Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Rasanya Jadi Kru Bayangan Mojok

Oktavolama Akbar Budi Santosa oleh Oktavolama Akbar Budi Santosa
1 April 2020
A A
rasanya jadi kru bayangan di mojok Riset Saya Soal Gimana Caranya Tulisan Bisa Sayang Eh Tayang Di Terminal Mojok

rasanya jadi kru bayangan di mojok Riset Saya Soal Gimana Caranya Tulisan Bisa Sayang Eh Tayang Di Terminal Mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau Cakra Khan punya lagu berjudul “Kekasih Bayangan” dan Australia punya “Shadow Government” alias pemerintah bayangan, maka saya, dengan sombongnya, mengeklaim sebagai seorang kru bayangan. Kru bayangan dari Mojok lebih tepatnya.

Apa itu kru bayangan? Sederhananya kru yang tidak tertulis secara resmi dalam daftar kru Mojok, tetapi sering diminta nulis oleh pemimpin redaksi. Ya sebenarnya nggak cuma saya sih. Ada banyak penulis alias kontributor lain yang juga diminta menulis apalagi ketika nggak ada tulisan bagus yang masuk atau ada isu-isu khusus yang memang dikuasai oleh penulis tertentu. Misal Mas Novi Basuki nulis soal Cina, Mas Dinar Zul Akbar soal Arab, atau Mbak Esty dan Mbak Kalis menulis Islam dan wanita.

Di kalangan para kontributor ini, saya kasih tahu aja ya, ada satu kata sakti yang cukup ditakuti yakni: “PANJANGIN!” Bukan, bukan panjangin ala Mak Erot itu. Panjangin di sini adalah kata sakti yang sering digunakan oleh para redaktur, wabil khusus si pimpinan redaksi Lord Prima Sulistya, untuk secara “halus” meminta. “Eh, tolong, ini tulisan pendekmu bagus dan out of the box banget! Panjangin lah ya ntar biar bisa dimuat di Mojok. Ada honornya kok sante aja, hehehe.” Kata sakti ini sering tiba-tiba muncul di komentar status Facebook saya dan beberapa penulis Mojok yang saya ikuti. Bahkan tanpa perlu baca komentarnya, begitu ada notifikasi “Prima Sulistya mengomentari status Anda”, sudah tertebak apa isinya. Hahaha. Nggak tahu apa jurus ini juga dipakai di Twitter, bisa jadi sih iya.

Jurus “Panjangin!” ini di satu sisi membahagiakan, di sisi lain kadang bikin puyeng juga. Bikin bahagia ketika status yang niatnya cuma iseng itu bisa diuangkan di kala dompet kondisinya kayak kondisi hatimu, kosong. Komentar “panjangin” seolah secercah cahaya di tengah gelap gulita kondisi moneter saya. Cuma ya kadang bikin puyeng juga. Niat awal nulis status buat melepas stres, lha kok malah disuruh panjangin. Lha malah nambah stres, bosqu! Belum lagi kalau status yang dibuat sok-sokan analitis padahal ngawur, ada beban pas manjangin agar tetap Mojok banget! Cuma ya tetap dipanjangin sih meski kadang udah diminta panjangin pas dipanjangin kagak dimuat. Kzlbtaqtuuu!

Jujur saja, beban manjangin ini juga kerasa karena ya saya ini merasa sebagai seorang kontributor tulisannya masih sering kacau, nggak jelas arahnya dan tidak konsisten. Apalah saya dibanding dengan Mas Novi, Mas Arie, Mbak Nurhidayah, Mbak Kalis, Mbak Esty, dan kontributor lain yang tulisannya sering lalu-lalang di halaman Mojok, cuma butiran elektron di antara mereka. Apalagi saya masih belum punya spesialisasi tulisan yang menjadi ciri khas. Kadang nulis yang ngelucu, hasilnya ya ada yang berhasil dan kebanyakan garing bin gagal. Nulis yang serius dan penuh analitis dengan tema tertentu kok ya susah karena saya emang lebih suka bercanda dan senang membahas banyak hal. Hadeeuh.

Sebenarnya bukan diminta panjangin saja yang membuat saya merasa menjadi kru bayangan Mojok. Lord Prima sering kali meminta untuk liputan di kawasan Jogja sekaligus meminta apabila ada hal bagus untuk diliput bisa ditulis untuk Mojok. Ketika liputan inilah mau nggak mau ya saya ngakunya dari Mojok dong. Masa cuma bilang, “Saya mau liputan demi kepentingan riset, Pak, hehe.” Meski ya nggak dikasih tanda pengenal, orang ya percaya-percaya aja saya dari Mojok. Hehe. Padahal ya… hehe… pernah daftar jadi redaktur tetapi nggak diterima… hehehehiks.

Liputan juga sama bikin puyengnya. Soal mencari tempat dan orang di Jogja sih nggak masalah. Yang bikin puyeng ya bagaimana nulis dengan gaya ala Mojok tadi. Pertanyaan yang dilontarkan nggak bisa kayak pertanyaan buat bikin artikel di koran atau majalah. Nggak harus nyleneh juga sih, cuma harus bisa mengulik sisi lain yang jarang dilihat orang. Meski bikin puyeng, liputan buat Mojok sering kali membuat saya melihat Jogja dari sisi berbeda yang belum pernah saya lihat sebelumnya.

Ah, jadi kru bayangan Mojok aslinya lebih banyak senengnya sih. Jika ke depannya tidak bisa jadi kru resmi, jadi kru bayangan selamanya juga rela saya jalani. Mau kapan pun minta liputan atau panjangin bakal gua jabanin! Walau pun saya tidak lebih Mojok dibandingkan dengan Mas Agus Mulyadi, Mojok sudah jadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari diri ini. Di Mojok lah awal saya memulai karier menulis, terutama menulis esai yang bebas (baca: somplak, ngawur, dan sok-sokan ngelucu) dan di Mojok juga lah selamanya saya ingin membagi kebahagiaan dan secuil cerita.

Baca Juga:

5 Tips supaya Tulisan Kalian Bisa Tembus Terminal Mojok

Pesan Moral dari Prediksi Piala Dunia Mojok yang Sering Salah

Tetapi ya nggak elok kan ya rasanya jadi bayangan terus. Kesannya nggak dianggap banget gitu. Apa jajaran direksi Mojok nggak pengen ngerekrut kru baru lagi? Buat jadi jurnalisnya lah. Atau mau bikin Mojok Cabang Jogja Selatan? Saya siap jadi krunya. Hehe.

BACA JUGA Bersiap Menghadapi Orang Sombong yang Akan Muncul setelah Corona Mereda.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2020 oleh

Tags: Mojok
Oktavolama Akbar Budi Santosa

Oktavolama Akbar Budi Santosa

ArtikelTerkait

mojokerto

Mojokerto yang Kalah Terkenal Dibanding Mojok

6 April 2020

Mojok Nggak Naikin Artikelmu? Tenang, selain Menangis, Kamu Bisa Lakukan 5 Hal Ini

7 Juli 2020
Memasuki Era Penulis Serba Ada dan Serba Bisa MOJOK.CO

Memasuki Era Penulis Serba Ada dan Serba Bisa

23 Juli 2020
pageviews ala agus mulyadi

Belajar Menembus Jutaan Pageviews dari Agus Mulyadi

2 Juli 2019
Sangkar burung kicau. (Unsplash.com)

Kisah Ayah Saya Menangkap Pencuri Burung Kicau Milik Tetangga

19 Juli 2022
pahlawan tanpa tanda jasa mojok

Selain Guru, Inilah 4 Orang yang Mesti Diberi Gelar Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

4 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.