Sudah hampir 22 tahun saya tinggal di Purwokerto. Mulai dari bangku sekolah, lulus kuliah dengan IP pas-pasan, sampai sudah mempunyai istri dan anak. Selama ini saya juga tidak pernah meninggalkan Purwokerto, apalagi Jawa Tengah, dalam waktu lama. Apalagi sekarang sudah ada anak istri. Susah mau ninggalin mereka. Mungkin sudah takdir akhirnya saya menetap di sini.
Banyak hal yang menarik di kota ini. Bakal terlalu panjang kalau saya menceritakan semuanya di sini. Nah, ada beberapa hal menarik dari ibu kota Kabupaten Banyumas ini yang membuatnya menjadi tempat tinggal terbaik di Jawa Tengah.
Gimana, ya. Kata orang, kota kecil adalah kota paling ideal untuk pensiun. Ngga ada industri besar, lebih banyak pegawai, selebihnya pelajar dan anak kuliah. Namun, semua manusia di sini betah dan hidup bahagia dengan standar masing-masing. Inilah alasannya.
Fasilitas
Purwokerto memang kota kecil. Namun jangan salah, fasilitas di kota ini terbilang lengkap. Bahkan mirip fasilitas kota besar, kok. Hampir semua ada. Misalnya, mall, stasiun besar, terminal besar, kampus, tempat makan, hotel bintang tiga, hingga tempat hiburan. Bahkan Bus Trans yang biasa ada di kota besar juga ada di Purwokerto. Semua dekat, cepat, dan nggak ada macet.
Ibarat kata mau ke mana saja dari Purwokerto itu gampang banget. Tinggal pilih mau naik bus, kereta, travel, pesawat (kalau ini ke Purbalingga dulu) semua bisa. Satu yang nggak ada adalah kapal laut. Kota ini nggak punya laut dan pelabuhan.
Urusan makan
Meski semakin banyak cafe, rumah makan fancy, tapi kamu nggak akan kesulitan menemukan rumah makan dengan harga yang “nggak masuk akal”. Tentu yang saya maksud adalah rumah makan dengan harga super terjangkau.
Izinkan saya memberikan gambaran. Misalnya, untuk sarapan, ada nasi rames seharga Rp4 ribu saja. Kalau nambah gorengan jadi Rp5 ribu. Sudah sangat cukup dan dekat dari rumah saya. Setiap hari harus antre saking murah dan enak. Buka pukul lima pagi, pukul tujuh pagi udah habis.
Kalau mau prasmanan, ada nasi rames juga. Kamu bisa mengambil nasi dan sayur sepuasnya, masih nambah mendoan dan teh hangat tawar. Semuanya hanya Rp6 ribu. Nama warungnya adalah warung makan Hajah Tarisah. Lokasinya di Jalan Kaliputih, utara MIN Banyumas. Pukul tujuh pagi sudah buka.
Makan sore atau malam, kamu bisa menuju ke Jalan Ovis, utara perempatan kebondalem. Warung ini buka pukul 3.30 sore. Dulu warung ini bernama warung Koboy. Sekarang nggak ada namanya. Yang jual bapak-bapak kepala gundul, sudah setengah tua. Di sini kamu bisa makan nasi rames mendoan dengan harga Rp5 ribu.
Baca halaman selanjutnya
Banyak orang baik di Purwokerto…
Banyak orang baik
Bu Hajah Tarisah dan Pak Gundul adalah contoh orang-orang baik di Purwokerto. Mereka masih memikirkan kondisi orang lain. Makanya harga yang dipatok sangat murah. Dan, yang seperti mereka berdua ini banyak di Purwokerto.
Empati dan niat saling membantu masih sangat kental di sini. Misalnya bingung mencari alamat, kamu malah akan diantar sampai ke tujuan kalau berani bertanya. Saya pernah kehabisan bensin, tiba-tiba ada orang membawakan bensin eceran tanpa saya minta. Sering juga ada orang motornya mogok, tiba-tiba ada yang nyamperin dan menawarkan mendorong sampai ke bengkel.
Purwokerto dibangun oleh orang-orang baik. Dan, selama 22 tahun tinggal di sini, saya merasakannya sendiri.
Wisata berbiaya murah
Butuh wisata untuk healing, kamu bisa naik ke Baturaden. Lokasinya ada di lereng Gunung Slamet, Jawa Tengah. Mau wisata alam apa wisata buatan juga ada semua.
Kalau saya lebih senang wisata alam, apalagi yang gratisan. mulai dari hutan, air terjun, taman, sampai air panas. Wisata malam juga ada. Harga tiket tergolong masih murah kecuali beberapa spot dengan harga agak tinggi.
Selain murah, jarak menuju lokasi wisata itu sangat dekat. Misalnya, hampir setiap weekend saya ke Baturaden bersama keluarga. Kamu bisa membawa bekal sendiri dan tinggal mencari spot yang gratisan. Kamu juga bisa berenang di curug atau tracking susur hutan. Murah, segar, dan menyenangkan.
Itulah dia empat alasan yang membuat saya betah tinggal di purwokerto. Empat alasan yang bagi saya sudah cukup untuk membuat Purwokerto ini jadi tempat tinggal terbaik di Jawa Tengah.
Penulis: Mohamad Ajib Tamami
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Saatnya Purwokerto Memisahkan Diri dari Kabupaten Banyumas