Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Relasi Dan Kuasa Sinting Terhadap Perempuan

Chandra Mahardika Putri Dewanti oleh Chandra Mahardika Putri Dewanti
14 Mei 2019
A A
perempuan

perempuan

Share on FacebookShare on Twitter

“Orang saleh hiburannya tasbih. Orang kaya hiburannya perempuan!”

Waduh! Sebait tulisan Kuntowijoyo dalam novel Pasar tersebut sanggup membuat saya meringis, disusul tertawa sinis. Perempuah oh perempuan, nasib mu hanya sebatas sebagai hiburan! Benarkah?

Kasus pelecehan terhadap perempuan memang terus berulang. Si korban biasanya memilih takut dan bungkam, didukung dengan pelaku yang mengaminkan ketundukan perempuan atas kediamannya.

Ketakutan perempuan untuk melapor salah satunya karena pelaku yang harus mereka hadapi adalah orang-orang yang punya relasi dan kuasa lebih besar! Lihat saja berita di https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47288665 , misal. Relasi dan kuasa sinting laki-laki itu yang menyebabkan perempuan memakan mentah-mentah traumanya. Belum lagi, kalau ada perempuan yang berani mengadu, bukannya merasa aman, malah diserang balik dengan aduan pencemaran nama baik oleh si pelaku. Edan!

Beberapa waktu lalupun berita pelecehan perempuan di kereta PT KAI muncul. Si perempuan yang diendus-endus oleh laki-laki tak dikenal kemudian berani mengadu. Bukannya disambut baik, eh malah diceramahi “Ah, biasalah mbak. Mbaknya terlihat seperti anak karaokean.” HAH?! Biasa? Anak karaokean? YOUR HEAD!!!

Nasib menjadi perempuan ditengah kesintingan relasi ini, menjadikan perempuan terus menjadi sasaran objek laki-laki yang mendominasi. Di ruang kelas, dosen laki-laki bisa melakukannya. Di ruang publik, pengguna fasilitas laki-laki bisa melakukannya. Di dunia politik, anggota dewan laki-laki bisa melakukannya.

Di dunia guyonan pun, acap kali perempuan menjadi sasaran candaan birahi laki-laki. Candaan tersebut ditanggapi dengan tawa renyah dari laki-laki lainnya, kadang juga perempuan yang tidak mengerti sakitnya. Korban? Menderita dan tidak baik-baik saja!

Misalkan, suatu ketika pernah saya berkumpul di sebuah rumah makan dengan laki-laki dewasa yang memiliki relasi dan kuasa besar. Saya tidak sendiri. Banyak kawan-kawan aktivis lainnya saat itu. Kegiatan kumpul tersebut karena ada agenda yang akan dibahas. Itu adalah pertemuan pertama saya dengannya.

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur

Aturan Tidak Tertulis di Toilet Perempuan yang Perlu Diperhatikan agar Sama-sama Nyaman

Selesai diskusi, diajaklah saya dan beberapa kawan saya oleh si laki-laki dewasa tersebut bernyanyi di panggung kecil milik rumah makan. Meski sudah saya sambut dengan ogah-ogahan, tapi dipaksa juga, akhirnya saya memilih mengikuti kemauan laki-laki tersebut. Ingat! Tidak berdua, tapi beramai-ramai di panggung terbuka, dan didokumentasikan dalam foto dan video.

Setelah hari itu, besoknya saya dihubungi oleh laki-laki tersebut dengan chat basa-basi yang tidak saya pedulikan. Saya tahu, niat terdalamnya adalah meminta bantuan saya untuk menolongnya dalam kontestasi yang harus dia jalani.

Beberapa waktu kemudian, sialnya, saya harus dipertemukan lagi oleh laki-laki tersebut dalam suatu forum. Sialnya lagi, dia menjadi laki-laki yang lagi lagi memiliki kuasa atas forum saat itu, karena dia adalah pembicara. Bukannya melakukan sebuah diskusi yang progresif dalam forum tersebut, eh malah menjadikan saya sebagai objek pembahasan.

“Saya pernah karaokean dengan dia, loh! Saya ada foto dan videonya. Atau mau kita putar videonya bareng-bareng di sini?”

Hancur betul rasanya saat itu! Sedangkan dia menikmati candaannya sendiri yang menjurus. Kalimat tersebut terus terngiang selama forum berlangsung, bahkan setelah empat bulan berjalan. Redaksi yang ia gunakan, dengan tawa yang mengiringi itu berbahaya. Seakan-akan saya karaoke berdua hanya dengan dia! Dih! Amit-amit jabang bayi!

