Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Rambut Nenek Adalah Camilan Jadul yang Eksistensinya Wajib Dipertahankan

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
25 Mei 2021
A A
Rambut Nenek Adalah Camilan Jadul yang Eksistensinya Wajib Dipertahankan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Jika ditanya camilan jadul apa yang menjadi favorit saya sampai dengan saat ini, saya nggak akan pernah ragu untuk memilih dan menjawab: rambut nenek. Selain dikenal dengan sebutan tersebut, camilan ini juga familier dengan istilah arum manis atau gulali.

Berbanding lurus dengan namanya, camilan rambut nenek memiliki rupa seperti kumpulan helaian rambut yang digabung menjadi satu. Rasanya nggak neko-neko. Manis thok, tapi manisnya pas. Cara menyantapnya bisa langsung dimakan begitu saja atau ditumpuk di antara dua simping—kerupuk dengan rasa sedikit gurih dan biasanya berbentuk bulat. Saya lebih suka menyantapnya bersama simping. Ada sensasi manis dan gurih yang melebur jadi satu. Hal yang menjadi ciri khas dari camilan jadul satu ini.

Saya ingat betul kali pertama membeli rambut nenek adalah ketika saya SD, sekira dua dekade yang sudah lewat. Camilan ini hampir selalu ada di sekolah. Para pedagangnya memiliki peralatan yang kurang lebih sama dan khas: membawa dua kaleng. Satu kaleng berisikan gulalinya, kaleng yang lain berisikan simping. Saat disantap bersamaan dengan simping, susunannya sama seperti ketika kita makan burger. Gulalinya berada di tengah, sedangkan atas dan bawahnya ditaruh simping.

Pada masanya, eksistensi rambut nenek naik-turun, bahkan sempat sulit ditemui. Di sekolah tempat saya belajar dan di beberapa sekolah di lingkungan tempat saya tinggal pun nggak ada pedagang yang menjual camilan ini. Sekalipun ada, saya dan Ibu berhasil menemukan penjual rambut nenek keliling di sekitar pasar. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Perlahan akhirnya rambut nenek mudah ditemui kembali. Para penjual biasanya berkeliling menggunakan dua kaleng yang memiliki besar yang sama dan berwarna biru. Sejak kali pertama membeli sampai dengan saat ini, harga rambut nenek terus mengalami perubahan. Dari yang mulanya Rp100, Rp500/dua buah, meningkat jadi Rp1.000/buah, hingga kini mencapai Rp15.000-Rp22.000/6 buah. Rasanya masih sama. Warna gulalinya pun masih sama, antara pink dan peach, dengan simping yang juga berwarna pink.

Dari sisi rasa, siapa pun penjualnya, camilan satu ini terbilang konsisten. Sehingga, nggak perlu khawatir apakah rasanya akan enak atau nggak. FYI, ketika kalian mencicipi rambut nenek, hanya akan ada dua opsi rasa, antara enak dan enak banget.

Selain itu, sepengalaman saya dari dulu hingga sekarang pun melalui observasi sederhana, ada tiga tipe orang yang makan rambut nenek dengan cara yang berbeda. Pertama, makan langsung semuanya sama seperti ketika makan burger—rambut nenek di tengah, simping di bagian atas dan bawah. Kedua, menghabiskan simpingnya terlebih dahulu lalu rambut neneknya. Ketiga, makan rambut neneknya, lalu simping disantap terakhir.

Ketiga cara tersebut sama-sama asyik dilakukan. Lantaran prinsip “save the best for the last” nggak perlu menjadi fokus utama saat ngemil rambut nenek. Sebab, semua komposisi terbilang sama enaknya, sama the best-nya.

Baca Juga:

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Pembeli Kapok dan Trauma

Saat ini, siapa sangka rambut nenek nggak hanya diproduksi secara tradisional atau dijual di pasar, melainkan pada segmentasi yang lebih luas. Saya sudah membeli di beberapa tempat. Di antaranya dijual di berbagai minimarket, rumah makan dengan segala konsepnya, juga café kekinian di banyak kota. Rasanya masih sama, manis dan gurih berpadu menjadi satu.

Pada akhirnya, rasanya nggak berlebihan-berlebihan amat jika rambut nenek, dengan kelezatan rasanya, dinobatkan sebagai salah satu camilan jadul legendaris dan eksistensinya patut dipertahankan hingga waktu mendatang. Bagi generasi 90-an, sulit dimungkiri bahwa rambut nenek sudah menjadi camilan yang ditunggu dan diidolakan oleh anak-anak pada masanya.

Sebagai penggemar rambut nenek garis keras, saya berharap camilan ini tetap bertahan dan nggak kalah saing dari beragam camilan baru yang terus bermunculan. Kendati demikian, mau bagaimana pun, camilan ini bisa saja akan tetap sulit bertahan jika penikmatnya semakin berkurang dari waktu ke waktu. Ya, camilan juga kan butuh support system atau simbiosis mutualisme antara penjual dan pembeli, agar eksistensinya bisa terus bertahan, dong.

Sumber Gambar: YouTube Edutainment Trans7 Official

BACA JUGA Bungeoppang, Jajanan Korea yang Sering Muncul dalam Drama dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: camilangenerasi 90-anJadulKuliner Terminalrambut nenek
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

idul adha makna penjelasan lebaran haji lebaran kurban khotbah ceramah mojok.co

Makanan Sisa Lebaran yang Menghadirkan Dilema

2 Juni 2021

Alasan Makan di Sawah Terasa Lebih Nikmat daripada di Rumah

21 Juni 2021
Nostalgia 9 Sinetron Anak-anak Generasi 90-an, Masih Ingat Terminal Mojok

Nostalgia 9 Sinetron Ramah Anak, Generasi 90-an Masih Ingat?

28 November 2022
5 Camilan Terbaik Indomaret dan Alfamart di Bawah Rp20 Ribu

5 Camilan Terbaik Indomaret dan Alfamart di Bawah Rp20 Ribu

10 April 2023
Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung terminal mojok.co

Camilan dan Makanan yang Perlu Kamu Bawa Saat Mendaki Gunung

16 Oktober 2020
6 Tren Fesyen Jadul yang Sebaiknya Tidak Terulang Saat Ini Terminal Mojok

6 Tren Fesyen Jadul yang Sebaiknya Tidak Terulang Saat Ini

18 Mei 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.