Berdasar pengalaman pribadi, saya pernah membeli sesuatu di Indomaret terdekat di desa. Kejengkelan saya timbul sebab seorang pegawai menguntit saya dan sesekali curi-curi pandang dari kejauhan.
Okelah jika alasannya untuk meminimalisir pencurian. Tapi, tolong, dong! Kan tidak semua orang perlu dicurigai sebagai maling. Hal itu tentu membuat orang lain termasuk saya tidak nyaman. Apalagi sudah ada CCTV di semua sudut gerai. Huft!
Saya tidak sepenuhnya menyalahkan. Sebab, hal tersebut mungkin termasuk dalam job-desc pegawai. Mungkin juga tujuannya adalah membantu pelanggan jika mencari suatu barang yang sulit ditemukan. Yang perlu dicatat adalah seorang pegawai wajib melakukannya dengan sepenuh hati dan sabar. Bukan malah pasang pandangan sinis dan diam seribu kata.
Di toko kelontong, kalian dipersilahkan memilih barang sesuai yang diinginkan tanpa ada intervensi dan pengawasan. Bahkan jika sudah kenal dengan pemilik warung, kalian bisa dipersilahkan ambil sendiri dan meletakkan uangnya di atas etalase ketika si pemilik sedang sibuk dengan hal lain.
Antrean yang Menyebalkan
Untuk yang terakhir ini, sungguh sangat menyebalkan. Bukannya saya tidak suka budaya antre, tapi kadang ada saja pembeli yang tidak memikirkan pembeli lain. Dengan seenak dengkul dia malah ngambil barang lagi. Tentu, hal tersebut membuat orang-orang harus menunggu dia selesai. Padahal mungkin saja ada yang sedang dikejar waktu atau semacamnya.
Menyebalkannya lagi, kasir Indomaret tidak akan menerima pembeli lain sebelum selesai dengan pembeli yang sedang dilayaninya. Sangat berbanding terbalik dengan toko kelontong. Aturannya sederhana, yang belanjaannya banyak dilayani paling akhir daripada yang cuma beli rokok sebatang dua batang.
Artikel ini mungkin ada sedikit mengandung kampanye bisnis UMKM di pedesaan. Meskipun begitu tapi saya akui tidak sepenuhnya. Setidaknya ini sejenis sindiran bagi muda-mudi di desa yang pergi ke Indomaret.
Saya kasih tahu, ya. Bisa ke Indomaret itu bukan pencapaian. Aneh bener cara berpikirnya. Mending ke toko kelontong, di mana kamu akan berkontribusi kepada UMKM desa sendiri. Itu baru pencapaian.
Penulis: Abd. Muhaimin
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Camilan Terbaik Indomaret dan Alfamart di Bawah Rp20 Ribu