Baturraden,Patikraja, Kedungbanteng Kecamatan di Banyumas yang bisa jadi pilihan ketika hidup Purwokerto mulai menyebalkan.
Purwokerto menjelma menjadi kota yang sesak oleh pendatang, baik para pekerja atau para pelajar. Memang Purwokerto belum sepadat Jakarta, Surabaya, atau Bandung. Namun, fenomena 100 ribu mahasiswa di Kota Satria membuktikan kota ini punya potensi didatangi lebih banyak orang ke depan. Apalagi kalau pemerintah setempat nggak punya kebijakan yang jelas.
Itu mengapa, Purwokerto tinggal menghitung waktu untuk menjadi daerah dengan berbagai masalah. Seperti yang kita tahu, daerah yang tidak siap jadi tujuan perantauan akan mengalami berbagai persoalan seperti kemacetan, kriminalitas, dan lunturnya budaya asli. Sebenarnya, beberapa permasalahan itu sudah terlihat saat ini.
Kemacetan dan kriminalitas mulai menghantui Purwokerto
Kemacetan di ibu kota Kabupaten Banyumas ini bisa dengan mudah kita saksikan di pagi dan sore hari. Penyebabnya beragam, salah satunya, terlalu banya kendaraan pribadi yang melintas. Padalah di sana sudah tersedia moda transportasi publik yang terintegrasi di Purwokerto, yakni Trans Banyumas.
Selain kemacetan, kriminalitas mudah dijumpai di kota yang berada di selatan Gunung Slamet ini. Mulai dari kenakalan remaja, pencurian sepeda motor hingga tawuran antar kelompok. Belum lagi lunturnya bahasa ngapak yang kian ditinggalkan oleh para penuturnya. Banyak anak muda yang merasa malu untuk menuturkan bahasa asli ibu mereka. Ini menjadi sebuah masalah yang menarik empati kita semua.
Bagi kalian para mahasiswa yang muak dengan segala permasalahan yang terjadi di Purwokerto, saya sarankan agar memilih tiga kecamatan ini sebagai alternatif tempat tinggal. Pertimbangakan tiga kecamatan ini baik-baik, Sedulur!
Baca halaman selanjutnya: Kecamatan Patikraja …