Ketimbang bermacet-macetan di Malang, lebih baik berkunjung ke Pasuruan, tepatnya Putuk Lesung.
Liburan akhir tahun sudah di depan mata. Destinasi wisata di berbagai kota sudah mulai penuh sesak dengan pengunjung. Jika tahun ini kalian punya niatan untuk menghabiskan waktu di Kota Malang, lebih baik pertimbangkan matang-matang. Saya saja yang bertahun-tahun tinggal di Kota Malang selalu memilih menepi ketika momen libur panjang tiba.
Cukup banyak alasan kenapa perlu pertimbangan matang jika ingin liburan di Malang. Alih-alih healing, pulang-pulang malah bisa sinting karena kemacetan. Dari dulu hingga sekarang Malang tidak pernah berbenah. Jalur tetap segitu saja meski kendaraan yang melintas meningkat setiap tahun.
Nah, buat kalian yang tidak mau terjebak kemacetan, destinasi Putuk Lesung di Pasuruan mungkin bisa jadi alternatif pilihan. Tempat ini lebih layak dikunjungi ketimbang Malang yang semakin semrawut.
Destinasi kaki gunung yang ramah bagi wisatawan
Putuk Lesung di Desa Tambaksari, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan bisa dikunjungi di momen liburan akhir tahun ini. Destinasi wisata ini berada di salah satu bukit di lereng Gunung Arjuno. Meski memiliki topografi pegunungan, Putuk Lesung ramah bagi pendaki pemula. Sebab hanya butuh waktu 1,5 jam bagi kita untuk bisa mendapatkan pemandangan indah dari ketinggian 1700 mdpl.
Beberapa kali saya melakukan pendakian di destinasi ini. Basecamp-nya ada di Dusun Tambakwatu di depan Goa Onto Boga, yang juga digunakan sebagai Pos 1 untuk pendakian Gunung Arjuno via Purwosari. Akhir tahun ini, jalur pendakian Gunung Arjuno masih ditutup karena cuaca ekstrem, jadi kemungkinan pendakian tidak akan seramai seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kalian bisa menikmati pemandangan sepanjang jalur ini. Selain bentang alam yang masih asri, pemandangan hutan pinus dan kopi juga memanjakan mata.
Menyelam di wisata alam dengan beragam peninggalan
Saya akui sebagai pustakawan yang sering bersinggungan dengan perpustakaan dan museum, Putuk Lesung Pasuruan menjadi diorama tak bersuara. Lokasi ini menjadi bagian kecil dari peninggalan di masa kerajaan yang ada di berbagai titik Gunung Arjuno.
Nama Putuk Lesung sendiri juga diambil dari temuan batu di masa kerajaan yang berbentuk mirip lesung untuk menumbuk padi. Meski beberapa peneliti menyebut jika peninggalan itu lebih mirip sarkofagus. Itu lho peti mati manusia di zaman lampau yang terbuat dari batu.
Apa pun itu tentu saja Putuk Lesung Pasuruan menyimpan banyak cerita di masa lampau. Nah, cerita-cerita itu terekam dari berbagai peninggalan yang kini masih terlihat. Saat memutuskan untuk berwisata dan menepi di sini, kalian juga bisa menikmati beragam wisata edukasi kepurbakalaan yang terhampar di sepanjang jalur pendakian.
Putuk Lesung Pasuruan jadi tempat terbaik melarikan diri dari Malang yang macet
Hingga saat ini, destinasi alam pegunungan yang ada di Putuk Lesung masih menjadi favorit pengunjung yang ingin menepi sejenak dari ingar bingar dan kemacetan kota. Ini juga yang saya lakukan saat sudah sumpek dengan kemacetan Kota Malang. Putuk Lesung cocok bagi kalian yang sedang masygul dan ingin menepi sejenak.
Itulah sekilas mengenai Putuk Lesung Pasuruan. Sebuah tempat yang selalu membawa saya kembali ke Pasuruan. Di akhir tahun nanti, jika kalian ingin menepi dari sibuknya kehidupan, lokasi ini bisa jadi pilihan tepat. Tahun baru nggak melulu soal ingar bingar, melainkan refleksi diri untuk bisa memperbaiki. Selamat berlibur, semoga tahun baru kalian menyenangkan. Semoga.
Penulis: Ferika Sandra
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















