Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ngapain sih (Masih) Nekat Berlibur di Puncak Saat Libur Panjang? Udah Jelas-jelas Bakal Macet Nggak Ngotak, Masih Aja ke Sana

Muhammad Naufal Majid oleh Muhammad Naufal Majid
27 Januari 2025
A A
Ngapain sih (Masih) Nekat Berlibur di Puncak Saat Libur Panjang? Udah Jelas-jelas Bakal Macet Nggak Ngotak, Masih Aja ke Sana puncak bogor

Ngapain sih (Masih) Nekat Berlibur di Puncak Saat Libur Panjang? Udah Jelas-jelas Bakal Macet Nggak Ngotak, Masih Aja ke Sana (Akhmad Dodi Firmansyah via Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagiku, kata “Puncak”, “liburan”, dan “macet” seharusnya digabung jadi satu kata saja: “horor”. Tidak ada kata yang tepat selain “horor” untuk menggambarkan situasi macet di Puncak Bogor pada saat liburan panjang.

Di momen libur panjang ini, memoriku kembali ke beberapa tahun silam, saat aku merasakan langsung pengalaman traumatis itu. Sampai detik ini, aku masih tak paham kenapa orang-orang masih saja pergi ke Puncak saat momen liburan seperti ini. Entah apa yang mereka cari di sana.

Kilas balik momen horor di Puncak Bogor

Hari itu, kami sekeluarga memutuskan pergi ke Puncak saat libur lebaran. Semenjak orang tua Ayah di kampung sudah tiada, kami sangat jarang mudik ke kampung Ayah di Aceh. Pilihannya, kalau tidak goler-goleran di ruang tamu, ya paling pergi ke tempat wisata sekitaran Jakarta, salah satunya Puncak.

Saat berangkat, kami melihat banyak mobil dan motor plat B yang mulai menginvasi kawasan pegunungan yang terletak di Kabupaten Bogor ini. Tetapi, kemacetan saat itu masih bisa terkendali. Situasi sudah jauh berbeda saat kami akan kembali ke Jakarta setelah dua malam menginap di salah satu villa yang terdapat di sana. Kali ini, ribuan wisatawan yang harus kembali kerja di hari Senin, menyerbu jalanan yang tak seberapa besar itu dalam waktu yang bersamaan.

Buat kalian yang belum pernah merasakan momen “horor” ini, saya akan memberikan sedikit gambaran seperti apa pengalaman mengerikan di sore itu.

Jalanan yang dibangun di masa Daendels ini hanya cukup untuk satu jalur. Kalian bisa bayangkan, bagaimana sesaknya jalanan Puncak itu saat dipenuhi oleh ribuan mobil dan motor yang memaksa turun. Orang-orang mulai keluar dari kendaraannya. Ada yang membakar rokok sambil menyeruput kopi, mengencingi pohon, sampai menyeduh Pop Mie.

Terdengar suara tangisan balita dari dalam beberapa mobil. Warung-warung di pinggir jalan dipenuhi orang-orang yang berdesakan mau BAB. Beberapa orang yang sudah tak tahan dengan situasi ini mulai memencet klakson mereka.

Bunyi klakson yang mulai bersahut-sahutan ini cukup membuat beberapa orang naik pitam. “Sabar woi, liat ini jalanan macet!” ucap salah seorang pria dari balik kaca mobilnya. Bunyi klakson itu tidak sedikitpun mengubah situasi, justru hanya makin memperparah.

Baca Juga:

5 Alasan Orang Kabupaten Bogor Malas Bepergian ke Ibu Kotanya, Cibinong, dan Lebih Memilih ke Kota Bogor

Bogor, Kota yang Nanggung karena Sulit Dijangkau Transportasi Umum, Harus Mampir Jakarta Dulu!

Situasi seperti ini terus bertahan sampai 10 jam ke depan. Perjalanan dari Puncak Bogor ke Jakarta Timur yang biasanya kami tempuh selama satu jam setengah, malam itu harus kami tempuh selama 12 jam.

