Salah satu ingatan masa kecil saya yang paling melekat adalah perjalanan pulang kampung Toraja-Makassar menggunakan bus murah meriah. Namanya juga bus murah, fasilitas yang tersedia pasti seadanya, untuk tidak menyebutnya memprihatinkan.Â
Sejauh ingatan saya, kursi bus tegak dan joknya tipis. Jarak antar kursi pun sempit. Tidak ada AC. Tidak ada bagasi sehingga penumpang harus dempet-dempetan dengan barang bawaan masing-masing dan orang lain. Belum lagi bau diesel yang menyeruak ke dalam bus.
Perpaduan ketidaknyamanan itu selalu berhasil membuat saya mabuk darat. Karena sudah hafal, bapak saya selalu siap sedia Salonpas dan menempelkannya di pusar. Katanya, cara itu bisa mengantisipasi rasa mual. Kenyataannya? Tidak sesuai harapan. Saya, bus, dan mabuk darat, malah menjadi sahabat akrab yang sulit dipisahkan.
Memilih bus yang lebih nyaman ketika dewasa
Saat sudah dewasa dan bisa cari uang sendiri, saya memilih untuk pulang kampung menggunakan bus yang lebih layak. Saya nggak mau sepanjang hidup mengenang perjalanan pulang kampung sebagai pengalaman yang kurang menyenangkan (untuk tidak menyebut traumatis). Hitung-hitung, pengalaman menjajal bus premium sebagai self reward karena saya sudah kerja keras cari duit.Â
Baru-baru ini, saya mencoba sleeper bus Reitama Trans ketika mudik Toraja-Makassar. Sebenarnya mudik menggunakan PO Reitama Trans tidak direncanakan, semua serba kebetulan. Saat hendak pulang ke kampung halaman, kok kebetulan ada bus yang terbilang baru, kok kebetulan ada cukup uang untuk membeli tiketnya, dan kebetulan tipe sleeper bus yang terlihat nyaman.Â
Asal tahu saja, bus Reitama Trans meramaikan rute Makassar-Toraja belum lama ini, baru akhir tahun lalu. Sebagai salam perkenalan, Reitama Trans menghadirkan tiga armada bus dengan dua tipe body. Dua bus menggunakan body Legacy SR3 Suites Combi, sementara yang satunya dari tipe Legacy SR3 HD Prime Ultimate. Yang mana ketiganya merupakan produk keluaran Karoseri Laksana.
Untuk tampilan luarnya, terkesan sederhana, tapi istimewa. Tidak memakai warna mencolok, tetapi sangat ikonik dengan warna dasar hitam yang dipadukan dengan sentuhan warna merah dan putih. Di body bagian sampingnya ada livery siluet Tongkonan, rumah adat Toraja.
Fasilitas Reitama Trans tidak kaleng-kaleng
Adapun tipe yang saya naiki waktu itu adalah suites combi, gabungan dua tipe kursi dalam satu kabin. Di bagian depan ada tipe kursi VIP dengan fitur reclining, leg rest, dan arm lest. Ada tombol di bagian arm rest-nya untuk mengeluarkan fasilitas tersembunyi berupa meja kecil. Di bagian atasnya ada kompartemen untuk menyimpan barang. Sementara di bagian belakang ada tipe sleeper dengan kursi serupa ranjang bertumpuk atau bersusun. Desain interior di dalam bus juga masih menghadirkan nuansa Toraja dengan ornamen ukiran khas Toraja di body kursi.
Nah, untuk masing-masing tipe kursi, terbagi lagi menjadi dua. Ada yang single, ada yang double seat. Berhubung waktu itu saya membawa dua anak, maka saya memilih tipe sleeper double seat dengan harga Rp 270.000/seat. Dengan harga yang lumayan bikin kantong gemetar, tentu besar harapan saya agar perjalanan dengan Reitama Trans, tidak mengecewakan. Dan benar saja, perjalanan sekitar 6-7 jam bersama sleeper busnya Reitama Trans, bisa dibilang sangat memuaskan.
Pengalaman naik sleeper bus Reitama Trans jauh dari kata mengecewakan
Setelah menyimpan sandal di rak alas kaki yang sudah disediakan, segera saya berjalan menuju nomor kursi sleeper yang tertera di karcis saya. Begitu menemukan apa yang saya cari, saya langsung merebahkan badan sambil mengamati fasilitas yang ada di sleeper-nya Reitama Trans.Â
Pertama yang saya amati tentu saja jok kursi yang kemudian berfungsi menjadi ranjang. Jok kursinya benar-benar bisa direbahkan sampai seperti kasur. Joknya yang tebal dan empuk juga membuat tidur lebih nyaman, no pegal-pegal club. Apalagi juga sudah tersedia selimut dan bantal untuk masing-masing kursi. Lengkaplah sudah kebutuhan untuk tidur.Â
Untuk perjalanan lumayan jauh, bisa tidur yang nyaman tentu adalah hal yang paling saya inginkan. Apalagi saya adalah ibu menyusui. Saya dan anak perlu untuk sama-sama merasa nyaman. Saya punya tidur berkualitas, anak saya juga jadi tidak rewel selama perjalanan.
Untuk setiap tipe sleepernya Reitama Trans, selain kursi/ranjangnya yang bikin badan terasa rileks, ada beragam fasilitas kekinian yang seringkali banyak dibutuhkan penumpang saat perjalanan jauh. Sebut saja seperti cup holder yang memudahkan penumpang untuk menyimpan botol air minum, port usb untuk ngecas hape, AC yang bisa kita atur sendiri suhunya, lampu dengan tombol on off-nya, tirai untuk menjaga privasi setiap penumpang, dan tentu saja ada AVOD yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana hiburan selama perjalanan.
Namun, sekalipun sudah ada AVOD, pak supir dengan playlist lagu nostalgianya tetap jadi sarana hiburan andalan. Tidak lengkap rasanya jika perjalanan naik bus Makassar-Toraja dan sebaliknya, tanpa playlist lagu nostalgia.
Sopir tidak ugal-ugalan bikin tenang
Tidak kalah pentingnya, sopir bus Reitama Trans mengendarai bus dengan tidak ugal-ugalan dan tidak balap-balapan. Benar-benar bikin penumpang hanya perlu istirahat dan bersantai, tahu-tahu sudah hampir sampai tujuan. Tidak ada perasaan cemas karena laju bus yang tidak karuhan.
Begitu mendekati tujuan, penumpang juga tidak harus berteriak memanggil kondektur, karena sudah ada bel yang terkoneksi dengan supir. Tinggal pencet bel, nanti kondekturnya akan datang, bertanya posisi pasti untuk diturunkan dari bus.
Dengan semua fasilitas dan layanan dari Reitama Trans, pengalaman pertama saya naik sleeper bus, rasanya menjadi hal baru yang bikin ketagihan. Tidak ada rasa penyesalan sama sekali saat harus merogoh kocek lebih dalam dari biasanya untuk membeli karcis sleeper busnya Reitama Trans. Kalau ada rezeki berlebih, pulang kampung dengan naik bus Reitama Trans sepertinya akan saya ulangi lagi. Bantu doakan ya, Gaes.
Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Bus Palala Padang-Jakarta Nyaman, Bikin Ogah Mudik Naik Pesawat Lagi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















