Kalau kalian berkunjung ke Pulau Cubadak yang berlokasi di kawasan Wisata Mandeh, Sumatera Barat, kalian bakal melihat sepotong kecil surga yang jatuh ke bumi.
Menyebut Sumatera sebagai Swarnadwipa atau Pulau Emas, sepertinya belum cukup untuk mewakili pulau ini, khususnya Sumatera Barat. Nyatanya, sejauh 43 kilometer dari Kota Padang, ada wajah lain Sumatera yang nggak melulu soal emas. Wajah inilah yang kemudian sering disebut-sebut sebagai Raja Ampat-nya Sumatera Barat. Secara administrasif, lokasinya berada di Kecamatan IX Koto Tarusan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Secara lanskap wilayah, pesisir selatan Sumatera memang sungguh memukau. Bentang alam yang terdiri dari laut, hutan, dan pegunungan merupakan berkah tersendiri bagi wilayah ini. Dari sana berbagai potensi pariwisata bermunculan, termasuk juga Raja Ampat-nya Sumbar tadi. Iya, apalagi kalau bukan Wisata Mandeh.
Meskipun nggak tumbuh selayaknya pariwisata Bali atau Lombok, karena satu dan lain alasan, jika bicara soal ke-eksotis-an wilayah, Wisata Mandeh tak kalah saing. Sebenarnya, Wisata Mandeh merupakan kawasan yang terintegrasi dari berbagai tempat dan berbagai pulau. Mulai dari dari Pulau Soetan atau Sutan, hingga Pulau Cubadak yang lebih cocok disebut sebagai potongan surga.
Untuk sampai di kawasan Wisata Mandeh dari Kota Padang, kita bisa menempuh jalur Carocok Tarusan. Jalur ini bisa dibilang cukup aman untuk kendaraan apa pun karena landai. Setelah tiba di kawasan Wisata Mandeh, untuk bisa tiba di Pulau Cubadak, kita bisa menempuh dua jalur. Pertama, naik speedboat dari Pantai Carocok Painan. Kedua, naik kapal dari Pelabuhan Mandeh dengan estimasi waktu sekitar 15-20 menit.
Daftar Isi
Kondisi Pulau Cubadak terkini
Pulau Cubadak cenderung memiliki perairan yang tenang. Kondisi ini dipengaruhi oleh lokasinya yang tidak berhadapan langsung dengan laut lepas, melainkan berada di teluk. Di pulau yang tercipta dari potongan surga tersebutlah istilah Raja Ampat-nya Sumatera Barat muncul.
Sebelum pandemi Covid-19, Pulau Cubadak berpuluh tahun lamanya dikelola oleh investor asing. Pihak pengelola sendiri memiliki hak ekslusif pada pulau ini. Hak tersebut yang kemudian membatasi para wisatawan, tidak sembarang orang boleh berkunjung ke sini. Pulau ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang akan menginap. Bahkan kapal yang berlayar di wilayah ini tidak diperbolehkan meski sekadar mampir sebentar.
Namun kondisi pandemi meruntuhkan kejayaan pengelola Pulau Cubadak. Kondisinya kini lebih mirip seperti pulau mati. Hanya tersisa bekas bangunan serta fasilitas penunjang yang sudah lapuk dimakan usia. Meski begitu, hal ini tidak mengurangi sedikit pun kecantikan Pulau Cubadak yang tumbuh secara natural.
Kecantikan tersebut juga tergambar dari alaminya ekosistem di sana. Maka jangan heran jika kita bisa menjumpai spesies hewan seperti monyet ekor panjang atau babi hutan dengan mudah di sana.
Tawaran baru
Kalau sekadar menikmati sinar matahari di pantai atau menikmati pantai yang bersih cukup mainstream, Pulau Cubadak menawarkan hal baru yang mungkin tidak dimiliki pantai-pantai lain. Makanya tak berlebihan kalau Pulau Cubadak cocok disebut potongan surga.
Tawaran baru dari pulau ini adalah kehidupan air bawah lautnya yang merupakan salah satu terbaik di Sumatera. Kurang afdal rasanya kalau sampai di pulau ini tapi tidak snorkeling. Sebab, koral pipa dan koral gelembung di bawah laut sudah menanti kita untuk berjumpa. Beberapa sumber lokal bahkan menyebutkan, jika beruntung, kita bisa ditemani ikan badut dan kura-kura selama snorkeling.
Selain itu, di Pulau Cubadak, kita bisa hiking. Tenang saja, jalur trekking sudah ditata sedemikian rupa untuk memudahkan akses menuju puncak. Dengan sedikit mendaki bukit, kita akan menyaksikan pemandangan lanskap alam yang memperlihatkan gugusan pulau-pulau di sekitarnya.
Selain snorkeling dan hiking, kita juga bisa menikmati Pulau Cubadak dengan cara berkeliling. Birunya laut dipadukan dengan hijaunya pepohonan dalam hamparan pulau seluas 40 kilometer persegi sayang sekali jika dilewatkan begitu saja. Maka mengelilingi pulau jadi alternatif lain untuk menikmati private island yang ada di pesisir selatan Sumatera Barat ini.
Datang dan nikmati sendiri surga kecil bernama Pulau Cubadak
Tentu aslinya Pulau Cubadak jauh lebih indah dari yang sekadar saya jelaskan dalam tulisan ini. Sejarah panjangnya pulau ini bahkan tak mampu dituturkan lewat kata-kata. Maka tidak ada cara lain untuk menikmati Raja Ampat-nya Sumatera Barat ini selain berkunjung dan merasakan sendiri keistimewaannya.
Jika boleh meminjam istilah Sutan Sjahrir, dalam pesannya untuk menggambarkan keistimewaan Pulau Banda Maluku, “jangan mati sebelum ke Banda Neira“, begitu juga pesan saya untuk kalian. Jangan mati sebelum ke Pulau Cubadak. Jumpa sekali, maka kerinduan akan selalu menghantui. Tidak percaya? Silakan coba datang sendiri. Jangan lupa jaga kebersihan juga di pulau ini, ya.
Penulis: Faiz Al Ghiffary
Editor: Intan Ekapratiwi