Dulu kita sering disuguhkan tayangan-tayangan yang memusat ke Jakarta atau biasa dikenal sebagai “Jakarta sentris”. Jakarta sebagai Ibu kota memang menjadi tolok ukur taraf kebintangan, utamanya di dunia hiburan. Namun, seiring perkembangan zaman, kini anak daerah juga tak ragu untuk berkarya tanpa harus meninggalkan kedaerahannya.
Ya, seperti fenomena film Yowis Ben dan film pendek Tilik yang tanpa ragu hadir dengan kedaerahannya. Pun demikian dengan gelombang anak daerah di dunia podcast tahah air yang mengembirakan, serta membuat dunia podcast semakin beragam untuk mewarnai ke-monoton-an media dengan gaya Ibu kota. Seperti podcast-podcast daerah (di Spotify) yang akan saya rekomendasikan berikut, yang pastinya menghibur serta menambah imun kita.
#1 Podcast Mendoan
Duo Surabaya, Dono dan Tian, membawakan podcast ini dengan gaya yang khas arek Suroboyo: lugas dan blak-blakan. Bercerita tentang keseharian, utamanya kehidupan Surabaya, membuat Mendoan selalu dekat dengan pendengar. Chemistry tektokan keduanya tak diragukan, membuat podcasti ini selalu dibanjiri LPM (Laugh per Minute) di setiap episode-nya.
Sebagai podcast daerah, keduanya memang wajib masuk dalam rekomendasi. Maklum, Mendoan merupakan podcast daerah pertama yang eksklusif di platform Spotify. Dan serupa mendengarkan album Silampukau Dosa, Kota & Kenangan, mendengarkan duo Suroboyo ini membuat saya seolah merasakan udara Surabaya, tanpa harus datang langsung ke Surabaya dengan menaiki bus Mira.
#2 Podcast Bergumam
Anak daerah bergaya urban, begitulah saya mengambarkan podcast ini. Dua komika daerah, Bryan Barcelona dan Yusril Fahriza tak melulu hanya menghibur. Lantaran keduanya sering mengulas hal-hal yang berbau anak muda, utamanya dunia musik dan isu-isu di media sosial dengan gaya yang ‘sans’. Datang dengan latar belakang Ilmu Komunikasi, opini dan ulasan keduanya juga layak dipertimbangkan sebagai karya jurnalistik yang turut menambah khasanah, utamanya dunia musik.
Sayangnya, podcast ini dijalankan dengan “sakmadyone” alias “secukupnya”, begitu menurut keduanya. Tak heran, podcast yang pernah bertengger di Trending Podcast Spotify ini, jarang mengunggah episode-episode baru di Spotify. Terlebih dengan perbedaan domisili Jogja-Solo keduanya. Tapi episode-episode lamanya juga masih layak untuk kamu dengarkan.
#3 Loh Kok Podcast?
Bercerita tentang pengalaman culture shock anak daerah selama menetap di Jakarta, atau jika saya sebut, “Loh Kok Podcast?” adalah anak daerah yang menertawakan Jakarta. Dibawakan oleh Arie Kriting, Bene Dion, dan Soleh Solihun, di mana ketiganya datang dari latar belakang stand-up comedy dan film, membuat podcast ini selalu menghibur dengan gaya tongkrongannya. Selain menghibur, bagi saya podcast ini juga sarat akan kritik sosial, terutama melihat Jakarta dari kacamata anak daerah.
Kendati hadir dengan gaya tongkrongan, satu yang menarik dari podcast ini adalah soal durasi. Yang mana, podcast dengan gaya tongkrongan biasanya berdurasi panjang, antara setengah hingga satu jam. Sementara ketiganya konsisten membawakan podcast ini dengan durasi ramping, tak lebih dari lima belas menit. Ya, bagi saya, ini menarik.
#4 Podcast Agak Laen!
Dibawakan oleh empat komika dengan irisan Sumatera Utara, yaitu Bene Dion, Indra Jegel, Oki Rengga, dan Boris Bokir. Podcast ini bercerita tentang keseharian, utamanya cerita nostalgia dan dibawakan dengan gaya story telling ala stand-up comedian, di mana keempatnya akan gantian membagikan pengalamannya. Tak heran, podcast ini selalu menawarkan punchline “ger!” di setiap ujung ceritanya.
#5 Podcast Mukti Metronom
Dengan gaya Jogja dan sedikit “macak urban”, Mukti Entut selalu menyentil gaya hidup anak muda dengan berani di setiap episodenya, pun dengan diksi-diksi yang segar. Seperti menyebut “sista” untuk kaum muda hawa, atau istilah “second city” untuk menyindir anak kabupaten. Mukti tak sendiri, ia juga sering ditemani partner komedinya, Yusril Fahriza alias “YSRL Sound”.
Mendengarkan Mukti Metronom, pendengar tak hanya harus menyiapkan rahang untuk tertawa tergopoh-gopoh. Lebih lagi Mukti dikenal sebagai “komika swasembada tawa”. Namun, kamu juga harus menyiapkan mental dan kuping yang tahan panas untuk mendengarkan sentilan-sentilan pedasnya.
BACA JUGA Rekomendasi Podcast Seru yang Bisa Didengar di Sela-sela Kesibukan atau tulisan Dicky Setyawan lainnya.