Pulau Asu, Pulau Terluar Indonesia yang Tak Seburuk Namanya

Pulau Asu, Pulau Terluar Indonesia yang Tak Seburuk Namanya

Pulau Asu, Pulau Terluar Indonesia yang Tak Seburuk Namanya (Unsplash.com)

Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata “asu”? Mungkin di beberapa daerah, asu identik dengan ucapan atau umpatan dengan artian kurang baik dan nggak sopan jika diucapkan kepada orang lain. Akan tetapi asu yang satu ini sungguh berbeda dengan makna kata asu yang kerap kita dengar.

Pulau Asu termasuk salah satu pulau terluar Indonesia. Pulau ini masuk dalam gugusan kepulauan Hinako yang terletak di Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat, Kepulauan Nias, Sumatra Utara.

Kenapa dinamakan Pulau Asu?

Awalnya, banyak orang beranggapan jika penggunaan kata asu pada Pulau Asu merujuk pada banyaknya anjing yang dipelihara masyarakat yang tinggal di pulau tersebut. Namun, hal itu ternyata hanya kebetulan. Sebab, makna sebenarnya dari kata “asu” pada Pulau Asuh adalah “asuhan” yang memiliki arti terakhir dalam bahasa Nias. Jadi, boleh dibilang pulau ini merupakan pulau terakhir yang terjaga dan dikagumi masyarakat luas.

Lantaran orang Nias memiliki kecenderungan sulit mengucapkan huruf terakhir pada setiap kata, nama pulau ini jadi berubah. Makanya tak heran kalau hingga kini pulau ini dikenal luas dengan nama Pulau Asu.

Pulau Asu bak kepingan surga yang jatuh ke bumi

Hal pertama yang akan kita saksikan ketika tiba di Pulau Asu adalah birunya air laut dan langit. Pemandangan pantai yang bersih dan asri menjadikan pulau ini bak kepingan surga yang jatuh ke bumi. Air laut yang jernih, pasir pantai yang bersih, serta angin sepoi-sepoi membuat siapa pun betah berlama-lama di sini. Lantaran pulau ini belum terlalu populer, saat berlibur ke sini kita bisa merasakan seolah sedang berlibur di pulau pribadi.

Nggak perlu takut mati gaya di pulau ini. Ada beberapa aktivitas seru yang bisa kita lakukan seperti surfing, diving, hingga snorkeling. Ketinggian ombak yang mencapai 4-7 meter dan panjang ombak sekitar 200 meter sangat cocok untuk berselancar ria. Jangan heran kalau beberapa wisatawan lokal dan mancanegara berkunjung ke sini untuk surfing.

Keindahan bawah laut Pulau Asu juga tak kalah menarik. Air laut yang jernih membuat kita bisa melihat dengan jelas beragam jenis terumbu karang dan biota laut di sini. Sempatkanlah diving dan snorkeling minimal sekali seumur hidup di sini biar nggak menyesal.

Cara berkunjung

Untuk dapat berkunjung ke pulau terluar Indonesia ini, kita perlu menempuh perjalanan yang cukup panjang. Dari Bandara Kualanamu di Medan, kita harus menggunakan pesawat menuju Bandara Binaka di Gunungsitoli. Selanjutnya, dari Kota Gunungsitoli, kita harus menempuh perjalanan darat ke Sirombu selama kurang lebih 3 jam. Dari Sirombu, kita bisa memilih naik speedboat atau kapal untuk menuju Pulau Asu. Apabila naik speedboat, waktu yang dibutuhkan sekitar 40 menit, sementara kalau naik kapal butuh waktu sekitar 2 jam.

Fasilitas

Lantaran kawasan wisata Pulau Asu belum terlalu populer dibandingkan dengan kawasan wisata serupa, fasilitas yang tersedia di sini belum lengkap. Tapi nggak usah khawatir, fasilitasnya cukup memadai kok kalau mau berlibur ke sini.

Di Pulau Asu, kita bisa menjumpai penginapan dan homestay dari rumah warga lokal. Kalau pengin liburan di sini, kita bisa menyewa kamar atau homestay tersebut.

Soal makan nggak perlu khawatir, di sini banyak warung makan yang dibuka oleh warga lokal, kok. Kebanyakan menjual menu seafood segar yang tentu saja akan memanjakan lidah kita.

Gimana, tertarik untuk liburan ke pulau terluar Indonesia ini? Dijamin betah deh berlibur di sini.

Penulis: Wardah Sawitri Polem
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Hal yang Saya Rasakan Saat Tinggal di Pulau Terluar Indonesia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version