Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pulau Seram yang Tak Ada Seram-seramnya

Ulul Azmi Afrizal Rizqi oleh Ulul Azmi Afrizal Rizqi
29 Desember 2021
A A
Pulau Seram yang Tak Ada Seram-seramnya

Pulau Seram yang Tak Ada Seram-seramnya (wikimediacommons.org)

Share on FacebookShare on Twitter

Pulau Seram. Iya, Seram. Saya pertama kali mendengar nama pulau ini ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Acara Jejak Petualang mengenalkan saya dengan pulau ini. Kalau tak salah ingat, Riyanni Djangkaru masih menjadi pemandu acara tersebut.

Bagi anak SD seperti saya, mendengar kata seram membuat rasa takut sekaligus penasaran saya bergejolak. Apa iya di sana tempatnya menyeramkan sehingga diberi nama Seram?

Pertanyaan tersebut membekas di benak saya. Pernah suatu hari saya membuka atlas untuk melihat letak Pulau Seram. Ternyata cukup jauh dari tempat tinggal saya di Blora.

Belum lagi, waktu itu di televisi sedang ramainya pemberitaan konflik berdarah di Ambon, yang juga merembet ke beberapa wilayah lain di Maluku termasuk Pulau Seram. Saya cukup tau dengan pemberitaan tersebut. Oke, memang di sana tempatnya menyeramkan. Namun, apakah demikian?

Singkat cerita, belasan tahun kemudian saya menjalani pengalaman hidup yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya menapakkan kaki di Pulau Seram. Sekali lagi, takdir mengharuskan saya harus mencari sesuap nasi di pulau ini. Di Masohi, Kabupaten Maluku Tengah tepatnya.

Jelas ini tak pernah saya pikirkan dan rencanakan sebelumnya. Berawal dari kekepoan saya terhadap nomenklatur Pulau Seram, kini justru saya ditakdirkan untuk mencari tahu sendiri jawaban atas pertanyaan saya tempo dulu.

Misi saya jelas, saya ingin mencari jawaban dari pertanyaan apakah pulau ini menyeramkan.

Kesan pertama kali datang, terasa tak berbeda dengan di Jawa, kecuali penggunaan bahasa. Orang Seram terkenal dengan nada bicara yang cepat dan lantang. Saya hanya melongo mendengar mereka berbicara saking cepatnya dengan kosa kata yang asing di telinga.

Baca Juga:

4 Sisi Gelap Kebumen yang Jarang Diceritakan hingga Wisatawan Pikir Dua Kali untuk Kembali

4 Tempat Wisata Kulon Progo yang Direkomendasi Warga Lokal untuk Mencari Ketenangan

Untuk tingkat keramaian, di pulau ini bisa dikatakan hanya terpusat pada ibu kota kabupaten saja. Sebagai informasi, terdapat tiga kabupaten di Pulau Seram, yaitu Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur.

Memang jika berada di ibu kota kabupaten, suasananya tak akan jauh berbeda dengan di Jawa. Namun, jangan harap memperoleh hal serupa jika telah pergi ke kecamatan yang letaknya jauh dari pusat kota.

Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk tiga kabupaten di Pulau Seram sebesar 773.459 jiwa. Sementara itu, daerah asal saya, Blora memiliki jumlah penduduk 884.333 jiwa. Dari data tersebut tergambar populasi manusia di pulau ini belum sepadat di Jawa.

Bahkan ukuran satu kabupaten di Jawa masih terlalu padat dibandingkan tiga kabupaten di Pulau Seram. Fakta di lapangan memang demikian.

Saya pernah melakukan perjalanan dari ibu kota kabupaten menuju kecamatan terjauh di Maluku Tengah. Jarak yang harus saya tempuh sejauh 240 kilometer. Padahal, dengan jarak yang sama, di Jawa saya sudah melewati sekitar lima kabupaten dari Blora menuju Pekalongan.

Meski terlihat sepi, namun tak perlu takut untuk berjalan sendiri di malam hari. Jangan membayangkan Maluku seperti 20 tahun silam. Bekas-bekas kerusuhan kini hanya tinggal cerita. Justru, masyarakat dari berbagai suku, agama, dan ras saling hidup berdampingan. Tidak menyeramkan sama sekali.

