Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Review Firestarter: Film Horor yang Nggak Ada Horornya

Bintang Ramadhana Andyanto oleh Bintang Ramadhana Andyanto
24 Mei 2022
A A
Review Firestarter: Film Horor yang Nggak Ada Horornya

Review Firestarter: Film Horor yang Nggak Ada Horornya (Akun Instagram @firestartermov)

Share on FacebookShare on Twitter

Firestarter merupakan sebuah film karya Keith Thomas yang pertama kali dirilis di Indonesia pada tanggal 13 Mei 2022 dan diadaptasi dari novel ciptaan penulis terkemuka, Stephen King. Film ini dibintangi oleh Ryan Kiera Armstrong, Sydney Lemmon, dan sang aktor yang sering diolok-olok karena film High School Musical, Zac Efron. Sejujurnya, saya tidak berniat untuk menyaksikan film ini. Namun, ketika sampai di bioskop, mbak-mbak penjual karcis memberitahu saya bahwa KKN di Desa Penari baru akan tayang sejam lagi, sehingga saya pun memutuskan untuk menonton Firestarter saja sebagai penggantinya.

Secara singkat, Firestarter mengisahkan tentang perjuangan Andy McGee (Zac Efron) dan Victoria (Sydney Lemmon) dalam melindungi putri mereka, Charlie (Ryan Kiera Armstrong), dari kejaran sebuah organisasi berbahaya bernama The Shop. Organisasi tersebut mengejar-ngejar Charlie karena dirinya merupakan seorang gadis kecil yang memiliki kemampuan super untuk mengeluarkan api dari tubuhnya, hampir serupa dengan tokoh Human Torch dari Fantastic 4. Lantas, bagaimana kelanjutan nasib mereka? Apakah The Shop berhasil mendapatkan Charlie? Ataukah kedua orang tuanya mampu menjalankan peran mereka dengan baik dan melindungi anaknya? Untuk menjawab itu, kalian bisa menyaksikan filmnya sendiri.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Firestarter (@firestartermov)

Secara keseluruhan, Firestarter tidak begitu memuaskan dan memiliki cukup banyak kekurangan di sana-sini. Kelemahan yang paling terasa adalah saya tidak bisa begitu merasakan aspek horor yang lucunya, menjadi genre utama yang diusung dalam film ini. Memang, beberapa kali sang sutradara berusaha memberikan jump scare yang diharapkan dapat membuat para penonton bergidik ngeri. Nahasnya, adegan-adegan “pengejut” tersebut menjadi satu-satunya bagian paling maksimal yang bisa membuat saya sedikit terpacu adrenalinnya.

Selain itu, hampir tidak ada adegan-adegan lain yang bisa membuat saya takut untuk membuka mata. Mungkin saja, salah satu penyebab dari hal tersebut adalah rating PG-13 yang ditampilkan oleh filmnya, sehingga para penonton dituntut untuk tidak mengharapkan adanya adegan gore yang brutal dan penuh darah. Meski begitu, sebetulnya unsur horor tidak melulu harus ditampilkan melalui adegan-adegan semacam itu. Singkatnya, pada dasarnya saya merasa bahwa memang sang sutradara saja yang kurang pintar menciptakan suasana mencekam dan berujung serba “nanggung” di setiap bagian.

Baca Juga:

The Mist, Film Sci-Fi Horor dengan Ending Paling Brutal

Namun, Firestarter juga memiliki beberapa aspek positif yang tidak boleh dikesampingkan begitu saja. Salah satunya adalah performa yang ditunjukkan oleh aktris belia, Ryan Kiera Armstrong, yang memerankan salah satu protagonis utama dan cikal-bakal konflik dari film ini. Saya bukan pakar dunia akting dan seni peran, tetapi jujur, begitu menyaksikannya berakting di film ini, saya benar-benar bisa tenggelam dalam ekspresi yang kuat dan perasaan takut yang sang karakter rasakan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Firestarter (@firestartermov)

Melalui tatapan matanya saja, saya seketika bisa merasakan bahwa tokoh Charlie yang ia perankan seakan ingin berkata bahwa ia tidak ingin berada di situasi pelik semacam ini. Kegalauan yang berujung kemarahan itu mampu ia tampilkan dengan nyaris sempurna dan untuk seorang aktris berusia sepuluh tahun, penampilannya benar-benar berhasil membuat saya memberikan dua jempol. Mantap, Dek Armstrong!

Bahkan, jika harus jujur, saya merasa bahwa kemampuan akting yang “Dek Armstrong” tampilkan mampu menjadi spotlight utama dan melampaui Zac Efron maupun Sydney Lemmon (yang usianya sudah jauh lebih tua dan otomatis lebih berpengalaman). Untuk Zac, saya rasa ia belum mampu betul-betul menjiwai karakter seorang bapak yang harus sekuat tenaga melindungi putrinya. Saya belum bisa merasakan kekhawatiran penuh yang tentu akan dirasakan oleh setiap orang tua jika berada di situasi semacam itu. Hal yang kurang lebih sama juga terjadi pada Sydney.

Oleh sebab itu, saya sangat menyayangkan fakta bahwa performa memukau sang anak justru tidak didukung oleh penampilan yang sama oleh para orang tuanya. Terlebih, sang aktor dan aktris yang memerankan mereka tergolong artis papan atas yang sudah sering malang melintang di banyak proyek layar lebar.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Firestarter (@firestartermov)

Itulah review singkat saya mengenai Firestarter. Secara keseluruhan, film ini cenderung gagal memberikan kengerian kepada penontonnya dan serba “nanggung” dalam aspek horor maupun fiksi-ilmiah yang ingin diangkat. Kekecewaan saya semakin bertambah begitu menyadari kembali bahwa karya layar lebar yang satu ini diangkat dari sebuah novel karya “empunya” kisah horor, Stephen King.

Jika film ini dijadikan sebagai bentuk penghormatan terhadap lelaki berusia 74 tahun tersebut, saya justru menganggapnya sebagai bentuk penghinaan yang diciptakan secara serius dan ber-budget besar. Singkatnya, rating 6/10 tampaknya layak untuk diberikan kepada film karya Keith Thomas ini.

Sumber gambar: Akun Instagram @firestartermov

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Tertawa dari Awal Sampai Akhir Bersama Film Srimulat: Hil yang Mustahal

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 Mei 2022 oleh

Tags: firestarterstephen kingzac efron
Bintang Ramadhana Andyanto

Bintang Ramadhana Andyanto

Anak negeri. Tukang ngopi. Pakar senjalogi.

ArtikelTerkait

The Mist, Film Sci-Fi Horor dengan Ending Paling Brutal

The Mist, Film Sci-Fi Horor dengan Ending Paling Brutal

25 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.