Indomie Goreng Kebab Rendang: Perpaduan Rasa Daging yang Nendang dan Rempah yang Sopan di Lidah

Indomie Goreng Kebab Rendang, Uniknya Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Nusantara Terminal Mojok

Indomie Goreng Kebab Rendang, Uniknya Perpaduan Rasa Timur Tengah dan Nusantara (Unsplash.com)

Sekitar seminggu yang lalu Indomie merilis varian baru dalam serial Indomie Hype Abis, yaitu Indomie goreng rasa Kebab Rendang. Sudah jelas tema yang diusung adalah perpaduan budaya Turki dan Nusantara yang diwakili Sumatra Barat. Perpaduan ini sudah nampak dari kemasannya di mana font huruf antara kebab dan rendang dibedakan. Pesan kolaborasi dua budaya ini juga nampak pada warna kemasannya yang memilih warna ungu dan jingga, saling berdiri sendiri dan sengaja tidak dibaurkan.

Oke, cukup sekian soal kemasannya, kita lanjut ke bagian dalam bungkusnya. Dari segi minya, sangat berbeda dengan mi pada Indomie goreng original. Indomie goreng Kebab Rendang punya tekstur mi yang lebih lebar dan tebal, serupa dengan varian Mi Aceh. Fun fact, mi mentahnya enak banget buat digadoin. Rasanya lebih renyah, lebih garing, lebih asin, dan lebih gurih mirip banget kayak gigit kerupuk. Beda sama sensasi gadoin Indomie goreng original yang minya lebih keras waktu digigit dalam kondisi mentah. Setelah dimasak, mi bertekstur tebal dan lebar seperti Indomie goreng Kebab Rendang dan Mi Aceh tentunya lebih kenyal daripada Indomie goreng original.

Saya sempat khawatir apakah Indomie akan berhasil memadukan kebab dan rendang, mengingat produk kreasi Indomie yang aneh-aneh lebih sering zonk daripada Mie Sedaap. Benang merah dari kebab dan rendang adalah daging dan rempah. Masalahnya, cara memasak kedua makanan ini kan beda, ya? Rendang direbus dengan santan dan rempah-rempah sampai asat, sedangkan kebab cuma dimarinasi dengan rempah-rempah, lalu dipanggang sehingga muncul aroma smokey yang khas. Jadi, memadukan keduanya pasti butuh usaha yang lebih kompleks, bukan sekadar memasukkan daging rendang bersama sayur-mayurnya ke tortila. Ingat ya, kebab itu dagingnya bisa disajikan dengan berbagai cara, bukan cuma snack wrap yang biasa kita beli.

Ketika matang, aroma khas perisa sapi langsung menguar dan mendominasi. Beberapa orang menganggapnya sebagai aroma domba, tapi saya kurang setuju. Menurut saya, aroma itu adalah perisa sapi yang biasa kita rasakan dan cium di mi instan baso sapi dan mi sapi-sapian lainnya. Untuk rempah-rempahnya lebih mild daripada Indomie goreng rasa Rendang.

Buat yang sensitif sama rasa pedas, nggak perlu khawatir sama varian Indomie goreng Kebab Rendang karena minya nggak pedas meskipun berempah, beda sama Indomie Rendang. Lagi pula, varian terbaru ini bumbunya hanya terdiri dari bumbu bubuk, kecap, minyak bumbu, dan topping kriuk rendang. Jadi memang nggak ada saus sambal atau bubuk cabainya.

Bumbu bubuk Indomie varian ini berwarna kekuningan, bukan putih. Dari bumbu bubuk inilah aroma dan rasa perisa daging berasal. Selain aroma dan rasa daging yang pekat, bumbu bubuk ini juga berempah. Kalau dibayangkan, mungkin mirip dengan Indomie rasa Kari. Tapi ada tambahan susu dalam komposisinya yang menetralkan kuatnya rasa rempah-rempah dan pekatnya daging. Kalau minyak bumbunya, nggak jauh beda dengan Indomie goreng Rendang, sih. Warnanya cokelat kemerahan dan pekat, serta memberikan kesan rempah yang cukup kuat.

Secara umum, rasa Indomie goreng Kebab Rendang cukup unik. Di suapan pertama, rasa dan aroma daging langsung nonjok di lidah. Kemudian disusul dengan rasa rempah yang sopan dan sedikit rasa creamy. Kalau dibandingkan dengan Indomie goreng Rendang, rempah dalam Indomie varian Kebab Rendang jauh lebih ringan. Namun, buat orang yang sensitif dengan bau nyegrak daging-dagingan mungkin harus waspada dengan mi yang satu ini. Pasalnya, perisa dagingnya benar-benar pekat hingga menimbulkan kesan agak prengus. Tapi di sisi lain, cara ini saya anggap cerdik sebagai upaya memunculkan jati diri kebab sesuai tema yang diusung. Kalau rendangnya sih sudah cukup terwakili dari rasa rempahnya.

Satu lagi yang perlu diapresiasi lagi dari varian terbaru ini adalah topping kriuknya. Kali ini topping-nya nggak tipu-tipu. Beneran renyah dan dibumbui dengan rempah-rempah khas rendang. Jadi bukan cuma klaim topping daging, melainkan justru rasanya tepung kedelai seperti yang sudah-sudah. Sayangnya, kuantitas toppingnya sangat sedikit dan ukurannya terlalu kecil jadi tekstur gigitannya nggak cukup terasa. Kalau ukurannya dibikin sebesar topping kriuk di Indomie Kriuk 8x pasti bakalan lebih sempurna.

Secara keseluruhan Indomie goreng Kebab Rendang masih worth it untuk dicoba. Dengan harga Rp3.500-an kita sudah bisa merasakan uniknya perpaduan rasa khas Timur Tengah dan Nusantara. Selamat mencoba!

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Top 5 Indomie Goreng Terenak yang Pernah Ada.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version