Ada satu kebiasaan unik yang dilakukan warga pulau ini. Misalnya ketika warga yang beragama Islam akan membangun masjid, warga yang beragama Nasrani akan turut gotong royong dalam hal tenaga maupun material. Demikian pula sebaliknya. Hampir tak ada protes pembangunan tempat ibadah.

Selain itu, keanekaragaman suku juga begitu nampak di Pulau Seram. Bahkan, sekitar tahun 60-an, pemerintah melakukan program transmigrasi bagi masyarakat Jawa untuk menempati wilayah di pulau ini. Mereka telah disediakan lahan untuk tempat tinggal dan bercocok tanam.

Tak heran, di daerah Kairatu, Seram Bagian Barat atau di Kobisonta, Maluku Tengah, kita dapat dengan mudah menemukan orang berbahasa Jawa. Hebatnya lagi, rata-rata mereka hidup berkecukupan.

Saya pernah berkesempatan melakukan wawancara dengan beberapa orang Jawa yang sudah menetap di Pulau Seram. Sudah bisa ditebak, jika ditanya apakah mereka ingin kembali ke Jawa, hampir semua menjawab tidak. Mereka sudah menyatu dan ingin meneruskan hidup di Pulau Seram.

Terakhir, yang membuat saya semakin yakin Pulau Seram tak seseram namanya ialah keindahan alamnya. Jika pernah mendengar Pantai Ora, lokasinya berada di Kecamatan Seram Utara Barat. Silakan cari sendiri di internet untuk melihat keindahannya.

Ternyata, pulau ini nggak seram sekali. Justru, keindahan lah yang saya temukan di sini. Tertarik untuk mengunjungi?

Penulis: Ulul Azmi Afrizal Rizqi
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2021 oleh

Tags: pulau seramtransmigrasiwisata
Ulul Azmi Afrizal Rizqi

Ulul Azmi Afrizal Rizqi

Tukang Sensus, tinggal di Ambon. Bercita-cita kembali ke Banda Naira(lagi).

ArtikelTerkait

Kecamatan Srono Banyuwangi, Daerah Paling Toleran yang Dianaktirikan Pemkab Banyuwangi Mojok.co

Kecamatan Srono Banyuwangi, Daerah Paling Toleran yang Dianaktirikan Pemkab Banyuwangi

14 November 2023
Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi sambil Gowes di Bekasi terminal mojok

Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi sambil Gowes di Bekasi

7 Desember 2021
Liburan Nataru Tidak Cocok untuk Semua Orang, Banyak yang Memilih di Rumah Saja Mojok.co

Liburan Nataru Tidak Cocok untuk Semua Orang, Banyak yang Memilih di Rumah Saja

27 Desember 2023
Berencana Jalan-jalan ke Semarang Jangan Lupa Siapkan 5 Hal Berikut Ini Terminal Mojok

Berencana Wisata ke Semarang? Jangan Lupa Siapkan 5 Hal Berikut Ini

16 Juli 2022
Wisata ke Korea Bikin Saya Yakin Drama Korea Itu Mitos, Berikut 3 Faktanya terminal mojok

Wisata ke Korea Bikin Saya Yakin Drama Korea Itu Mitos, Berikut 3 Faktanya

24 Juni 2021
Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

Surat Terbuka untuk Bupati Gunungkidul yang Lagi Sibuk Bikin Taman Kota

24 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa Mojok.co

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

11 Desember 2025
AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet Mojok.co

AeroStreet Black Classic, Sepatu Lokal Harga 100 Ribuan yang Awet

11 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

10 Desember 2025
4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga Mojok

4 Rekomendasi Film Natal di Netflix yang Cocok Ditonton Bersama Keluarga

11 Desember 2025
Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

Trotoar Sepanjang Jalan Cikini Raya Harusnya Jadi Standar Seluruh Trotoar di Jakarta agar Berpihak kepada Pejalan Kaki

9 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.