Tapi, apa yang saya lakukan? Yap, diam. Memilih merawat rasa takut dan bungkam, bahkan tidak melakukan klarifikasi apapun dalam forum tersebut, yang tentu menimbulkan tanya di setiap kepala yang hadir. Saya melanggengkan relasi dan kuasa sinting saat itu. Belum lagi dampak yang harus saya tanggung sendiri, seperti anggapan negatif orang lain.

Belum juga sembuh dari trauma masa lalu, beberapa waktu lalu saya kembali menjadi objek relasi dan kuasa laki-laki berbeda di ruang kelas. Saya dijadikan guyonan bahwa saya bertemu dengannya di salah satu hotel di luar kota. Kalimat tersebut disampaikannya dalam ruang kelas, dan kawan-kawan tentu dapat mendengarnya. Memang benar kejadiannya, tapi kenapa redaksi yang digunakan sangat tidak bijaksana?

Belum sembuh kesakitan dulu, kini saya harus menghadapinya lagi. Maka, dendam harus dibayar tuntas. Saya berani untuk melawan dengan menjawab kata-kata yang disampaikan laki-laki tersebut di ruang kelas.

Jelas bahwa pertemuan tidak sengaja saya dengan laki-laki tersebut di sebuah hotel karena saya sedang melaksanakan tugas. Tugas, coi, tugas! Diapun tahu itu. Tidak lebih! Namun kalimat, “kamu ga keluar kota lagi? Waktu itu saya ketemu dia tuh di depan hotel. Kalau mau tau ngapain, kalian tanya aja ke dia.” Lagi, perasaan saya dihancurkan oleh relasi dan kuasa sinting!

Saya melawan dengan menagih sikap bijaksana dalam membuat kalimat di ruang kelas. Apa yang diucapkan itu bermasalah, mampu menimbulkan seribu tanya di benak setiap kepala yang menjurus kepada saya. Kebanyakan orang kan memiliki tendensi negatif terhadap “perempuan dan hotel”. Bukannya disambut dengan bijaksana yang tumbuh, malah cengengesan.

Kalau cerita ini saya sampaikan pada laki-laki lainnya, yang sederajat relasi dan kuasanya dengan pelaku, dan saya tahu ilmunya lebih tinggi dari saya, mantan aktivis pula, tanggapannya hanya, “alah itu mah biasa saja. Untung ga diapa-apain, kan.” YOUR EYES!!!! Memangnya dibicarakan dengan nada menjurus begitu saya merasa beruntung?

Pengalaman saya tersebut membuktikan bahwa praktik relasi dan kuasa sinting dari laki-laki terhadap perempuan masih sering terjadi. Di level perguyonan saja sudah menindas, bagaimana di level sentuh-menyentuh sebagaimana kasus di awal tulisan ini?

Sentimen negatif lebih sensitif untuk diarahkan ke perempuan. Dalam rangka “menjaga” perempuan, maka tumbuhlah pikiran bahwa perempuan harus “begini dan begitu”. Padahal, walaupun sudah menjadi “begini dan begitu” seperti pikiran yang tumbuh dalam mayoritas kepala tersebut, tidak menjadi jaminan bagi perempuan untuk merdeka dari relasi dan kuasa yang sinting, bro!

Atau jangan-jangan membiarkan perempuan dalam tempurung, menjadikan perempuan yang pemalu dan tunduk, menumbuhkan perempuan dalam ruang gerak yang terbatas, adalah sebagai upaya yang masif untuk melanggengkan kekuasaan yang mendominasi dari laki-laki “mesum”? Menjadikan laki-laki memiliki relasi dan kuasa yang besar, sehingga dapat bebas melakukan apapun pada perempuan beserta mengancam perempuan? Huh!

Mari kita kembali sama-sama mengingat, bahwa yang membedakan laki-laki dan perempuan adalah tingkat ketakwaannya. Bukan soal siapa yang memiliki relasi dan kuasa lebih besar, karena urusan kemanusiaan, kita begitu sama. Kita diciptakan dengan tugas merawat ibu bumi dengan cinta kasih, menjadi pemimpin minimal bagi dirinya sendiri untuk menjaga keseimbangan bumi, dan bahkan saling bersolidaritas untuk melawan segala bentuk ketidakadilan.

Untuk kepentingan solidaritas tersebut, maka seharusnya ada ruang bergerak bagi laki-laki dan perempuan untuk berserikat, berkumpul dan berpendapat. Ada pula kita saling menjamin keamanan dan kenyamanan satu sama lain. Jangan ada salah satu merasa

Tidak ada pilih kasih dari Pencipta dalam memberikan peluang bagi laki-laki maupun perempuan untuk beramal. Dibukakan sebesar-besarnya sempat untuk siapa saja yang menghendaki.

