Dari sekian banyak genre manga, manga isekai jadi salah satu favorit saya. Pasalnya, ia banyak gelutnya, ada monster-monster sama magic, dan penuh petualangan. Hanya saja, banyak sekali manga dengan plot utama yang sama. Jadi kalau kamu sudah baca lebih dari 10 judul manga isekai, pasti bakal bosen dengan opening-nya.
Manga dengan genre isekai itu banyak banget. Hitungan kasar saya, dari daftar yang ada di situs anime-planet, jumlahnya sekitar 500 lebih. Dan semua itu plot utamanya sama: seorang atau sekelompok orang dipindahkan ke dunia lain lalu mencoba bertahan hidup. Sepengamatan saya, metode pemindahannya sendiri dibagi jadi 3: summoning, reincarnation, dan transfer.
Summoning artinya si tokoh utama dipanggil ke dunia lain—dengan cara yang mirip jurus Kuchiyose No Jutsu dalam Naruto. Tahu, kan? Itu loh yang Naruto gigit jari jempolnya sampai berdarah, lalu dia menempelkan tangannya ke tanah, setelah itu muncul deh pola aneh berikut huruf-hurufnya, dan datanglah hewan Kuchiyose.
Kalau reincarnation sendiri biasanya si tokoh utama diceritakan meninggal di bumi, lalu hidup kembali sebagai orang lain di dunia lain. Bagusnya, para reinkarnator masih memiliki ingatan tentang masa lalunya.
Sedangkan transfer sendiri, berarti si tokoh utamanya dipindahkan secara langsung, entah itu masuk ke dunia virtual—seperti gim MMORPG—lewat monitorna atau jatuh ke lubang misterius, dan mereka dipaksa untuk bertahan hidup. Common sense lainnya dalam genre isekai adalah si protagonis akan menjadi hero di dunia lain dengan kekuatan luar biasa, ada unsur harem, dan/atau ecchi.
Sekarang bayangkan 500 judul lebih manga isekai yang tercipta dari 3 plot utama itu. Menemukan manga isekai yang layak dibaca sudah seperti mencari politikus yang jujur dan amanah: sulit banget. Jika mangaka-nya nggak kreatif mencari pembeda, kemungkinan besar ceritanya bakal jadi membosankan.
Namun, bukan berarti semua manga isekai monoton ya. Berikut ini saya kasih rekomendasi empat judul manga dalam genre isekai yang sangat layak buat kamu baca.
Satu: “Kumo Desu Ga, Nani Ka?” Atau “I am Spider, so What?”
Manga ini menceritakan tentang Kumoko, seorang siswi sekolah menengah yang meninggal karena efek ledakan pertarungan antara hero dengan raja iblis di dunia lain. Dia kemudian bereinkarnasi menjadi seekor laba-laba yang tinggal di dungeon terbesar di dunia barunya! Kamu akan mengikuti cerita Kumoko bertahan hidup dari serangan monster dengan insting dan pikiran manusianya.
Saya merekomendasikan manga ini karena sudah berbeda sejak dari tokoh protagonisnya. Nggak ada lagi anak sekolah yang bereinkarnasi menjadi hero, lalu perang melawan raja iblis. Point of view-nya benar-benar terbalik dari kebanyakan manga isekai yang lain. Kamu nantinya nggak akan menemukan perjalanan sekelompok adventurer harem yang membosankan. Yang akan kamu dapatkan adalah cerita laba-laba melawan kodok beracun, monyet pintar, naga api, naga tanah, dsb. Nilai tambahan lainnya adalah unsur komedi yang saya rasa cukup pas jumlah porsi dan penempatannya.
Meski tidak bisa lepas dari magic dan menaikan status, Baba Okina & Kakashi Asahiro sebagai mangaka-nya, bisa mencari pembeda yang nggak biasa. FYI aja, mereka juga membagi tokoh utamanya ke dalam 4 karakter berbeda. Yang paling penting, unsur drama dalam pertarungannya nggak hilang dan berhasil bikin jantung deg-degan waktu membacanya.
Dua: “Yakyuu de Sensou Suru Isekai de Choukoukoukyuu Ace ga Jakushou Kokka o Sukuu You Desu” Atau “In Another World Where Baseball Is War, A High School Ace Player Will Save A Weak Nation”
Panjang banget judulnya ya wkwkwk… Btw, Tokonatsu Taichi, protagonis dalam manga ini diceritakan meninggal karena bus yang dia tumpangi setelah bertanding baseball mengalami kecelakaan. Kemudian, dia dipindahkan ke dunia lain dan diberi misi untuk membantu sebuah negara dengan kemampuan baseball-nya itu.
Berbeda dengan cerita isekai kebanyakan, protagonis dalam manga ini bukan orang biasa yang nggak jelas asal-usul dan kemampuannya. Taichi dipilih karena dia punya kemampuan juga pengetahuan baseball di atas rata-rata. Kemampuan dan pengetahuan ini yang akan menjadi kekuatan utama dia di dunia yang perangnya dilakukan dengan pertandingan baseball. Sampai di chapter 11 yang terbaru ini saya belum menemukan pertarungan magic atau adu pedang. Yang ada hanyalah perebutan wilayah dengan pertandingan baseball. Singkatnya, ini manga olahraga dengan latar isekai.
Tiga: “Tensei Shitara Ken Deshita”
Berbeda dengan Komo Desu Ga, Nani Ka? Dalam Tensei Shitara Ken Deshita ini protagonisnya bereinkarnasi menjadi sebuah pedang legendaris yang terdampar di sebuah hutan. Dia nggak bisa ke mana-mana karena tanah di hutan mencegahnya. Suatu hari dia bertemu dengan seorang budak dari ras demi human atau setengah manusia setengah monster. Budak inilah yada mencabutnya dari tanah hutan itu. Akhirnya mereka pergi berpetualang bersama.
Yang saya sukai dari manga ini adalah ceritanya nggak hanya fokus pada perkembangan tokoh utamanya alias si pedang, melainkan juga pada si demi human. Buat saya ini jadi angin segar cerita isekai, yang mana sebagai pembaca, saya jadi bisa tahu lebih banyak cerita dua perspektif. Nggak adanya unsur harem dan ecchi juga jadi nilai plus dari manga ini.
Empat: “The Wrong Way to Use Healing Magic”
Kalau kamu senang mengikuti Naruto, kemungkinan besar kamu bakal ketagihan saat baca manga ini. Pasalnya, si tokoh utama yang dipindahkan bersama dua orang lainnya untuk menjadi hero, ternyata hanya seorang manusia normal yang punya kemampuan healing. Namun, dia diajari oleh gurunya agar menjadi seorang healer dengan kemampuan fisik super. Ya, mirip yang diajarkan Tsunade pada Sakura dalam Naruto, lah. Jadi kamu bisa bilang “selamat tinggal” kepada healer penakut yang bisanya sembunyi di belakang saja.
Saya rasa cukup segitu dulu, lah. Lagipula, beberapa dari manga di atas ada yang sudah sampai chapter 40-an, jadi bisa dijadikan alternatif saat kamu bete saat lebaran nanti karena nggak bisa mudik. Jadi wibu seminggu-dua minggu, mah, bukan masalah, kan?
BACA JUGA Alasan Karakter Anime Selalu Teriak dan Bagaimana jika Diaplikasikan Saat Pilkada dan tulisan Gilang Oktaviana Putra lainnya.