Orang tak juga kapok

Momen itu sungguh membuat keluargaku kapok dan bersumpah tak akan lagi pergi ke Puncak Bogor saat momen libur panjang. Niat hati menghibur diri, kami malah menambah beban stress untuk dibawa balik ke Jakarta.

Apa lagi, Ayah harus kembali bekerja dan mengarungi macetnya Jakarta pada esok harinya. Aku sungguh tak bisa membayangkan rasanya jadi Ayah. Sudah menghabiskan uang jutaan rupiah untuk mengajak kami semua berlibur, ia masih harus menanggung rasa capek akibat menyetir selama 12 jam.

Momen macet-macetan di Puncak ini Bogor sebenarnya bukan momen yang unik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Aku yakin, hampir seluruh warga Jakarta dan sekitarnya pernah merasakan langsung atau setidaknya mendengar cerita tentang betapa mengerikannya macet saat momen liburan di Puncak.

Yang aku tak habis pikir adalah, mengapa ribuan orang itu masih saja memilih Puncak sebagai top of mind-nya untuk berlibur saat momen liburan tiba. Padahal, masih banyak opsi tempat wisata lainnya di sekitar Jakarta yang bisa dipilih.

Sama saja, tiap tahunnya

Bahkan, beberapa orang di sekitarku mengaku menyukai momen macet-macetan di Puncak. Katanya, letak keseruan berlibur di Puncak justru adalah macet-macetannya. Logika macam apa itu?

Memang, sih, pergi ke Puncak saat liburan itu pilihan bagi setiap orang. Tapi yang jelas, bagiku pilihan itu sudah hilang sejak lama dari diriku. Aku lebih memilih berdiam diri di rumah, atau menulis artikel ini, untuk memberitahu kalian semua betapa tidak serunya pergi ke Puncak Bogor saat momen libur panjang.

Pada momen libur panjang kali ini, saya kok yakin banget berita kemacetan di Puncak Bogor akan jadi trending topic di media sosial mana pun. Dan saya yakin banget akan bertanya hal yang sama, sudah tahu macet gila, kenapa masih pada nekat ke Puncak, sih?

Penulis: Muhammad Naufal Majid
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Puncak Bogor: Tempat Healing yang Bisa Bikin Kamu Sinting

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2025 oleh

Tags: bogorKemacetanlibur panjangPuncak Bogorwisata
Muhammad Naufal Majid

Muhammad Naufal Majid

Mahasiswa tingkat akhir yang malah sibuk kerja, bukannya nulis skripsi.

ArtikelTerkait

3 Kantin Terbaik di Kampus IPB Dramaga

3 Kantin Terbaik di Kampus IPB Dramaga

9 Juni 2023
Rosalia Indah Adalah Sebaik-baiknya Teman Perjalanan Darat dari Palembang ke Bogor

Rosalia Indah, Sebaik-baiknya Teman Perjalanan Darat dari Palembang ke Bogor

24 Mei 2023
Bojonggede, Tempat Terbaik untuk Mengungsi dari Polusi Udara Jakarta yang Semakin Parah

Bojonggede, Tempat Terbaik untuk Mengungsi dari Polusi Udara Jakarta yang Semakin Parah

14 Agustus 2023
Bantargebang Nggak Melulu tentang Gunung Sampah, Daerah Ini Menyimpan 4 Potensi Wisata yang Tak Disadari Orang

Berkendara Melewati Bantargebang seperti Melewati Neraka: Sudah Bau, Macet Lagi!

11 April 2025
5 Rekomendasi Tempat Jogging di Bogor Paling Strategis. Jadi Makin Semangat Olahraga

5 Rekomendasi Tempat Jogging di Bogor Paling Strategis. Jadi Makin Semangat Olahraga

2 September 2023
5 Hal yang Perlu Kamu Siapkan jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget terminal mojok

5 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget

20 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.