Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pak Bobby, Program Stiker Parkir Berlangganan di Medan Sudah Bagus, tapi Tukang Parkir Liar Masih Bertebaran dan Cuma Bikin Ribut di Jalan

Muhammad Irsyad oleh Muhammad Irsyad
26 Juli 2024
A A
Pak Bobby, Program Stiker Parkir Berlangganan di Medan Sudah Bagus, tapi Tukang Parkir Liar Masih Bertebaran dan Cuma Bikin Ribut di Jalan

Pak Bobby, Program Stiker Parkir Berlangganan di Medan Sudah Bagus, tapi Tukang Parkir Liar Masih Bertebaran dan Cuma Bikin Ribut di Jalan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Meski saat ini di Medan sudah berjalan program stiker parkir berlangganan, kehadiran tukang parkir liar di mana-mana masih meresahkan.

Kota Medan dan tukang parkir liar seolah dua hal yang sulit dipisahkan. Tanpa tukang parkir liar, Medan bukanlah seperti kota yang kita kenal. Bukan begitu, Pak Bobby Nasution?

Bukan tanpa alasan saya menyebutkan nama wali kota yang juga menantu Presiden Jokowi tersebut. Sebagai orang nomor satu di kota ini, beliau sebenarnya sudah berupaya untuk merubah image Kota Medan yang dikenal dengan tukang parkir liarnya yang garang. Namun, hal itu tampaknya tidak mudah.

Baru-baru ini, diluncurkan sebuah kebijakan baru berupa stiker parkir berlangganan. Cukup membayar sekitar Rp130 ribu per tahun untuk roda empat dan Rp90 ribu per tahun untuk roda dua, pengendara akan mendapat sebuah stiker barcode yang ditempelkan di kendaraannya. Nah, stiker berlangganan tersebut berlaku di 145 titik parkir di Kota Medan. 

Kebijakan tersebut seharusnya mengurangi beban pengendara yang sering terkena pungutan parkir liar sekaligus meningkatkan keteraturan di Gotham City-nya Indonesia ini. Namun sayang seribu sayang, realitanya jauh dari itu.

Bikin program stiker parkir berlangganan, tapi tukang parkir liar masih di mana-mana, ujungnya cuma bikin ribut

Alih-alih bikin teratur, kebijakan ini malah bikin tambah puyeng para pengendara. Pertama, kebijakan e-parking saja belum lama disahkan, kini sudah ditimpa lagi dengan kebijakan stiker parkir berlangganan. Wajar kalau masyarakat bingung karena programnya berganti-ganti.

Kedua, masyarakat juga tidak merasa bebas dari kutipan parkir setelah membeli stiker ini. Bagaimana tidak, para tukang parkir liar saja masih bertebaran di mana-mana. Lihat saja di akun-akun Instagram lokal Kota Medan, tak sedikit pengendara yang mencoba memviralkan momen saat mereka tetap diminta kutipan meski sudah punya stiker. 

Kalau kebijakan semacam ini mau berjalan mulus, bukankah langkah pertama adalah dengan memberantas keberadaan tukang parkir liar terlebih dahulu? Harusnya Itu menjadi salah satu tugas utama Dishub Medan saat ini. 

Baca Juga:

Yang Membunuh UMKM Itu Bukan Indomaret atau Alfamart, Tapi Parkir Liar dan Pungli

Sebagai Orang Surabaya, Saya Pikir Jalanan Medan Sudah Paling Barbar, Ternyata Jalan Jamin Ginting Jalur Karo Lebih Tidak Beradab

Di satu sisi, saya sebenarnya yakin bahwa pemerintah kota pasti sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi. Misalnya seperti masyarakat yang diminta melapor jika masih diminta kutipan oleh tukang parkir liar. Tapi, masak masyarakat harus ribut di jalan dulu baru mereka bisa ditindak? 

Program tak pandang bulu, pengendara dari luar kota juga wajib ikut meski cuma sesekali ke Medan

Belum sampai di situ. Sejumlah video viral juga menunjukkan bagaimana keributan terjadi antara pengendara dari luar Kota Medan yang ribut dengan petugas Dishub Medan. Karena tak punya stiker parkir berlangganan, petugas Dishub diduga mengusir pengendara dari luar kota yang sedang parkir. Waduh.

Dari sini saya semakin menyayangkan soal kebijakan ini. KTP saya memang di Langkat, namun sesekali saya juga pasti akan ke Medan entah karena keperluan apa. Tapi kalau begini, buat apa saya harus berlangganan stiker parkir senilai Rp130 ribu kalau ke Medan saja belum tentu sebulan sekali. Ini tidak masuk akal.

Belum lagi soal belum beresnya masalah yang saya sebutkan di awal. Sudah bayar stiker berlangganan, ke Medan cuma sesekali, eh, pas parkir masih didatangi tukang parkir liar. Baru mikirinnya saja udah kebayang malesnya seperti apa.

Programnya bagus, Pak Bobby, tapi implementasinya buruk padahal berpotensi jadi “bahan jualan” untuk maju Gubernur

Bicara kebijakan bukan hanya soal desain di atas kertas, tapi juga mengenai kesiapan sistem dan pengawasan yang memadai. Kalau itu beres, program stiker parkir berlangganan ini bisa banget untuk dijadikan bahan kampanye ketika Pak Bobby naik ke pencalonan Gubernur Sumatera Utara. Semua sudah tahu sama tahu, kok.

Saya saja yang bukan warga Medan, sedikit banyak bisa kena imbas dari kebijakan ini. Artinya, sayang sekali kalau program sebagus ini tapi implementasinya justru berantakan. Bukannya jadi modal jualan yang bagus untuk maju Pilgub, yang ada ntar malah jadi bahan kritikan lawan politiknya, lho. Sekadar mengingatkan…

Penulis: Muhammad Irsyad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 10 Hal yang Bikin Nggak Betah dan Kecewa Selama Tinggal di Medan, Cabut Aja Langsung!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juli 2024 oleh

Tags: juru parkir liarKota MedanMedanparkir liar
Muhammad Irsyad

Muhammad Irsyad

Content writer merangkap penjual pempek.

ArtikelTerkait

film india sinetron india siksaan penulis review sinopsis zoom in zoom out medan mojok.co

Mengenal Kampung Madras, Little India di Kota Medan

29 Agustus 2020
bukit gundaling medan perpisahan mitos mojok

Cerita Pedih di Balik Mitos Bukit Gundaling

1 Maret 2021
bahasa medan Kata 'Apa' dalam Konteks Bahasa Medan Itu Sakti dan Serbaguna terminal mojok.co

Jangan Asal Manggil Uwak di Medan

12 Maret 2021
7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

7 Kota dan Provinsi di Indonesia yang Selalu Apes Dapat Pemimpin Korup Terjerat KPK

28 November 2023
mati lampu

Di Medan, Mati Lampu di Bulan Puasa Adalah Keniscayaan

17 Mei 2019
5 Makanan khas Medan yang Wajib Dicicipi selain Bika Ambon dan Nasi Kentut

5 Makanan khas Medan yang Wajib Dicicipi selain Bika Ambon dan Nasi Kentut

18 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.