Bagi saya pribadi, salah satu bentuk menyayangi diri sendiri adalah dengan berinvestasi. Pasalnya, melalui investasi, kita bisa menjaga diri kita untuk segala krisis di masa depan, sekaligus belajar mengelola pendapatan dan nafsu yang suka membabi buta, apalagi pasca gajian. Salah satu instrumen investasi yang sudah saya gunakan sekitar 5 tahun dan punya return yang menarik adalah reksadana, lebih spefisifiknya, reksadana obligasi atau pendapatan tetap. Dan reksadana ini bisa kamu mulai hanya dengan 500 ribu, bahkan Rp100 ribu.
Tapi mengapa reksadana obligasi? Kenapa nggak reksadana pasar uang, saham, atau campuran? Sebelum masuk tentang keunggulannya, saya jelaskan dulu masing-masing dari jenis reksadana supaya kalian tahu perbedaannya.
Pertama adalah Reksadana pasar uang. Reksadana ini merupakan jenis reksadana yang manajer investasinya bertugas menginvestasikan dana ke dalam instrumen keuangan yang risikonya rendah seperti deposito atau obligasi dengan tenor tidak lebih dari setahun. Karena risikonya rendah, return dari reksadana ini sangat kecil, tidak lebih dari 4 persen per tahun.
Kemudian untuk reksadana obligasi. Nah dalam reksadana ini, manajer investasi akan mengalokasikan dana ke instrumen obligasi pemerintah atau obligasi perusahaan dengan tenor lebih panjang. Reksadana ini punya risiko yang lebih rendah dari pada saham, namun punya return yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang.
Daftar Isi
Kenapa harus reksadana obligasi?
Setelah itu ada reksadana saham yang dalam skemanya dana kamu akan diinvestasikan ke dalam beberapa saham perusahaan besar dengan proyeksi tinggi. Karena harga saham bisa naik dan turun secara drastis, reksadana ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya. Namun, dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun), return yang dihasilkan biasanya lebih besar dibandingkan jenis reksadana lainnya.
Terakhir, ada reksadana campuran yang merupakan jenis reksadana yang alokasinya dikombinasikan dari ketiga reksadana di atas.
Nah, sekarang saya uraikan lebih rinci kenapa reksadana obligasi ini pilihan yang sangat tepat kalau kalian mau berinvestasi mulai dari Rp 500 ribu per bulan.
Reksadana obligasi punya return yang menjanjikan, yaitu di kisaran 5 persen-20 persen per tahun. Hal ini membuatnya jadi salah satu instrumen safe haven karena fluktuasinya ada tapi tidak ekstrem. Ketika kalian mulai berinvestasi, kalian bisa memilih produk reksadana obligasi seperti Manulife Obligasi Negara, BNI AM, Sucorinvest, atau Trima Dana. Rata-rata produk tersebut menawarkan return per tahun di atas 5 persen. Persentase segitu lebih tinggi dari tingkat inflasi (kisaran 2-3 persen) dan lebih tinggi dari bunga deposito. Artinya nilai investasi kalian sudah cukup menguntungkan.
Selain itu, karena investasinya konsisten per bulan Rp500 ribu, akan ada efek berbunga. Apa tuh maksudnya? Jadi, return yang diperoleh dari kupon dan kenaikan nilai obligasi akan terus diinvestasikan kembali secara otomatis oleh manajer investasi, sehingga menghasilkan efek bunga berbunga yang mempercepat pertumbuhan dana.
Simulasi sederhana investasi 500 ribu per bulan
Saya berikan ilustrasi reksadana obligasi dengan simulasi sederhana. Misalnya kalian investasi Rp500 ribu per bulan selama 5 tahun dengan asumsi return 7 persen per tahun.
Simulasi Investasi Reksadana Obligasi
- Investasi bulanan: Rp500.000
- Jangka waktu: 5 tahun (60 bulan)
- Estimasi return tahunan: 7%
Mari kita hitung menggunakan rumus sederhana compound interest (konsep perhitungan investasi yang menghitung bunga dari pokok awal dan akumulasi bunga periode sebelumnya).
FV=P×∑(1+r)t
Di mana:
- P = Rp500.000 (investasi bulanan)
- r = 7% per tahun → 0,07/12 = 0,005833 per bulan
- t = bulan investasi
Setiap bulan, uang yang diinvestasikan untuk reksadana obligasi tumbuh dengan bunga 0,5833% per bulan. Saya berikan table simulasinya sebagai berikut:
Bulan | Setoran reksadana | Perkiraan Nilai Akhir di Akhir Tahun 1 |
1 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)¹¹ = 533.000 |
2 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)¹⁰ = 530.900 |
3 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁹ = 528.700 |
4 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁸ = 526.500 |
5 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁷ = 524.300 |
6 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁶ = 522.100 |
7 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁵ = 519.900 |
8 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)⁴ = 517.700 |
9 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)³ = 515.500 |
10 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)² = 513.300 |
11 | 500.000 | 500.000 × (1,005833)¹ = 511.100 |
12 | 500.000 | 500.000 (baru masuk, belum berbunga) |
Kalau dijumlahkan selama 12 bulan, maka didapat total investasi reksadana Rp6.216.000. Nah sekarang kita coba lihat simulasinya jika dilihat dengan periode tahunan selama 6 tahun ke depan, maka hasilnya sebagai berikut:
Tahun | Total Setoran reksadana | Perkiraan Nilai Akhir* |
1 | Rp6.000.000 | Rp6.216.000 |
2 | Rp12.000.000 | Rp12.844.000 |
3 | Rp18.000.000 | Rp20.006.000 |
4 | Rp24.000.000 | Rp27.839.000 |
5 | Rp30.000.000 | Rp36.000.000 |
Hasilnya:
- Total dana pokok reksadana yang diinvestasikan: Rp30 juta
- Nilai investasi setelah 5 tahun: Rp36 juta
- Keuntungan: Sekitar Rp6 juta tanpa perlu aktif mengelola investasi.
Nilai turun nggak apa-apa, tetep lanjut inves!
Simulasi di atas adalah perkiraan ketika returnnya flat sebesar 7 persen. Belum dihitung dengan kemungkinan kenaikan return dan pertumbuhan portofolio reksadana obligasi yang kalian investasikan.
Sehingga simulasi yang dibuat di atas bisa saja menghasilkan nilai investasi yang lebih besar. Ingat, yang terpenting dalam berinvestasi adalah konsistensi dalam mengalokasikan dana kalian setiap bulannya. Meski nilainya sedang turun, gak apa-apa, tetaplah komitmen untuk mengalokasikan dana tiap bulannya. Karena justru keuntungannya nanti akan lebih besar ketika nilai investasinya naik di masa depan.
Pertanyannya, apakah nilai reksadana akan selalu naik? Selama negara dikelola dengan baik, tentu pasti naik. Lain cerita kalau negara dikelola dengan cara ugal-ugalan. Soalnya kondisi ekonomi dalam negeri memang punya pengaruh yang signifikan.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Kelemahan Reksadana yang Perlu Diperhatikan Investor Pemula Agar Tidak Kaget