Di hari libur yang seharusnya tenang, ada satu berita di timeline yang berbicara soal parkir liar di Purwokerto. Singkat cerita, warganet itu sambat karena banyak juru parkir tidak resmi yang judes kalau nggak dibayar. Selain itu, dia juga bilang kalau parkir liar banyak mangkal di minimarket sampai ATM.
Gara-gara sambatan itu, saya jadi ingat ada peristiwa nggak mengenakkan tentang tukang parkir liar di Purwokerto beberapa tahun lalu.
Daftar Isi
Tukang parkir liar di Purwokerto main pukul ketika nggak dibayar
Ceritanya, seorang teman mengajak saya ke ATM untuk ambil uang. Saya masih ingat waktu itu saya nggak bawa dompet karena jaraknya dekat dari sebuah kampus di Purwokerto. Setelah teman saya tarik tunai, tiba-tiba ada tukang parkir yang menghampiri dan memaksa minta uang. Teman saya mengabaikan tukang parkir itu. Eh, si bapak itu malah marah-marah sambil bilang kalau teman saya nggak sopan dan berakhir dipukul begitu saja.
Saya yang masih duduk di motor jelas shock dan nggak mengira kalau bapaknya sampai main tangan dengan mudahnya. Habis kejadian itu saya dan teman saya langsung pergi begitu saja dan nggak ingin ambil uang di ATM itu lagi. Meskipun tempatnya strategis, tapi di lokasi itu hanya ada satu tempat ATM kecil di sudut jalan raya Purwokerto, bukan yang berjejer seperti di dekat rektorat kampus.
Dari kejadian itu, selain kaget, saya juga bingung sama konsep tukang parkir di ATM. Ya kita ke ATM kan karena memang nggak ada uang sama sekali, receh saja kadang nggak ada. Tapi bisa-bisanya ada tukang parkir tiba-tiba datang, lalu main pukul lagi.
Baca halaman selanjutnya: Parkir (tidak) gratis di minimarket…
Parkir (tidak) gratis di minimarket
Nggak cuma di ATM, tukang parkir liar di Purwokerto juga ada di berbagai minimarket. Saya nggak tahu ya bagaimana prosesnya sampai ada parkir di minimarket. Setahu saya, harusnya minimarket seperti Alfamart dan Indomaret itu bebas parkir buat pelanggan.
Dalam pengamatan saya, di minimarket yang besar dan luas seperti Alfamidi, Indomaret Fresh, atau Indomaret Point parkirnya nggak satu orang. Terkadang di tempat strategis itu mereka terdiri dari beberapa orang yang siap nyemprit kalau ada pelanggan. Saya juga ingat sempat ada unggahan di media sosial yang menanyakan daftar minimarket bebas parkir di Banyumas dan Purwokerto. Sampai segitunya lho!
Pusat street food jadi ladang uang
Kembali ke warganet yang sambat. Dia juga bilang kalau tempat jajan viral di Purwokerto juga jadi sasaran tukang parkir liar. Kalau soal jajan viral yang dimaksud, saya kurang paham. Tapi, di tempat yang banyak street food seperti di depan SD Grendeng dan di depan Lapangan Karangklesem memang banyak tukang parkir. Di 2 tempat itu, biasanya mereka akan mengatur motor untuk tidak di parkir sembarangan di bahu jalan.
Sebagai gambaran, jajanan di depan SD Grendeng maupun Lapangan Karangklesem sama-sama punya banyak pedagang. Terkadang, pengunjung yang mager pindah ke pedagang lain pakai motor karena jaraknya yang cukup capek kalau jalan kaki. Saya pernah pindah dari satu pedagang ke pedagang lain dalam jarak lumayan dekat. Setelah beli, saya ditarik parkir lagi dengan alasan sudah beda pedagang, hufttt.
Terjadi bertahun-tahun dan dinormalisasi oleh Purwokerto
Sebagai orang yang pernah tinggal cukup lama di Purwokerto, sebenarnya hal semacam ini sudah terjadi cukup lama. Saya mulai kuliah 2017, dan terakhir di Purwokerto saat Lebaran 2024 juga kondisinya masih sama. Mau ada libur panjang ataupun hari biasa, semuanya juga sama dan hanya berbeda ramai tidaknya pengunjung.
Tapi, jujur selama 7 tahun itu, saya juga nggak sadar-sadar banget dan baru ngeh pas masuk berita. Entah kenapa ya, mungkin karena saya tipe orang yang malas ribut sama orang lain, apalagi sama tukang parkir liar. Akhirnya saya jadi menormalisasi dan menganggap wajar parkir liar. Padahal masalah semacam ini juga seharusnya sebagai warga yang punya kendaraan motor nggak boleh menganggap wajar.
Buat Pemda Banyumas, tolong mbok ya sedikit responsif dan peka. Saking banyaknya tukang parkir apalagi yang liar, kita jadi susah membedakan yang resmi dan tidak. Kalau cuma mengandalkan KTA saja, kayaknya bakal susah kalau lawan tukang parkir yang galak dan judes. Jadi please banget, semoga ada solusi lain seperti menambah lahan parkir resmi atau ada tim khusus yang secara berkala pantau parkir liar di Purwokerto.
Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kota Purwokerto Kini Semakin Kehilangan Identitasnya sebagai Kota Tua yang Eksotis
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.