Film Thailand bisa dibilang cukup populer di kalangan penonton muda Indonesia. Setidaknya sejak 2010 silam saat film romantic-comedy legendaris besutan Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn dan Wasin Pokpong, Crazy Little Thing Called Love, jadi pembuka gerbang.
Sebetulnya jauh sebelum Crazy Little Thing Called Love, ada film seri Ong Bak yang pernah ditayangkan di televisi nasional. Namun, seperti yang kita tahu, Ong Bak bukan film yang bisa dinikmati segala kalangan. Setelah Ong Bak dan Crazy Little Thing Called Love, ada SuckSeed, ATM: Er Rak Error, hingga film-film horor macam Pee Mak yang mempopulerkan film lama Shutter dan horor garapan Banjong Pisanthanakun lainnya.
Film-film Thailand yang populer di Indonesia kebanyakan memang family-friendly. Padahal, ada banyak film Thailand yang R–rated yang bagus. Saya mau kasih kamu 6 rekomendasi film Thailand R-rated untuk kamu yang sudah berusia di atas 18 tahun.
#1 Last Life in The Universe
Last Life in The Universe menggelar cerita yang menarik dengan eksekusi yang apik dari Pen-Ek Ratanaruang. Di samping para aktor Thailand, film ini turut dibintangi aktor Jepang Tadanobu Asano (Thor: Ragnarok, Mortal Kombat) dan bahkan ada sineas kenamaan Takashi Miike.
Last Life in The Universe menceritakan seorang pustakawan Jepang yang ingin bunuh diri terpaksa bersembunyi di Thailand dengan seorang perempuan perokok ganja yang sedang berkabung karena baru saja kehilangan saudarinya. Film ini berjalan dengan mulus, memadukan komedi dan drama dengan baik. Karena film ini ngomongin bunuh diri dan mengandung adegan yang cukup vulgar, jangan nonton kalau kamu belum sadar kalau panggil pacar “ayah-bunda” itu norak banget.
#2 Jan Dara The Beginning
Jan Dara The Beginning barangkali adalah film yang paling populer di daftar rekomendasi ini. Bagaimana tidak, kalau kamu ketik “film dewasa thailand” di kolom pencarian YouTube, film pertama yang akan kamu temukan adalah film ini, lengkap dengan judul dan thumbnail yang haus klik. Namun, di luar gembar-gembor adegan seksualnya, Jan Dara bukan film yang kosong dan hanya mengandalkan adegan dewasa. Film yang diadaptasi dari novel erotis populer ini berbicara soal problematika keluarga kaya dan perkara seks.
Berlatar pada tahun 1930-an, film ini mengisahkan Jan, seorang anak laki-laki yang tumbuh di sebuah rumah yang dikuasai oleh ayahnya yang kejam, Luang Wisnan. Film ini memperlihatkan kehidupan Jan yang pelik dan mengerikan sejak ibunya meninggal saat melahirkannya. Jan tumbuh dengan Bibi Wad, ibu tirinya, dan dia berjuang untuk mendamaikan rasa bersalah dan kerinduannya. Konflik mulai memanas setelah seorang perempuan yang memiliki hubungan dengan ayahnya datang.
Film adaptasi novel Jan Dara sebetulnya sudah ada sejak 2001 berjudul sama. Kala itu film ini mengundang kontroversi karena adegan yang terlalu vulgar. Namun, novel ini kemudian diadaptasi lagi pada 2012 dan 2013 ke dalam dua film.
Karena film ini mengandung cerita yang kompleks soal seks, perselingkuhan, dan isu provokatif lainnya, sebaiknya kamu membaca informasi film ini sebelum menonton.
#3 13: Game of Death
Pada dasarnya,13: Game of Death adalah film survival. Menceritakan seseorang yang baru saja kehilangan pekerjaan dan sebagian hartanya. Kemudian, suatu hari dia mendapat telepon misterius yang menawarinya jalan keluar dari masalah keuangannya. Jika dia bisa menyelesaikan 13 tugas yang diberikan, dia akan dihadiahi 100 juta Baht. Namun, tak disangka hal itu justru membawa petaka. 13: Game of Death cocok untuk kamu yang suka genre survival dan penuh kesadisan. Tapi kalau kamu belum cukup umur, tahan dulu.
#4 Butterfly in Grey
Butterfly in Grey bisa jadi merupakan satu dari sedikit film Thailand atau bahkan Asia Tenggara di tahun 2000-an awal yang berbicara soal “perempuan”. Tahun-tahun itu sulit rasanya menemukan film macam ini. Butterfly in Grey adalah film yang menarik, dan meskipun memuat adegan seks dan kekerasan, ini jelas bukan film eksploitasi. Film ini benar-benar kisah seorang perempuan yang berusaha berdamai dengan hidupnya yang berliku.
Butterfly in Grey mengisahkan Dao, perempuan yang dijatuhi hukuman seumur hidup karena melakukan pembunuhan. Hal itu kemudian menjungkirbalikkan hidupnya sebagai perempuan muda yang punya masa depan cerah. Di penjara yang seperti neraka, penuh dengan kekerasan, Dao justru menemukan banyak pelajaran berharga mulai dari hidup hingga persahabatan.
Film yang berjalan secara non-linear ini akan membawamu melintasi memori seorang perempuan yang kompleks, kejam, dan sekaligus mengharukan. Ada bagian-bagian yang tidak layak ditonton anak di bawah 18 tahun, jadi pastikan kamu cukup umur sebelum menonton.
#5 Blissfully Yours
Apichatpong Weerasethakul terkenal dengan slow cinema-nya. Tak jarang ada candaan yang mengatakan bahwa film-film Apichatpong adalah pengantar tidur yang baik. Namun, walaupun sering bikin ngantuk, bukan berarti filmnya jelek. Justru film-film doi mendapat pengakuan secara kritikal di banyak festival film internasional. Salah satu film Apichatpong favorit saya adalah Blissfully Yours. Film ini lambat tetapi meditatif.
Blissfully Yours mengisahkan perselingkuhan yang dimulai saat piknik di perbatasan Thailand-Burma (Myanmar). Film ini mengandung sex scene dan beberapa adegan dewasa. Pastikan untuk tidak menonton film ini di dekat anak-anak, ya.
#6 Invisible Waves
Invisible Waves adalah film thriller yang menarik. Selain ceritanya yang konon mengambil referensi dari film Stanley Kubrick, The Shining, film ini dibintangi oleh aktor Jepang Tadanobu Asano (Thor: Ragnarok, Mortal Kombat) dan aktris Korea Selatan Kang Hye Jung (Oldboy, Welcome to Dongmakgol). Film ini berlatar di Bangkok, menceritakan Kyoji yang tidak sengaja membunuh pacar bosnya—yang berselingkuh dengannya.
Kyoji kemudian melarikan diri dari Makau ke Thailand dalam upaya mengatasi rasa bersalahnya, dan menghindari kemungkinan penangkapan. Tapi pelariannya tidak menyelesaikan masalah. Film ini memuat pembunuhan, perempuan telanjang, dan banyak adegan lain yang tidak boleh ditonton anak-anak.
Nah, itulah rekomendasi enam film Thailand R-rated yang bagus. Di luar daftar ini, ada banyak film 18+ yang keren, tapi ingat, jangan asal tonton, ya!
Penulis: Rizal Nurhadiansyah
Editor: Intan Ekapratiwi