Laki-laki dan perempuan, kalian berdamailah dalam keharmonisan cinta untuk saling melengkapi, bukan menunjukkan siapa lebih hebat.

Kenangan-kenangan pahit tentang relasi dan kuasa sinting itu ingin saya lupakan. Tapi kemudian, saya memilih melawan dengan merawat ingatan, dan saya kisahkan. Jangan ada lagi saya yang berikutnya! Bagaimana kisahmu, Puan?

Menolak untuk lagi dan lagi menjadi pembicaraan basi, atas kekuasaan dan dominasi sinting! Setelah kau gertak menagih sikap, kau hanya candaan yang tak dihiraukan. Teruslah sesak di ruang-ruang sempit nan memuakkan. Sampai tangan terangkat meninju mulut-mulut yang kejam. Mereka yang terlihat berakal namun krisis moral. Setidaknya kau telah berhasil meludahi dengan kata-kata. Halah. Edan!

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2021 oleh

Tags: KuasaPerempuan
Chandra Mahardika Putri Dewanti

Chandra Mahardika Putri Dewanti

Saya suka menjadi kata yang kau tunggu untuk dibaca.

ArtikelTerkait

Peringatan 22 Desember dan Terdistorsinya Makna Hari Ibu

Peringatan 22 Desember dan Terdistorsinya Makna Hari Ibu

22 Desember 2019
5 Alasan Cewek Lebih Suka Jajan Dibandingkan Cowok

5 Alasan Cewek Lebih Suka Jajan Dibandingkan Cowok

8 Agustus 2024
Tips Aman Solo Traveling untuk Perempuan Terminal Mojok

Tips Aman Solo Traveling untuk Perempuan

14 Desember 2022
5 Kebiasaan Tak Disadari Perempuan yang Bisa Bikin Keputihan Terminal Mojok

5 Kebiasaan Tak Disadari Perempuan yang Bisa Bikin Keputihan

27 Januari 2023
Lebaran Tahun Ini: Meski Raga Tak Bersama, Silaturahmi Tetap Harus Terjaga Berlutut dan Pakai Bahasa Jawa Kromo Adalah The Real Sungkeman saat Lebaran Selain Hati, Alam Juga Harus Kembali Fitrah di Hari yang Fitri Nanti Starter Pack Kue dan Jajanan saat Lebaran di Meja Tamu Mengenang Keseruan Silaturahmi Lebaran demi Mendapat Selembar Uang Baru Pasta Gigi Siwak: Antara Sunnah Nabi Atau Komoditas Agama (Lagi) Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan Suka Duka Menjalani Ramadan Tersepi yang Jatuh di Tahun Ini Melewati Ramadan dengan Jadi Anak Satu-satunya di Rumah Saat Pandemi Memang Berat Belajar Gaya Hidup Eco-Ramadan dan Menghitung Pengeluaran yang Dibutuhkan Anak-anak yang Rame di Masjid Saat Tarawih Itu Nggak Nakal, Cuma Lagi Perform Aja Fenomena Pindah-pindah Masjid Saat Buka Puasa dan Salat Tarawih Berjamaah 5 Aktivitas yang Bisa Jadi Ramadan Goals Kamu (Selain Tidur) Nanti Kita Cerita tentang Pesantren Kilat Hari Ini Sejak Kapan sih Istilah Ngabuburit Jadi Tren Ketika Ramadan? Kata Siapa Nggak Ada Pasar Ramadan Tahun Ini? Buat yang Ngotot Tarawih Rame-rame di Masjid, Apa Susahnya sih Salat di Rumah? Hukum Prank dalam Islam Sudah Sering Dijelaskan, Mungkin Mereka Lupa Buat Apa Sahur on the Road kalau Malah Nyusahin Orang? Bagi-bagi Takjil tapi Minim Plastik? Bisa Banget, kok! Nikah di Usia 12 Tahun demi Cegah Zina Itu Ramashok! Mending Puasa Aja! Mengenang Kembali Teror Komik Siksa Neraka yang Bikin Trauma Keluh Kesah Siklus Menstruasi “Buka Tutup” Ketika Ramadan Angsle: Menu Takjil yang Nggak Kalah Enak dari Kolak Nanjak Ambeng: Tradisi Buka Bersama ala Desa Pesisir Utara Lamongan

Dilema Perempuan Ketika Menentukan Target Khataman Alquran di Bulan Ramadan

17 Mei 2020
5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual terminal mojok.co

5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual

10 Desember 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.