Saya mendadak nggak merasa sendirian di dunia ini, terutama perihal kebiasaan baca buku di toilet. Sebab, seorang Dian Sastro—yang juga idola saya zaman film AADC, ehem—ternyata punya rak buku khusus di toiletnya. Whaaat? Iyaa, rak buku di toilet. Ya pastilah bukunya dibaca, masa dipajang doang? Dan sudah pasti dibaca saat boker! Hahaha, gue banget itu! I’m not alone in this world!
Kehebohan buku yang dipajang di toilet Dian Sastro tersebut terjadi Sabtu lalu di jagat Twitter. Adalah akun Instagram @biasalahanakmuda yang mulanya mengunggah beberapa titik ruangan di rumah Dian yang dipenuhi oleh buku yang berjejer rapi, termasuk rak buku di dinding toiletnya.
Hashtag #diansastro pun bikin gatel jari netizen. Ada akun Twitter yang mempertanyakan apakah ada orang lain yang toiletnya ada bukunya selain Dian Sastro, ada pula yang bermimpi mau punya banyak buku gegara melihat tampilan toilet Dian Sastro tersebut. Termasuk saya yang ikut-ikutan halu punya toilet dengan rak buku kesayangan berjejer rapi.
Dulu waktu saya kos dengan kamar mandi luar, kebiasaan baca sambil boker agak sulit dilakukan mengingat harus antre dengan penghuni kos lainnya. Apalagi kebersihan dan wanginya toilet bersama tahu sendiri laaah, wqwqwq. Beda cerita saat saya mulai pindah kos dengan kamar mandi di dalam. Kebiasaan baca sambil boker semakin menjadi-jadi.
Baca buku sambil boker ini sebenarnya nikmat banget. Kalian dapat mengoptimalkan waktu tak hanya untuk fokus membuang sisa hasil pencernaan tubuh, melainkan juga fokus membaca. Mata jadi dapat difungsikan membaca alih-alih hanya nonton cicak kawin di dinding kamar mandi sambil buang hajat. Nah, mending “waktu tenang” di toilet itu dipakai buat baca, kan?
Namun, baca buku sambil boker bukannya tanpa kesulitan, Mylov. Baca buku di toilet itu tetap saja punya risiko, apalagi kalau nggak punya rak khusus kayak di toilet Dian Sastro. Coba bayangkan waktu mau cebok, wah ini posisi sulit. Mending kalau toiletmu itu ada kloset duduknya, tinggal pencet semprot air, beres. Lha, kalau kloset jongkok dengan bak mandi? Mau nggak mau kelar baca dan boker bukunya dijepit dulu di antara dagu dan leher. Saya malah pernah gigit sebentar bukunya. Ribet!
Pernah juga saya letakkan buku di atas rak sabun demi mempermudah proses cebok, eh, bukunya malah jadi basah kena percikan busa sabun. Satu dua kali buku saya pernah jatuh dan basah gara-gara mendarat di lantai kamar mandi. Risiko. Tapi kejadian-kejadian itu nggak membuat saya jera bawa buku ke toilet, sih.
Artinya, memang memiliki rak buku di toilet adalah kebiasaan yang extraordinary atau di luar kebiasaan orang Indonesia. Mungkin ada yang punya rak buku di toilet, tapi ya hanya segelintir orang di Indonesia ini, salah satunya Dian Sastro.
Nah, kalau kalian kepingin bisa baca buku di toilet dan meminimalisir kejadian-kejadian kayak yang saya sampaikan di atas, kalian bisa mempertimbangkan tuh punya rak buku di toilet kayak Dian Sastro. Selain lebih praktis berkat kehadiran si rak buku, toilet bakal jadi lebih estetis juga. Eh, tapi saya ingatkan, percuma punya rak buku di toilet yang estetis, instagramable, dan bla bla bla kalau kalian jorok. Wah, haram hukumnya tuh. Kalau masih malas membersihkan toilet sih mending pending saja keinginan punya rak buku di toilet.
Sebab, toilet itu kan tempat pembuangan akhir dari seluruh penghuni rumah, ya, alias tempat berkumpulnya kuman dan bakteri, kalau kalian nggak telaten membersihkannya, bisa-bisa malah ngundang penyakit. Selain itu, toilet itu kan agak lembap ketimbang ruangan lain di rumah kalian, bisa-bisa buku-buku kesayangan yang kalian taruh di toilet bakal jamuran kalau kalian nggak telaten. Nggak mau kan buku-buku yang sudah kalian beli dengan harga puluhan hingga ratusan ribu itu berakhir sia-sia di toilet gara-gara jamuran?
Sudah, nggak usah maksa. Jangan gara-gara kena imbas trending-an Twitter jadi latah pengin punya toilet dengan rak buku kayak Dian Sastro padahal males bersihin toilet. Ra mashok, Mylov. Perbaiki dulu kebiasaan males bersihin toilet kalian itu, baru deh kalian bebas bermimpi untuk punya toilet dengan rak buku~
Penulis: Suzan Lesmana
Editor: Intan Ekapratiwi