“Mas, mobil saya tiba-tiba mogok di jalan tol, saya harus bagaimana ya? Kata teman-teman di komunitas, saya disuruh cek busi. Pas saya cek, businya masih ada!”
Pagi itu saya mendapatkan telepon dari pelanggan setia. Padahal, pagi itu, mata masih sangat mengantuk. Namun bagaimana lagi, kalau tidak diangkat kasihan, siapa tahu penting. Dan ternyata memang penting.
Tapi, kalimat ini nggateli betul: “…Pas saya cek, businya masih ada!”
Sakarepmu, Pak! Saya tidak menyangka ada orang yang benar-benar tidak tahu maksud dari kalimat “cek busi”. Atas dasar itulah saya tergugah untuk menulis cek busi ini. Halah….
Ternyata di balik kalimat “cek busi” bukan sekadar untuk memastikan businya tersebut masih bagus atau tidak, Bos. Bukan juga untuk memastikan businya masih ada atau tidak. Melainkan ada beberapa rahasia yang hanya diketahui oleh para montir untuk mengetahui apa penyebab kendaraan tersebut mogok. Nah, saya akan membuka rahasia tersebut bila Anda tertarik untuk menyimaknya. Yang pasti bisa dilakukan di rumah tanpa scanner.
Bisa dikatakan, busi merupakan alat diagnosa alami seperti halnya urine. Di dunia medis, kita tahu urine bisa digunakan untuk mengetahui penyakit yang terdapat pada tubuh manusia. Urine juga dapat membantu para polisi mengungkap fakta jaringan narkoba atau minuman keras. Jika urine harus melewati uji laboratorium, busi cukup dipandang saja dengan seksama, terkadang perlu dicium juga, deng. Ya begini, lah, cara kerjanya montir ala bengkel pinggir jalan.
Sebenarnya tidak setiap mobil mogok itu kudu memeriksa busi, Bos. Cek busi ini hanya dilakukan pada keadaan tertentu saja. Lalu kapan? Yaitu ketika mobil bisa di-start tapi susah hidup. Dalam artian ada bunyi motor starter-nya dengan kondisi baterai prima. Untuk mengetahui baterai tersebut masih prima atau tidak, pastikan terminal baterainya tidak kendor. Lalu, putarkan kunci kontak ke start sambil memencet klason! Jika suara klakson itu lemah, artinya Anda perlu memanggil tukang aki.
Keadaan mogok seperti ini biasa disebut hard to start. Pada saat itulah cek busi diperlukan. Kenapa hanya dalam kondisi hard to start?
Karena jika kendaraan tidak mau cranking sama sekali, kemungkinan masalahnya ada pada baterai, motor starter, PN switch, stop lamp switch, dan intelegent key. Dan masalah ini perlu dijelaskan terpisah, karena lumayan panjang penjelasannya. Nah kali ini saya hanya akan menyinggung busi.
Untuk cek busi di rumah, pastikan Anda bisa membongkar busi, ya. Jika keadaan memungkinkan, Anda perlu mencopot keempat businya, tapi jika tidak cukup, ya satu saja. Jika kondisinya sudah terbongkar, baru enak untuk dijelaskan. Emangnya ada rahasia apa saja sih pada busi? Langsung saja!
Pertama, sebelum membahas kondisi busi yang tidak wajar, saya kira perlu menjelaskan terlebih dulu bagaimana sih kondisi busi yang wajar. Catet nih, busi yang wajar adalah busi yang masih utuh bentuknya; memiliki elektroda, massa yang tidak keropos, keramik yang tidak retak, dan ada celah berkisar satu milimeter di antara elektroda dan massanya.
Jika keempat syarat itu tidak terpenuhi, artinya busi Anda sudah cedera parah, harus segera diganti. Namun terkadang, ada suatu keadaan yang keempat syarat itu terpenuhi, tapi ternyata businya sudah rusak. Untuk menentukan rusak atau tidaknya, ada cara khusus, tapi ini bahaya untuk dilakukan di rumah, Bos.
Kedua, kepala busi berwarna putih seperti ada serbuk garam halusnya. Keadaan ini menandakan bensin tidak sampai ruang bakar atau sampai tapi sedikit jumlahnya. Jika demikian, kita bisa mengecek pompa bensin yang ada di bawah jok tengah di sisi kanan atau kiri, lihat saja di mana letak tutup bensinnya. Caranya tidak perlu dibongkar, cukup didengarkan di tempat yang sunyi.
Bila pompa bensin baik-baik saja, begitu kunci kontak “On” dari posisi “Off” maka akan terdengar bunyi dengung kecil, bunyi khas pompa bensin. Ya mirip pompa air di rumah tapi kecil, Bos. Seandainya pompa bensin bekerja, Anda perlu curiga pada indikator bensin.
Pompa bensin bekerja, belum tentu bensinnya ada loh, Bos. Maka dari itu, perlu melakukan pengecekan langsung tanpa mengandalkan indikator bensin yang bisa saja rusak. Jika sulit memastikan ada bensinnya atau tidak, coba isi saja lima liter. Jangan sampai mati konyol!
