketplace

Harga terbaik

Rp.58500
Exit mobile version