Sebagai Madridista, tentu saja saya tak melewatkan pertandingan Real Madrid vs Liverpool. Pertandingan yang lebih tepat disebut sebagai pertunjukan ketololan tersebut akhirnya mengekspos banyak masalah yang belum kelar meski era Ancelotti berganti ke Xabi. Isu tersebut adalah tidak adanya natural leader, buntu ketika penyedia suplai dimatikan, serta, tidak adanya striker atau pemain nomor 9 di lapangan.
Jangan, jangan sebut Madrid sudah punya Mbappe. Kyky bukanlah striker nomor 9 yang kita cari. Madrid memang punya Endrick dan Gonzalo, tapi percuma jika mereka masih di bangku cadangan.
Ketika Vini dikepung, Mbappe dijaga, praktis tujuan umpan ke sepertiga akhir tidak ada. Itu amat terlihat di saat pertandingan melawan Liverpool kemarin. Biasanya, ada Bellingham di sana. Tapi, ayolah, Jude juga bukan striker.
Awalnya saya tak menganggap nomor 9 itu isu yang amat penting. Bagi saya, menendang Alaba dan menggantinya dengan Saliba adalah pertama dan yang paling utama untuk dilakukan. Tapi ketika Vini tak berfungsi, dan Mbappe jadi memble, saya pun mau tak mau percaya bahwa memang Madrid butuh nomor 9.
Striker di Real Madrid ada, tapi kenapa tak dipakai?
Jika kalian punya pertanyaan yang sama, bagus, memang harusnya itu ditanyakan. Saya tak tahu memang itu strategi Xabi atau memang tidak percaya pada Gonzalo dan Endrick. Padahal jujur saja, pergantian Real Madrid belakangan juga tidak meyakinkan.
Maksudnya begini. Xabi, jika buntu, yang dimasukkan adalah Brahim Diaz dan Rodrygo. Kita wajib akui, Brahim dan Rodrygo ini pemain kelas dunia. Tapi, dua pemain ini selama dua musim terakhir jarang banget jadi pembeda. Brahim sih masih bisa bikin perbedaan beberapa kali. Tapi Rodrygo?
Kalau Anda berpikir Rodrygo sekarang adalah Rodrygo masa Madrid juara Liga Champion, entah Anda gila, atau memang denial.
Kalau memang pemain senior tidak bisa diandalkan, kenapa tidak berjudi sekalian saja dengan memainkan pemain muda. Apa bedanya? Kalau gagal, wajar, kalau berhasil, artinya kita punya senjata baru.
Saya bukan pelatih, tapi tetap saja, saya tak bisa memahami kenapa Gonzalo dan Endrick kerap tak diberi kesempatan. Jika diberi kesempatan, sudah amat telat.
Beli striker lagi? Siapa, hah?
Banyak orang bilang, memang saatnya beli striker baru yang proven untuk Real Madrid. Pertanyaannya, siapa?
Kita perlu memahami juga bahwa direksi Real Madrid ini kadang ada tolol-tololnya. Saya ingat musim lalu atau musim sebelumnya, ada rumor bahwa Ancelotti minta Harry Kane. Direksi menolaknya karena perkara umur. Bagian ini saya pusing betul.
Oke, Harry Kane tua. Kita pasti akan ngomongin perkara longevity. Tapi lihat bagaimana Kane bermain di Munchen, kan? Apa itu tanda-tanda pemain tua tak berguna?
Oke, pemain 30-an dengan banderol 100 juta itu tak masuk akal. Tapi kita tidak bicara striker sekaliber Isak atau Darwin Nunez. Ini Harry Kane. Harry fucking Kane. Siapa striker yang setara dengan Kane di masa ini?
Haaland? Yeah, good luck with that. Dia teken kontrak panjang dengan Manchester City. Kalaupun dia bisa pindah, harganya jelas tak murah. Kalau City minta 250 juta poundsterling, bagi saya itu amat masuk akal. Striker jago di masa kini itu amat sangat sedikit. Sebutkan striker bagus di 5 tahun terakhir, dan apakah mereka bisa dalam bracket yang sama dengan Haaland, Kane, Benzema, atau Lewa. Nope, no one.
Terima dulu
Sebagai Madridista yang punya otak, saya tahu bahwa saya tak bisa untuk tidak menuntut Xabi, tapi saya amat mengerti kalau misal Real Madrid tidak meraih UCL musim ini. Bayern Munchen, PSG, dan Arsenal begitu kuat. Saya tidak melihat Madrid sekarang bisa mengimbangi mereka. Lawan Liverpool aja pada kena mental, apalagi yang lain.
Saya masih yakin Real Madrid minimal menang La Liga. There is no way ada tim yang bisa menggoyang Madrid di puncak. Atletico Madrid memang menang lawan Real, tapi tim brengsek satu ini kayaknya akan membadut sepanjang musim.
Barcelona? Ah, mereka masih fokus bawa-bawa “kita menang El Clasico 4 kali berturut-turut!”. You take the win, I’ll take the trophy.
Tapi selama Real Madrid masih tidak menyelesaikan masalah nomor 9-nya, Real Madrid masih jauh dari gelar UCL ke-16. Ingat, terakhir Madrid juara masih ada Joselu. Dan pelatihnya, percaya pada strikernya.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Apa pun Bencana yang Menimpa Barcelona, Real Madrid lah (yang Dituduh Jadi) Penyebabnya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