Jika suara kerja pompa bensin tidak terdengar, apakah bisa langsung menyimpulkan perlu ganti pompa bensin? Jangan langsung menyimpulkan begitu! Optimis sedikit boleh, kok. Masih ada harapan pompa bensinnya baik-baik saja, Bos. Untuk memastikannya perlu dilakukan pembongkaran, apakah ada arus yang menunju ke pompa atau sekadar soketnya kendor. Namun bila soket menancap mantap dan arus ada, itu artinya pompa bensin harus diganti atau diperbaiki. Karena membongkar pompa bensin perlu teknik khusus, saya menyarankan anda memanggil montir saja.
Ketiga, bagian elektroda dan massa busi basah karena air atau terdapat korosi berwarna oranye. Ini menandakan ada air di dalam ruang bakar. Penyebab hal itu tak lain adalah air pendingin yang ada di mesin. Biasanya orang-orang menyebut kasus ini dengan istilah overheat. Terjadi pemuaian pada head cylinder karena panas yang berlebihan pada mesin.
Cara memastikannya, cek lubang busi yang sudah terbuka. Pastikan ada genangan air atau tidak di dalam sana, bila gelap pakai lah senter. Ya elah kayak anak kecil saja pakai dituntun! Jika di bengkel, saya akan memompa radiatornya dengan alat pompa radiator agar mempertegas air yang mengalir ke ruang bakar. Karena Anda sedang di rumah, pakai cara lain saja.
Bisa juga dengan cara membuka tutup oli atau stik oli. Jika olinya berwarna agak keputihan atau coklat susu, dengan artian air yang sudah membuat warna oli berubah, solusinya adalah perlu turun mesin untuk di-overhaul. Terlebih lagi didukung dengan temuan air di ruang bakar. Jika demikian sebaiknya Anda menghubungi mobil derek saja, ya!
Jangan memaksakan mobil yang sudah ketahuan overheat ya, Bos! Sebab kerusakan bisa sampai pada pecahnya blok mesin karena stang seker yang patah. Saya pernah menjumpai mobil yang blok mesinnya pecah karena amukan stang seker, dua kali. Ngeri, Bos!
Keempat, busi berwarna hitam dan berbau bensin tanda pembakaran tidak sempurna. Ini artinya, bensin sudah sampai pada ruang bakar namun tidak mampu dibakar dengan sempurna. Bisa karena businya sendiri yang memang sudah jelek dalam artian tidak mengeluarkan percikan api, atau justru dari komponen kelistrikan lain seperti koil, harness EGI, bahkan ECM-nya yang menyebabkan api tidak memercik. Intinya seputar pengapian.
Jika businya masih memercikkan api, tapi mesin susah hidup, ada kemungkinan injektor tidak dapat mengabutkan bensin dengan sempurna. Jika seperti ini maka perlu mengecek injektor. Caranya sama dengan mengecek injektor pada poin ketiga.
Bisa juga disebabkan oleh tekanan kompresi yang tidak tercapai. Namun sebelum mengecek kompresi, anda perlu megecek ada sumbatan atau tidak di saluran udara. Bisa dengan cara membuka membuka filter udara atau memastikan troutle body tidak macet.
Barulah melakukan pengecekan kompresi. Jika di bengkel, maka saya akan mengecek dengan alat pengecekan kompresi. Namun jika ingin mencoba memecahkan masalah dari rumah saya punya caranya, Bos. Tenang saja!
Jika ingin mencoba, silakan saja tuangkan oli, minyak goreng, atau oli bekas ke ruang bakar melalui keempat lubang busi yang sudah dibongkar. Kira-kira dua tutup botol. Lalu silakan pasangkan businya kembali, keempat koilnya juga dan jangan lupa soket koil dipasang hingga bunyi “klik”! Untuk hasil yang maksimal, diamkan sekitar sepuluh menit. Lalu coba “start” melalui kunci kontak.
Proses ini memang akan sedikit lama. Maksudnya dicoba “start” berulang kali baru bisa menyala, dan pastikan ada suara mesin seakan-akan mau hidup. Istilahnya nyamber. Lah bayangkan saja, api, bahan bakar, udara dan kompresi mencukupi. Logikanya pasti mesin akan hidup!
Kecuali ada pully yang macet sehingga crankshaft tak dapat berputar. Biasanya akan diikuti oleh bau gosong atau ada percikan api di sekitar drive belt. Komponen yang bisa macet meliputi; tensioner, alternator, compressor dan water pump.
Itulah tadi empat rahasia di balik kalimat “cek busi” ketika mobil mogok. Bisa saja yang saya sampaikan kurang lengkap, karena pada dasarnya diri ini fakir sementara Tuhan Yang Maha Kaya. Namun setidaknya, begitulah cara montir pinggir jalan berpikir dan bekerja. Salam.
BACA JUGA Mengenang Kerja Keras Membangkitkan Kembali Grand Livina yang Mati karena Kebanjiran dan tulisan Erwin Setiawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.