Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Review Film Dora and the Lost City of Gold dan Bukti Bahwa Dora Berzodiak Leo

Ali Achmad Zainuri oleh Ali Achmad Zainuri
23 Agustus 2019
A A
dora

dora

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman saya menyempatkan untuk menonton film. Sebenarnya agak mikir dua kali sih, karena waktu itu weekend, dan harga nonton film di Jakarta lumayan mahal kalau dibandingkan dengan Solo—ya iyalah. Cuma karena kami sama-sama gabut, akhirnya ya nonton juga.

Waktu milih film, kami sama-sama bingung. Saya pengen nonton Dua Garis Biru, penasaran seberapa liberal film itu sampai digadang bisa ngebuat banyak anak tertarik untuk seks bebas. Tapi, jebul teman saya udah nonton. Dia menyarankan untuk nonton Bumi Manusia, tapi karena review di Twitter yang beragam—ada yang bilang bagus, ada yang bilang jelek—akhirnya saya jadi ragu. Nah, waktu itu udah fix nih mau nonton Dua Garis Biru aja, hingga akhirnya muncul pemikiran liar saya—mending nonton Dora aja.

Karena kami sama-sama impulsif, akhirnya ya beneran nonton Dora.

Mbak Dora dalam bayangan saya masih anak kecil dengan rambut bob dan perilaku yang unik karena temenan sama monyet. Hobi jalan-jalannya diduga menjadi motivasi banyak orang untuk jadi traveller. Seinget saya dia agak ngeselin, karena sering banget nanya apa yang harus dilakukan. Mana nanyanya berkali-kali, lagi. Plis bagi siapapun yang mau jadi orangtua, pastikan telinga anak kalian bersih sebelum kalian izinkan buat berpetualang ke rimba luas.

Ternyata, di film ini, Dora udah bertransformasi, guys. Dia masih beberapa kali nanya—kayaknya Dora ini Leo deh soalnya megang prinsip banget walaupun ngeselin. Tapi, yang nggak saya duga, ternyata cerita Dora ini beda banget sama yang ada di kartun zaman saya kecil.

Dora yang sekarang udah gede. Dia awalnya tinggal di hutan, ikut kedua orangtuanya yang merupakan arkeolog untuk mencari kota emas yang dikabarkan hilang. Nah, pas udah dapet clue kotanya di mana, kedua orangtuanya nggak mengizinkan Dora buat ikutan menjelajah rimba. Mereka malah pengen Dora untuk sekolah di kota, berbaur dengan anak-anak seusianya. Get a life-lah kalau istilah anak sekarang.

Yaudah deh, akhirnya Dora dikirim ke rumahnya Diego. Agak struggling sih dia di sana. Biasalah, namanya adaptasi kan nggak mudah. Apalagi selama ini kebiasaannya cuman ngobrol sama monyet dan main sama satwa, mendadak harus hidup di tengah kota metropolitan yang penduduknya bisa jadi lebih liar. Dia harus menghadapi sepupunya yang udah berubah, teman sekolahnya yang membully dia, hingga lingkungan yang nggak suportif. Tapi, karena Dora anaknya megang prinsip—ingat, dia Leo—dia selalu inget apa kata Ibunya: just be yourself.

Nah kan selama di kota, dia tetep kontakan sama orangtuanya, nih. Biasalah nanya kabar sama tukeran koordinat posisi di rimba—rimba belum ada nama jalan waktu itu. Pada suatu ketika, orangtuanya mendadak berhenti mengabari Dora. Dora sih agak khawatir, cuman dia mikir ah mungkin baterai alat komunikasi milik orangtuanya lagi habis atau orangtuanya lagi sibuk enjoying sunset kayak anak-anak indie.

Baca Juga:

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

Film Pangku Jadi Gerbang untuk Saya sebagai Laki-laki Memahami Isu Gender

Pada suatu ketika, pas Dora lagi jalan-jalan di museum karena tugas sekolah, dia dan beberapa temannya mendadak dijebak oleh gold hunter dan dibawa ke lokasi penelitian kedua orangtua Dora. Beruntung, Dora dan temannya diselamatkan oleh bapak-bapak yang mengaku sebagai kerabat ayahnya Dora. Dari bapak-bapak inilah, Dora mendapatkan buku milik ayahnya yang kemudian menuntun ke lokasi kedua orangtuanya.

Poin plus dari film ini adalah petualangannya yang lebih advance dibandingkan petualangan di kartunnya. Buat saya sih seakan lagi nonton Jumanji tapi lebih chill, nggak melulu lari dan dikejar gembong penjahat. Editingnya juga keren. Cuman mungkin karena sasaran filmnya SU (Semua Umur), makanya nggak ada adegan yang berdarah, tembak-tembakan, dan jalan ceritanya juga lebih simpel biar bisa dipahami oleh anak kecil. Yah, memang ada beberapa aspek yang harus disederhanakan, sih. Termasuk ada adegan ciuman yang kemudian di-cut. wkwk

Secara umum, menurut saya, film ini cukup menarik, apalagi untuk re-call pengalaman masa kecil menonton Dora. Pesan moralnya, mengenai being positive dan hadapi semuanya dengan semangat dan optimis, nampaknya dibutuhkan oleh semua orang saat ini. Other than that, film ini bisa dijadikan alternatif film keluarga yang ngga terlalu kekanakan tetapi juga nggak terlalu vulgar.

Mbak Dora juga mengajarkan kita untuk jangan takut berpindah dan memulai sesuatu yang baru. Jangan sampai kita stuck di comfort zone, karena bisa jadi di luar sana, ada banyak hal menyenangkan yang menanti untuk dijelajahi. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: Dora and the Lost City of Golddora the explorerFilmFilm HollywoodleoReview FilmZodiak
Ali Achmad Zainuri

Ali Achmad Zainuri

ArtikelTerkait

Quarantine Tales, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi terminal mojok.co

‘Quarantine Tales’, Film Omnibus Lokal yang Merefleksikan Pandemi

30 Desember 2020
the white balloon rekomendasi film iran bagus terbaik jafar panahi resensi sinopsi mojok.co

13 Film Iran yang Recommended buat Bikin Emosi Naik Turun

5 April 2020
Wibu di Indonesia yang Terlalu Nyaman Nonton Anime Bajakan kissanime jepang terminal mojok.co

Argumen Paling Menjengkelkan Saat Debat Film. Ra Mashook!

7 September 2020
5 Rekomendasi Film Noir Korea yang Wajib Ditonton

5 Rekomendasi Film Noir Korea yang Wajib Ditonton

6 Mei 2022
Kukira Kau Rumah: Bagus, tapi Masih Banyak Celah

Kukira Kau Rumah: Bagus, tapi Masih Banyak Celah

16 Februari 2022
joker

Joker Kali Ini Humanis dan Kita Banget

3 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.