Hari Minggu 15 Januari lalu, Erick Thohir membuat satu langkah menarik dengan mendaftar sebagai calon ketua Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). Pendaftaran tersebut bukan hanya menunjukkan bahwa Menteri BUMN itu ingin serius mengurusi sepak bola dalam negeri, tapi juga menandakan keseriusannya ikut berkompetisi di pemilu tahun 2024.
Jika dibandingkan dengan nama-nama yang sering muncul dalam bursa calon presiden atau calon wakil presiden, Erick Thohir memang menjadi sosok yang paling mungkin menjadikan sepak bola sebagai batu loncatan. Pengalamannya yang pernah menjadi Presiden Inter Milan, tentu akan membuat banyak orang mengamini keputusan pencalonannya. Selain di Italia, kiprah Erick Thohir di dunia sepak bola juga terbangun di Amerika Serikat dengan pernah mengakuisisi DC United.
Dengan modal historis itulah, tampaknya Erick Thohir akan menjadi calon ketua PSSI paling populer di mata publik. Sepertinya, agak sulit untuk membayangkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju sebagai calon ketua PSSI. Kandidat lain, seperti Ganjar Pranowo yang sering mengaku sebagai fans setia Manchester United juga akan terasa kurang pas jika hendak mendaftarkan diri jadi pimpinan asosiasi sepak bola dalam negeri.
Erick Thohir sendiri nampaknya sudah memiliki hitungan matang terkait keputusannya. Jika melihat data-data survei politik yang ada, namanya sudah sering muncul meskipun masih butuh modal elektabilitas yang lebih tinggi. Seperti dalam sebuah survei yang dilakukan pada 1-6 Desember 2022 oleh Indikator Politik Indonesia pada simulasi tujuh nama calon wakil presiden. Nama Erick Thohir menempati posisi kedua dari segi elektabilitas di bawah AHY.
Sebuah capaian yang sudah lumayan karena Menteri BUMN ini mampu mengalahkan elite partai seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto, atau Muhaimin Iskandar. Bahkan dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia yang dikeluarkan pada 4 Januari lalu itu, jika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, pasangan calon Ganjar-Erick menempati posisi teratas dalam soal elektabilitas.
Dengan perolahan elektabilitas sementara yang sudah lumayan itu, Erick Thohir tentu membutuhkan dorongan lebih yang bisa semakin memuluskan jalannya untuk ikut berlomba pada pemilu tahun 2024. Dari sekian wahana yang bisa dimanfaatkan, sepak bola menjadi pilihan yang paling ideal baginya.
Sepak bola menyediakan panggung yang disaksikan oleh jutaan penonton militan dengan kualitas keras kepala tiada banding. Campuran antara rasa cinta pada olahraga yang terasa dekat di setiap kaki banyak orang dan indoktrinasi nasionalisme berkepanjangan membuat loyalitas pada penyelamat tim nasional sepak bola dapat berubah menjadi gelombang dukungan politik. Meskipun banyak faktor lain yang harus dihitung, posisi ketua PSSI tentu sangat bisa dijadikan barang dagangan dalam kampanye nantinya.
Apalagi jika kemudian Erick Thohir mampu mendorong tim nasional sepak bola Indonesia mendulang prestasi. Karena dalam beberapa waktu yang akan datang, PSSI bakal menghadapi serangkaian turnamen besar. Mulai dari Piala Asia U-20 pada bulan Maret, SEA Games 2023, Piala Asia, dan tentunya Piala Dunia U-20. Dalam turnamen terakhir, Indonesia bahkan bertindak sebagai tuan rumah. Bayangkan jika kelak Indonesia mampu menghasilkan prestasi yang menggembirakan, akan sebesar apa simpati publik yang tumbuh pada Erick Thohir.
Popularitas yang tinggi biasanya akan mendatangkan dampak elektoral yang menyenangkan hati. Menjadikan PSSI sebagai batu loncatan politik sebenarnya bukanlah barang baru di negeri ini. Hal tersebut sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Edy Rahmayadi yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara. Tidak heran, jika kemudian banyak tokoh politik yang mengincar PSSI sebagai wahana politik yang efektif.
Dan mungkin, Erick Thohir segera menyusul.
Penulis: Gifari Juniatama
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nyatanya, FIFA Sama Saja dengan PSSI, Sama-sama Problematik!